اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ:
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Kerdipan Mataku berIstighfar Astaghfirullah (أسْتَغْفِرُاللهَ)
Hatiku berdetik disetiap saat menyebut Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ)
Denyutan Nadiku dengan Alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH (لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)
Bayu Nafasku berzikir Allāhu akbar (اللَّهُ أَكْبَرُ)
الْحَمْدُ لِلَّهِ syukur kepada وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ...اللهَ
NABI SALEH
Bangsa Ad sudah lenyap binasa, karena dosa yang mereka
perbuat. Negeri mereka sudah tandus dan kosong. Tetapi lama kelamaan di negeri
itu terdapat satu bangsa yang menempati dan mendiaminya. Bangsa baru ini
dinamakan dalam al-Quran, bangsa Tsamud. Merekalah yang berkuasa di atas bumi
yang dikuasai oleh bangsa Ad dahulu itu.
Negeri itu dibinanya kembali, sehingga menjadi negeri yang
makmur, lebih makmur lagi dari zaman bangsa Ad yang sudah lenyap itu. Penuh
dengan kebun kebun, taman taman yang indah permai, dengan hasil yang berlipat
ganda. Berdirilah kembali rumah rumah dan gedung gedung yang besar dan molek
merupakan istana istana yang indah. Malah bukit bukit yang tinggi itu mereka
lubangi menjadi rumah tempat tinggal yang teratur. Dengan rumah yang berupakan
benteng benteng perlindungan yang kukuh kuat itu, mereka maksudkan dapat
menjaga keselamatan diri dan keluarga mereka dari berbagai-bagai gangguan
manusia dan alam. Hidup bangsa Tsamud ini penuh dengan harta kekayaan, senang
bahagia tidak kekurangan suatu apa.
Hanya seperkara, sebagaimana juga bangsa Ad dahulu, mereka
lupa sama sekali kepada Tuhan, tidak kenal sama sekali kepada Allah. Karena itu
lama kelamaan mereka semakin jahat, jauh dari segala yang baik, malah menjadi
sombong sesombong sombongnya dengan harta dan kekayaan yang mereka miliki itu.
Mereka kira yang harta kekayaan mereka itu akan kekal di tangan mereka,
kesenangan dan kebahagiaan hidup mereka akan tetap selamanya. Lalu mereka
berbuat sekehendak hati mereka sendiri, menyembah dan memuja pula terhadap batu
batu yang mereka buat sendiri merupakan patung. Tepat sebagaimana yang sudah
terjadi di zaman Ad.
Kepada mereka lalu diutus Allah pula seorang Utusan, Saleh
namanya. Untuk membawa mereka mengenal Allah, mensyukuri nikmat Allah,
meninggalkan menyembah batu batu yang tidak berhak disembah itu.
Terhadap semua apa juga yang disampaikan Nabi Saleh itu,
mereka menutup telinga dan memejamkan mata, tidak mahu tahu dan percaya. Nabi
Saleh mereka pandang seorang yang tidak sepatutnya menasihati mereka, karena
merekalah yang lebih pintar dan pandai, lebih kaya, terhormat dan berkuasa,
kata mereka.
Hanya sebahagian kecil yang terdiri dari orang-orang
melarat tingkatan rendah saja yang mahu mendengarkan dan menurut ajaran itu.
Sedang yang lain jangankan akan mengikuti dan tunduk, malah Nabi Saleh mereka
anggap tidak siuman otaknya, kena sihir atau dimasuki Setan, katanya. Kalau
memang perlu nabi, maka kamilah yang pantas menjadi nabi, karena kami lebih
pintar dan lebih mulia dalam masyarakat daripada engkau, kata mereka kepada
Saleh.
Sungguhpun begitu, Nabi Saleh tetap menjalankan apa yang
diperintahkan Tuhan kepadanya, menyampaikan ajaran ajaran yang benar, dengan
kesabaran dan ketenangan. Sebab itulah makanya ada pula orang-orang yang
melarat yang turut dan tunduk akan ajaran itu. Hal ini akhirnya membimbangkan
orang-orang yang tidak mahu tunduk itu.
Mereka mencari cara dan jalan untuk memalingkan perhatian
orang dari Nabi Saleh itu, yang dapat melemahkan dan merendahkan pandangan
orang terhadap Saleh.
Begitulah pada suatu hari, mereka datang kepada Saleh dan
berkata: Cuba engkau tunjukkan kepada kami satu mukjizat (keluarbiasaan)
sebagai tanda kenabianmu itu. Kalau tidak, tentu engkauini orang yang bohong
semata mata.
Mendengar kata dan pendirian mereka yang demikian itu,
tidak ada yang dapat diperbuat Nabi Saleh selain berdoa kepada Tuhan: Ya,
Tuhanku! Kaumku tetap mendustakan aku, selain sebahagian kecil saja yang
beriman denganku. Untuk mengatasi ini, sudi apalah kiranya Tuhanku memberi aku
satu mukjizat untuk jadi tanda kebenaranku. Dengan mukjizat mana, mudah mudahan
mereka beriman jua!
Allah mengabulkan permintaan Nabi Saleh, lalu berfirman
kepadanya: Pergilah mendapatkan kaummu dan katakan kepada mereka agar mereka
berkumpul di luar kota di kaki gunung yang tampak itu, untuk dapat melihat
mukjizat yang mereka kehendaki itu. Dari gunung itu nanti akan muncul seekor
unta betina yang luar biasa bagus, besar dan gemuk, tidak pernah mereka melihat
unta seperti itu. Tetek unta itu akan selalu penuh dengan air susu, sekali pun
setiap jam diperah tidak henti hentinya. Setiap orang diperbolehkan mengambil
air susunya, dengan syarat bahawa unta itu dibiarkan bebas sebebas bebasnya,
tidak boleh diganggu dan diusik oleh siapa saja. Dan unta itu harus dibiarkan
meminum air yang ada di sumur itu berganti hari dengan mereka penduduk. Ertinya
hari ini air minum itu semuanya untuk unta itu, dan besoknya air sumur itu
semuanya untuk penduduk. Begitulah seterusnya. Di hari giliran unta, tidak
seorang juga manusia dibenarkan mengambil air. Begitu pula di hari giliran
penduduk, unta tidak akan meminum sedikitpun. Setelah wahyu itu disampaikan
Nabi Saleh kepada mereka, mereka berkumpullah menanti unta yang dimaksudkan
itu. Tak lama kemudian, dari gunung itu muncullah seekor unta yang luar biasa
bagus, gemuk dan besarnya, persis seperti apa yang diterangkan Nabi Saleh
kepada mereka.
Unta itu langsung ke sumur dan meminum semua air yang ada.
Dan benar bahawa tetek unta itu selalu penuh dengan air susu. Mereka mulailah
mengambil tempat susu untuk dapat mengambil air susu dari unta itu.
Demikianlah saban hari, di hari mereka tidak dapat air dari
sumur karena habis diminum unta, sebagai gantinya mereka dapat memerah air susu
dari unta itu untuk diminum.
Begitulah dari hari ke hari, minggu ke minggu, orang orang
beriman semakin bertambah kuat keimanannya, tetapi bagi orang orang yang engkar
bukan menjadi beriman kerananya sebagai kata kata mereka ketika meminta minta
mukjizat dahulu, malah mereka bertambah irihati terhadap Nabi Saleh dan orang
orang yang beriman, mereka terus mengengkari seruannya terang terang.
Maka timbullah keinginan buruk dalam batin mereka untuk
membunuh unta itu, agar kebenaran Nabi Saleh tidak tersiar kerananya. Mula mula
mereka berani, tetapi kemudian ragu ragu dan takut, sebab sebagai dikatakan,
Nabi Saleh mengancam dengan turunnya seksa Tuhan bila unta itu diusik.
Lama mereka itu berfikir-fikir antara membunuh unta itu
atau tidak membunuhnya. Berapa kali di antara mereka mencuba mendekati unta itu
untuk dibunuhnya, tetapi mereka akhirnya mundur karena khuatir akan seksaan
yang dijanjikan Nabi Saleh itu. Lama konon unta itu tinggal merdeka menjadi
perhatian orang banyak. Semakin banyak juga orang yang percaya kepada Saleh.
Tetapi akal jahat dan niat buruk mereka itu membuka jalan bagi mereka untuk
melakukan satu perbuatan yang sejahat jahatnya. Kecantikan seorang perempuan,
akan mereka jadikan alat untuk menjalankan niat mereka yang jahat itu. Dengan
perempuan cantik, dengan mudah mereka akan memperolehi pemuda yang berani untuk
membinasakan unta itu.
Bila seorang lelaki telah dapat ditawan hatinya oleh
seorang perempuan cantik, maka lelaki penakut bisa menjadi orang paling berani
untuk menunaikan perintah perempuan yang cantik itu. Seorang lelaki yang se
pintar pintarnya, bila sudah dapat ditawan hatinya oleh seorang perempuan
cantik akan menjadi lelaki yang paling bodoh, sehingga dapat diperintah oleh si
perempuan cantik itu melakukan pekerjaan yang bahaya sekalipun. Hal ini
diketahui oleh mereka yang engkar dan kafir itu. Mereka tidak segan segan
menjalankan tindakan keji itu. Seorang perempuan cantik yang derhaka,
menyerahkan diri untuk melakukan lakonan berat ini.
Seorang perempuan cantik anak bangsawan dan kaya raya pula,
Saduq binti AlMahya namanya, sanggup menyerahkan kehormatan dirinya kepada
seorang pemuda berani, iaitu Masdak bin Mahraj, asal saja pemuda itu berani
membunuh unta yang menjadi bukti kebenaran Nabi Saleh itu.
Masjid Quba
Ada lagi seorang perempuan tua yang keparat pula, dengan
rela hati menyerahkan pula seorang anak gadis remaja kepada pemuda yang bernama
Qudar bin Salif, asal saja pemuda itu berani pula membunuh unta itu.
Kedua pemuda itupun rupanya belum berani melakukan
pembunuhan atas unta itu berdua duaan saja, lalu mencari teman teman lainnya.
Mereka dapat teman tujuh orang lagi. Begitulah akhirnya semua mereka itu dengan
diam diam mendekati akan tempat di mana unta itu berada, lalu memanah unta itu
sehingga patah kakinya sebelah, diiringi oleh pukulan pedang yang tajam oleh
Qudar bin Salif, sehingga terburailah perut besar dan usus unta itu keluar.
Unta itupun lalu roboh ke tanah dan mati.
Kedua pemuda tadi lalu kembali mendapatkan kaumnya membawa
khabar gembira ini dengan buktinya sekali. Semua rakyat engkar yang menjadi
golongan mereka, menyambut kedua pemuda itu sebagai sambutan seorang jenderal
besar yang menang perang layaknya, bahkan lebih dari itu. Keberanian pemuda
pemuda itu dipuja setinggi langit dengan kata dan pujaan yang luar biasa.
Mereka sudah bunuh unta itu, dan tidak terjadi apa apa.
Lalu mereka mengejek akan firman Allah, peringatan Nabi Saleh yang telah
memberi ancaman kepada siapa yang berani membunuh unta itu. Mereka mengejek dan
berkata: Ya, Saleh, datangkanlah sika yang telah engkau janjikan itu, sekiranya
engkau benar benar utusan Allah.
Saleh berkata kepada mereka: Saya sudah beri peringatan
kepadamu sekalian, tetapi peringatan saya itu sudah kamu langgar dengan nyata.
Kamu sudah berbuat dosa. Sekarang kamu boleh bersenang-senang dan bergembira
atas kematian unta itu tiga hari saja. Sesudah tiga hari, seksa yang dijanjikan
Tuhan itu akan datang, dan bukanlah ini perjanjian yang bohong.
Tempoh tiga hari masih diberikan kepada mereka oleh Nabi
Saleh, dengan harapan mudah mudahan mereka insaf dan minta ampun, beriman
kepada Allah dan utusanNya. Tetapi oleh kaum yang derhaka dan celaka itu,
dianggap sebagai tanda kelemahan. Belum sampai tiga hari, mereka sama sama
datang kepada Nabi Saleh mengejek lagi dengan bertanya: Percepatkanlah
datangnya seksa yang engkau janjikan itu. Dan banyak lagi cara cara mereka
mengejek itu.
Nabi Saleh hanya berkata: Hai, kaumku, kenapa kamu minta
segera datangnya seksa, bukan kebaikan? Kenapa kamu tidak minta ampun kepada
Allah, mudah mudahan kamu diberinya ampun?.
Sehari sebelum janji itu habis, karena mereka masih ragu
ragu dan syak, sehingga berhati takut takut terhadap seksa yang dijanjikan itu,
maka mereka mengadakan rapat raksasa sekali, di mana mereka bersepakat akan
membunuh Nabi Saleh di malam itu juga, kerana sangka mereka dengan matinya Nabi
Saleh, seksa itu mungkin tidak datang. Allah melindungi NabiNya, sehingga
terjauh dari pembunuhan di malam itu.
Besoknya sebagaimana yang dijanjikan Nabi Saleh, maka azab
atau seksa yang dijanjikan Tuhan itu turunlah, berupakan badai taufan yang
sedahsyat dahsyatnya, sehingga mereka berserta harta benda dan ternak mereka
musnah sama sekali. Rumah-rumah mereka yang besar-besar dan kukuh menjadi abu
yang berterbangan kena tiupan taufan dahsyat. Hanya Nabi Saleh dan pengikutnya
saja yang selamat. Melihat kejadian sedih itu, Nabi Saleh berkata: Hai, kaumku,
sudah saya sampaikan kepadamu apa yang diperintahkan Allah menyampaikannya, dan
sudah cukup nasihatku kepadamu, tetapi kamu tidak suka kepada orang yang beri
nasihat.
Bangsa Ad dan Tsamud ini berulang ulang disebut Allah di
dalam Kitab Suci al-Quran sebagai dua bangsa terjelek di permukaan bumi ini di
zaman purba, sebelum lahirnya Nabi Muhammad s.a.w., sesudah kaum Noh yang juga
sering disebut sebagai bangsa yang terjelek. Kedua bangsa terjelek tersebut
sudah dihancurkan Allah se penuhnya. Bukan saja bangsa (manusia)nya yang
dihancurkan Allah, tetapi juga seluruh harta benda, rumah dan tanah yang mereka
diami, lebih hebat dari penghancuran yang disebabkan bom atom yang dijatuhkan
di Hiroshima dan Nagasaki.
Kalau ditanyakan orang, bangsa manakah yang terjelek di
zaman sekarang ini, kita tak dapat menjawabnya, hanya Allah sajalah yang
mengetahuinya. Dan menurut sebahagian ulama, sebagai mukjizat dari Muhammad
s.a.w., sesudah Nabi Muhammad s.a.w., Allah tidak lagi akan melakukan
penghancuran total demikian rupa sekalipun atas bangsa terjelek, kalau bangsa
terjelek itu di zaman sekarang atau di zaman yang akan datang. Kepada Nabi
Muhammad diajarkan bahawa Allah bersifat bahkan bernama as-Sabur, yang bererti
sangat sabar. Segala seksaan hebat, Allah undurkan pelaksanaannya sampai nanti
di Akhirat terhadap orang-orang atau bangsa-bangsa terjelek itu.
Sekalipun begitu, namun seksa seksa yang tidak bersifat
total, melainkan bersifat insidental dan bersifat setempat, akan terus menerus
dilaksanakan Allah atas orang dan bangsa atau golongan yang sudah melewati
batas kejahatan atau dosanya. Seksa itu mungkin berupa perang hebat, kekacauan
atau bencana alam. Setiap kekacauan dan bencana alam pada hakikatnya menurut
Agama Islam adalah merupakan peringatan dari Allah, agar manusia kembali ingat
dan beriman kepada Allah. Sebab itu, untuk mengatasi segala macam kekacauan dan
bencana, selain tindakan yang bersifat politik, ekonomi dan sosial, harus
dilaksanakan pula dengan cara bertaubat, minta ampun, bersyukur, memuji-muji
terhadap Allah, dan dengan mempergiat berbagai-bagai ibadat dan amal kebajikan
yang diperintahkan dan diajarkan Allah. Perbanyakan sembahyang, puasa, zikir,
doa dan bersedekah terhadap fakir miskin atau orang orang yang kesusahan.
Dengan jalan begitu, Allah akan melenyapkan segala kekacauan dan
bencana-bencana itu.
No comments:
Post a Comment