اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ:
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Kerdipan Mataku berIstighfar Astaghfirullah (أسْتَغْفِرُاللهَ)
Hatiku berdetik disetiap saat menyebut Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ)
Denyutan Nadiku dengan Alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH (لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)
Bayu Nafasku berzikir Allāhu akbar (اللَّهُ أَكْبَرُ)
الْحَمْدُ لِلَّهِ syukur kepada وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ...اللهَ
NABI LUT
Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Mesir, menuju Palestin,
turut serta pula anak saudaranya, iaitu Nabi Lut. Tetapi tak lama kemudian,
desakan penghidupan memaksa kedua dua Nabi ini berpisah. Nabi Lut lalu menetap
di sebuah dusun yang bernama Sadum, di kawasan Palestin juga.
Adapun penduduk kampung itu luarbiasa nakal dan rosak
perangainya. Mereka berlumba lumba mengerjakan kejahatan, segala rupa
kejahatan: merompak, membunuh teman sendiri, menganiaya sesama manusia,
sehingga tidak seorang pun dari orang lain yang dapat lalu di situ, melainkan
dirompak mereka.
Salah satu kemesuman yang paling busuk yang menjadi adat
dan kebiasaan hidup mereka, ialah bahawa suka mengerjakan pekerjaan yang hina
dina, iaitu melepaskan syahwat terhadap orang lelaki, sedangkan terhadap
perempuan tidak ada sedikitpun menarik hati dan kegemaran mereka.
Bertentangan dengan tabii alam yang biasa, dimana kaum
lelaki dengan segala kepandaian dan kekuatan memrebutkan perempuan cantik untuk
dijadikan isteri, tetapi mereka ini tidaklah tertarik sedikit juga hatinya
terhadap kaum wanita yang bagaimanapun juga cantik dan moleknya, Yang mereka
rebutkan, sampai dengan menghabiskan harta dan menumpahkan darah, ialah orang
orang lelaki sendiri lebih lagi pemuda pemuda yang gagah dan cantik, untuk dijadikan
teman hidup dan pelepas hawa nafsu mereka.
Jika ada pemuda yang lalu ke kampung mereka, pasti pemuda
itu mereka goda dan diperebutkan, kadang kadang sampai dengan menumpahkan
darah, antara satu sama yang lain.
Dapatlah digambarkan, bagaimana buruk dan celakanya nasib
wanita di saat itu. Tidak ada orang suka kepada mereka, tidak ada yang
menghiraukan. Mereka terpaksa mengerjakan hal hal yang tak layak pula dengan
sesama wanita sendiri untuk sekadar menghilangkan nafsu berahi mereka sebagai
wanita. Kerusakan masyarakat sungguh hebat dan merata di seluruh pelusuk dan
lapisan.
Demikianlah hidup mereka puluhan tahun lamanya. Kejahatan
dan kemesuman itu bukan semakin berkurang, sebab tidak seorang juga di antara
mereka yang mahu menurutkan nasihat orang lain. Bahkan kejahatan dan kemesuman
itu semakin menjadi jadi, sehingga keluar dari batas perikemanusiaan
samasekali.
Terhadap kaum yang begitu itulah, akhirnya Allah menurunkan
perintah kepada Nabi Lut dengan perantaraan wahyuNya. Perintah untuk membimbing
kaum yang sesat kepada menyembah Allah, menjauhi segala kejahatan dan
kemesuman, menghentikan semua kemungkaran yang sudah menjadi tabiat dan adat
mereka itu.
Tetapi, semua ajaran dan peringatan Nabi Lut itu tidak
dapat masuk dalam telinga dan hati mereka. Kejahatan dan kemesuman mereka
lakukan terus, bahkan semakin hebat dan hebat juga. Nabi Lut dengan tabah tak
bosan bosannya memberikan nasihat nasihat dan pengajaran kepada mereka,
diingati dengan ancaman azab Allah. Tetapi semua itu mereka permudahkan malah
mereka ejek saja.
Akhirnya Nabi Lut mendoa ke hadhrat Allah, minta agar
kaumnya yang sesat itu ditunjuki. Dan kalau sudah nyata nyata tidak akan dapat
ditunjuki dan diajari samasekali lagi, Nabi Lut minta agar kepada mereka
diturunkan ajaran yang tidak berupakan nasihat dan kata kata saja, tetapi
dikirimkan azab yang sengeri ngerinya, agar dengan azab itu mereka insaf
kembali atau musnah samasekali. Sebab tidak ada gunanya hidup mereka di muka
bumi ini, selain dari menambah kerusakan dan kejahatan saja.
Doa Nabi Lut ini didengar dan dikabulkan Tuhan. Tuhan
mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan seksa terhadap kaumnya Nabi Lut
yang derhaka dan tak mahu ditunjuki itu. Malaikat malaikat itu mula mulanya
turun dan singgah di rumahnya Nabi Ibrahim dengan berbentuk manusia. Mula mula
Nabi Ibrahim mengira yang Malaikat malaikat itu manusia biasa yang bertamu ke
rumahnya. Mereka diperlakukan Nabi Ibrahim sebagai tamu. Tetapi Malaikat
malaikat itu menerangkan yang bahwa mereka adalah Malaikat yang diutus Allah ke
kampung Nabi Lut, untuk menurunkan seksa yang sehebat hebatnya terhadap mereka
yang engkar itu.
Alangkah terperanjat Nabi Ibrahim mendengarkan seksa yang
akan datang itu, dan meminta kepada Malaikat malaikat itu untuk menunda
datangnya seksa itu, dengan harapan mudah mudahan mereka kembali dari kejahatan
mereka. Tetapi dengan tegas dijawab oleh Malaikat malaikat yang
datang itu, bahawa kepada mereka sudah dikirim Nabi Lut untuk mengembalikan
mereka dari kesesatannya. Sayang mereka tidak mendengarkan ajakan Nabi Lut itu,
sehingga semua usaha dan daya sudah dipandang cukup. Dan ditegaskan pula bahwa
Nabi Lut serta orang orang yang percaya akan terlepas dari seksa itu. Sedang
isteri Nabi Lut sendiri pun akan turut pula merasakan seksa hebat itu, karena
dia termasuk orang orang yang engkar dan tidak menurutkan kebenaran Nabi Lut.
Malaikat malaikat itupun meninggalkan rumah Nabi Ibrahim,
pergi menuju ke desa Sadum yang derhaka itu dengan berbentuk manusia yang masih
muda belia dengan wajah yang cantik molek dan menarik. Di tengah jalan Malaikat
malaikat itu bertemu dengan seorang anak perempuan yang sedang mengambil air
minum. Kepada anak perempuan itu, Malaikat malaikat itu minta supaya
diperlakukan sebagai tetamu di rumahnya. Oleh anak perempuan itu diterangkan
akan tabiat penduduk kampungnya sendiri yang penuh dengan kejahatan, lebih
lebih kalau melihat dan mengetahui akan lelaki yang berwajah cantik, pasti
timbul perkosaan dan pencemaran dengan segala cara yang mesum mesum. Maka
sebelum menerima permintaan tetamu yang terdiri dari dua orang pemuda yang
cantik molek, anak perempuan ini minta izin lebih dahulu kepada tetamunya untuk
memberitahukan dan bermusyawarah dengan bapanya.
Anak perempuan itupun pulang ke rumahnya memberitahukan
kepada bapanya dengan berkata: Ya bapaku, di sana di pintu masuk ke kota ini,
ada dua orang lelaki, yang belum pernah saya lihat penduduk kampung kita ini
sebaik dan secantik kedua mereka itu. Keduanya ingin bermalam di rumah kita.
Tetapi saya takut kalau diketahui oleh penduduk kampung kita ini, beradanya
mereka di tempat kita ini.
Bapa ini adalah Nabi Lut sendiri, sedang anak perempuan itu
adalah anaknya Nabi Lut.
Alangkah terkejutnya Nabi Lut mendengar khabar ini. Setelah
bertanyakan akan keadaan kedua orang itu, Nabi Lut memberikan nasihat kepada
anaknya bagaimana cara caranya agar tetamu itu tidak sampai diketahui oleh
penduduk kampungnya. Mula mula Nabi Lut agak keberatan
menerima kedua pemuda itu menjadi tetamu di rumahnya sendiri, takut kalau-kalau
diketahui rakyat dan pasti akan mendatangkan kecelakaan besar bagi tamu dan
dirinya sendiri. Tetapi kerana rasa perikemanusiaan, dia tidak sampai hati
untuk menolak tetamu yang ingin menumpang dan bermalam di rumahnya.
Akhirnya Nabi Lut dengan diam diam dan sembunyi sembunyi
agar jangan dilihat orang, ingin berjumpa sendiri dengan kedua pemuda yang
bertamu itu.
Setelah bertemu, lalu Nabi Lut menasihatkan supaya kedua
pemuda itu berhati hati sekali, jangan diketahui orang dan jangan sampai
menumpang di rumah orang lain di desa itu, agar jangan diperkosa dan menjadi
mangsa nafsu dan kemesuman mereka. Nabi Lut bersedia membawa mereka bermalam
dan menjadi tetamu di rumahnya sendiri, tetapi harus berhati hari benar.
Dengan rasa khuatir dan waswas yang memuncak, tetamu itupun
dibawanya pulang dengan diam diam dan sembunyi sembunyi. Tetapi malang baginya,
dalam pada itu isteri Nabi Lut sendiri, telah mengetahui akan kejadian ini dan
telah menyiarkan kedatangan tetamu itu kepada penduduk kampungnya.
Alangkah terkejutnya Nabi Lut, setelah dia dan tetamu itu
sampai di rumahnya sendiri, penduduk kampungnya sudah berkerumun mengepung
rumahnya, ingin mendapatkan lelaki yang cantik yang menjadi tamu Nabi Lut itu
untuk pelepas nafsu mereka sebagai yang diterangkan di atas tadi.
Tidak ada lain bagi Nabi Lut untuk menghindarkan kemesuman
yang akan terjadi, selain memberi nasihat kepada mereka sekali lagi, agar
mereka kembali ke jalan yang henar, meninggalkan pekerjaan yang keji dan mesum
itu serta takut kepada seksaan Allah yang mungkin datang.
Semua nasihat Nabi Lut itu hanya melayang di udara, tidak
satu pun yang dapat masuk dalam telinga dan otak mereka. Malah di saat Nabi Lut
memberi nasihat itupun sebahagian mereka sudah bersiap untuk menyerbu
merebutkan dua pemuda yang menjadi tetamu Nabi Lut itu. Melihat keadaan yang
genting itu, Nabi Lut dengan segera menutup pintu rumahnya, serta menguncinya dari
dalam, agar tidak seorang pun dari mereka itu yang dapat masuk ke dalamnya.
Kembali Nabi Lut menasihati mereka melalui sebuah jendela,
agar mereka penduduk yang sesat itu kembali kepada isteri mereka masing masing,
yang sudah diajarkan halal bagi mereka. Membuang adat yang kotor itu sejauh
jauhnya, dan memperingatkan, bahawa kalau mereka tak menurutkan nasihatnya akan
datang seksa Tuhan yang sehebat hebatnya.
Nasihat Nabi Lut ini mereka jawab dengan berkata: Hai Lut,
kami tidak tertarik kepada anak anak perempuan engkau, kami tidak hendak dan
tak ingin terhadap perempuan, engkau sudah tahu apa apa yang kami ingini itu.
Nafsu mereka sudah tiba di puncak matahari dan perasaan
mereka sudah tertutup oleh nafsu yang memuncak itu, sehingga nasihat yang
bagaimana juga pun hebatnya tidak akan terdengar lagi oleh telinga mereka,
tidak akan diterima lagi oleh akal mereka. Mereka semakin mendesak memaksa
masuk ke rumah Nabi Lut. Mereka masuk lantas menyerbu terhadap tetamu yang dua
orang itu, berebutan sebagai binatang buas.
Melihat hal yang demikian itu, kedua orang tetamu itu,
iaitu Malaikat malaikat yang diutus Tuhan itupun berkata kepada Nabi Lut: Hai
Lut, janganlah khuatir benar, kami ini Malaikat yang diutus Allah untuk
mengabulkan doa engkau dan melepaskan engkau dari bahaya besar ini, mereka
tidak dapat berbuat apa apa terhadap engkau dan kami, mereka malah akan dapat
dihancurkan. Barulah hilang ketakutan dan kekhuatiran Nabi Lut. Dengan sekejap
mata, Nabi Lut, anak perempuannya, dua Malaikat itu sendiri beserta orang orang
yang beriman dengan Lut, dapat meloloskan diri dari kepungan kaum derhaka itu.
Nabi Lut dan pengikut pengikutnya diperintahkan Malaikat itu untuk meninggalkan
desa yang keparat itu, dan tidak dibolehkan membawa isterinya sendiri, karena
isterinya termasuk mereka yang akan menerima seksa. Seperginya Nabi Lut dan
sahabat sahabatnya, maka turunlah seksa Tuhan atas desa dan penduduk desa itu.
Mula mula sekali bergoncanglah bumi dengan sehebat hebatnya, sehingga runtuh
segala gubuk dan gunung, segala gedung gedung dan rumah rumah. lalu turun hujan
batu yang sehebat hebatnya. Sehingga dalam sekejap mata saja, datarlah kampung
itu dan lenyaplah semua penduduk yang jahat, engkar dan derhaka itu.
Firman Allah: Kejadian itu adalah satu ayat Allah, tetapi
banyak orang yang tidak percaya.
Sungguh hebat dan mengerikan sekali siksa Tuhan yang
ditimpakan kepada kaum Lut, kerana kejahatan yang mereka lakukan adalah puncak
segala kejahatan, iaitu yang dinamai kemesuman, bahkan puncak dari segala perbuatan
mesum. Pembunuhan, perzinaan, perompakan semuanya itu adalah perbuatan mesum,
perbuatan yang menjatuhkan darjat manusia. Tetapi melepaskan nafsu berahi
(sexual) antara sesama lelaki atau sesama wanita, adalah lebih mesum dari semua
kemesuman kemesuman yang tersebut di atas ini. Binatang pun tak pernah
melakukan kemesuman semacam ini.
Bagaimanakah jadinya masyarakat manusia kalau kemesuman
seperti itu bermaharajalela dan merata? Akibatnya ialah terhentinya keturunan,
manusia akan lenyap dari permukaan bumi. Bumi akan kosong dari makhluk yang
bernama manusia. Bumi akan didiami hanya oleh binatang binatang lata.
Ya, sampai demikianlah jahatnya manusia berakal kalau
dibiarkan, kalau tak mahu menurutkan pimpinan Allah dengan perantaraan para
Nabi dan RasulNya. Manusia akan kehilangan rasa malu, bila meninggalkan
pimpinan Allah dan RasulNya. Tanpa perasaan malu, manusia akan menjadi lebib
rendah daripada binatang yang tak punya akal.
Nabi Lut beserta kedua orang puterinya beserta orang orang
yang beriman dengannya dihindarkan Allah dari seksa hebat itu, kerana mereka
orang orang beiman. Tetapi isteri Nabi Lut turut musnah kerana dia termasuk
golongan orang orang yang kafir itu.
Tetapi sayang, dalam Bible Perjanjian Lama, Kitab Kejadian
19, ayat 30 sampai 38, dicantumkan cerita yang sangat menodai akan kesucian
Nabi Lut dan kedua orang puterinya. Tercantum disitu, bahwa kerana semua lelaki
sudah musnah, sedang puteri itu menginginkan turunan yang baik, lalu kedua
puteri itu bersepakat untuk memberikan minuman tuak yang memabukkan kepada Nabi
Lut, agar Nabi Lut menjadi mabuk (hilang akal atau kesedarannya). Di saat Nabi
Lut kehilangan kesedaran itu, lalu kedua puterinya itu mengajak bapanya sendiri
iaitu Nabi Lut untuk bersetubuh (Nauzu Billah), agar mendapatkan keturunan dari
bapanya sendiri.
Alangkah kotor dan mesumnya cerita yang demikian ini, tertulis
dalam sebuah kitab yang mereka anggap suci. Nabi Muhammad diutus membawa Kitab
Suci al-Quran di antara lain adalah untuk membersihkan nama dari setiap Nabi
dan Rasul Allah, termasuk Nabi Lut dan kedua puterinya itu.
Firman Allah dalam al-Quran: Sesungguhnya Lut adalah
seorang dari orang orang yang diutus. Ertinya salah seorang Rasul dari Rasul
rasul Allah yang suci dan murni. Tidaklah mungkin seorang Rasul Allah akan
minum tuak yang haram dan terlarang, akan mabuk hilang akal dan kesedaran,
apalagi akan berbuat mesum dengan puterinya sendiri. Sungguh satu tuduhan palsu
yang sangat maksum. Umat Islam wajib membela nama dan kesucian Nabi.
No comments:
Post a Comment