Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X الله أكبر
Alhamdulillah syukur kepada ALLAH
Belajar TENAGA DALAM Biar Sakti…
Ilmu Tenaga Dalam Dalam Perspektif Islam
Al
Ustadz DR. Muhammad Nur Ihsan
Alhamdulillah, segala puji
hanya milik Alloh ‘Azza wa jalla yang telah
menyempurnakan Islam dan meridhoinya sebagai agama yang benar. Sholawat dan
salam semoga tercurahkan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rosul
yang diutus dengan membawa petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang haq
(amal sholeh). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menyampaikan risalah dengan sempurna, menunaikan amanah dan berjihad di jalan
Alloh Ta’ala sampai beliau wariskan kepada umatnya jalan
yang lurus lagi terang bagaikan matahari di siang hari. Tidaklah keluar dari
jalan tersebut kecuali orang yang sesat dan celaka. Amma ba’du.
Akhir-akhir ini tumbuh subur berbagai kelompok yang mengajarkan
ilmu tenaga dalam. Konon sang guru memiliki teknik membangkitkan atau
mengembangkan tenaga ghaib dalam tubuh manusia. Masyarakat berbeda dalam
menilai dan menghukuminya sesuai dengan latar belakang pemahaman dan pendidikan
mereka. Sebenarnya bagaimana pandangan Islam tentang keilmuan tersebut dan
hukum mempelajarinya?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas terlebih dahulu
diperjelas maksud ilmu tenaga dalam dan rahasia-rahasia yang terdapat di
dalamnya.
DEFINISI TENAGA DALAM
Dari berbagai referensi boleh disimpulkan bahwa yang mereka
maksud dengan ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang mempelajari cara membangkitkan
kekuatan/tenaga dalam (inner power) dengan cara-cara
tertentu, antara lain : teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus
tertentu dan dengan cara meditasi (tafakur).[1]
Dan dari persaksian sebagian mantan praktisi tenaga dalam
yang telah meninggalkan keilmuan tersebut dan kembali kepada sunnah menjelaskan
bahwa dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika terdapat bermacam pokok
kesesatan dan kesyirikan, antara lain :
Dengan belajar tenaga dalam (ilmu metafisika) seorang boleh
“menjadi sakti” dengan menyalurkan energinya ke bagian tubuh tertentu.
Dengan kekuatan fungsi jurus boleh mengalahkan musuh dari
jarak jauh.
Ketika latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid
diharuskan boleh emosi/marah dalam latihan menyerang.
Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan menjadi dukun/paranormal.
Di antara bentuk perdukunan yang terdapat dalam keilmuan ini adalah teknik
membuat seseorang jatuh cinta, ilmu santet (membuat orang sakit), teknik
penyembuhan, mendeteksi barang hilang, teknik mengetahui masa lalu dan masa
depan dan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengisi” benda hidup
atau benda mati untuk berbagai macam keperluan.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik pembentengan benda
hidup/mati dari bahaya.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik mengusir jin
pengganggu.
Inilah beberapa kesesatan dan penyimpangan yang terdapat
dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika.
PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM
Sebelum menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini,
ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik
dari sisi keilmuan dan peribadatan.
Alloh Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arofah
tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi
nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS.
al-Maidah [5]: 3).
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam diutus Alloh Ta’ala dengan
membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagaimana firman Alloh Ta’ala:
“Dia (Alloh) yang mengutus
Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]:
28, dan ash-Shof [61]: 9)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Petunjuk adalah apa yang dibawa oleh beliau
berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal sholih yang benar
lagi bermanfaat di dunia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir :
2/425, cet. Dar al-Fikr).
Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang
bermanfaat yang membawa seseorang kepada keridhoan Alloh Ta’ala dan mewujudkan ketentraman batin dan
ketenangan jiwa serta keselamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang
ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelakakan manusia dan larangan dari
mempelajarinya.
Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami
sesuai dengan pemahaman salafus sholih generasi terbaik umat ini.
Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang seharusnya seorang
muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan memahaminya. Adapun seluruh keilmuan
yang bertentangan dengan seluruh prinsip di atas maka ia adalah ilmu yang
tidak bermanfaat dan dilarang untuk mempelajarinya. Sebab akan merusak dan
menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir,
ilmu hitam, ilmu kebatinan dll.
Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang
semisalnya, boleh disimpulkan secara global dan secara terperinci.
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Ilmu tenaga dalam dan
sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan
Sunnah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan
untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang
penuh dengan aktivitas jihad.
Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada
para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu
yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan merobohkan musuh dari jarak jauh,
tentu telah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
para sahabat dan diwariskan oleh para sahabat kepada generasi sesudahnya.
Akan tetapi hal itu sama sekali tidak pernah terjadi, dengan demikian jelaslah
kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membuat
sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia
bertolak.” Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang
tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua : Ilmu ini berasal dari luar
Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun
dari kata krachtos yang berarti tenaga
dan logos yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh
orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke
Babylon, Yunani, Romawi dan Persia.
Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan
bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.
Para bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan
lewat tengah malam agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan
tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan
tenaga dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus
tertentu.[2]
Hal ini memperkuat pernyataan di atas, bahwa ilmu ini adalah
ilmu yang bid’ah dan tidak bermanfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan
tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala akan menjelaskan
kepada Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah
dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum
pengutusan Rosul ‘alaihis salam
Dengan demikian kita tahu bahwa kebatilan dan kebohongan
telah dilakukan sebagian perguruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan
perguruan mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam,
al-Barokah, al-Ikhlas, Hikmatul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah
penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan
tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan
keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membuktikan
bahwa seluruh perguruan tenaga dalam merupakan sarana dan fasilitas untuk
menebarkan kesesatan, kesyirikan, sihir, mistik.
Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam
terdapat pokok kesesatan dan kesyirikan yang sangat banyak, sebagaimana yang
telah disebutkan di atas secara global.
Keempat : Di antara dampak negatif
ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntutnya kepada
Alloh Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan
dan kekuatan luar biasa yang boleh merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga
ia merasa tidak butuh pertolongan siapa pun.
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan
izin Alloh, maka ia bertawakkal kepada Alloh Ta’ala dan
meminta pertolongan kepada-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan keselamatan
serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.
Kelima: Di antara kaidah yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang
bid’ah yang tidak ada landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi
adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak jaman dahulu
yang dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi
dalam salah satu aliran Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Aktivitas
ini merupakan usaha antara yang membawa kesadaran menuju samadi.[3]
Intinya adalah aktivitas perenungan yang berusaha untuk
menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia Tasawuf dengan istilah (Ittihaad)
yakni Alloh Ta’ala bersatu dengan makhluk.
Maha suci Alloh dari keyakinan yang kufur ini. Tidak diragukan lagi bahwa
konsep dan ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah islamiyah.
Itulah sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh
perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan
menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya yang berujung kepada kebatilan,
kesyirikan dan praktek kesesatan yang mistik.
Adapun meditasi atau tafakur yang
disyariatkan adalah tafakur tentang
makhluk ciptaan Alloh yang merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi
seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan
melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.
Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk
menambah keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu
juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu introspeksi diri dan
kembali kepada Alloh dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan kepada yang
Maha Kuasa.
Keenam : Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam perguruan tenaga
dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman yang benar terhadap hakikat
Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu
orang – orang yang berpegang teguh dengan al-Quran dan loyal kepada Sunnah
adalah orang-orang yang akan berada
dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama memerintahkan kita untuk
mempelajari ilmu yang bermanfaat.
KRITIKAN SECARA MENDETAIL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang boleh menjadi
sakti.
Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga
dalam adalah kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak
pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.
Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan
diperbolehkan tentu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para sahabatnya yang terlebih dahulu mempelajari dan
menggunakannya dalam peperangan. Namun Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang
gugur syahid dalam pertempuran tersebut.
Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah
suatu kebaikan dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak
terlepas dari peran setan dalam menyesatkan para walinya.
Oleh kerana itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai
ilmu kebal yang dimiliki al-Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa
pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai nabi.
Setan-setan telah melepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua kakinya,
membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam, menjadikan batu marmer
bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat sekelompok orang berjalan
kaki dan menunggang kuda terbang di udara seraya berkata ia adalah malaikat
padahal jin.
Ketika kaum muslimin telah berhasil menangkap al-Harits
ad-Dimasygi untuk dibunuh, seseorang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak
mempan (punya ilmu kebal). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang
yang menikamnya itu : “Itu adalah kerana engkau tidak menyebut Nama Alloh Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba
lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan
ternyata tewaslah ia seketika. (Majmu’ Fatawa,
Syaikhul Islam, 11/285)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengomentari
riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang disertai setan. Setan-setan
tersebut akan meninggalkan mereka apabila dibacakan di sisi mereka apa yang
mengusirnya seperti ayat kursi.”
Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan
tentu akan dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para sahabat dalam menghadapi musuh dalam
peperangan dan jihad di jalan Alloh Ta’ala
Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid
diharuskan boleh emosi/marah.
Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji
dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.
Berbeda halnya dengan ajaran perguruan tenaga dalam,
seseorang diajari boleh emosi dan marah. Hal ini tentu bertentangan dengan
petunjuk nabi yang mewasiatkan seorang untuk tetap sabar dan tidak marah. Sebab
emosi merupakan kunci dan sumber kejahatan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya
seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat,
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau
mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori,
no.6116).
Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata:
“Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya emosi/marah adalah sumber segala
kejahatan dan menahan diri darinya adalah sumber segala kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam, 1/362).
Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi
bersumber dari setan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam “Sesungguhnya marah atau emosi adalah
(bersumber) dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan api
hanya boleh dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang kamu marah maka
berwudhulah.”
Dan dalam hadits yang
lain dijelaskan bahwa : “Sesungguhnya setan mengalir
dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhori)
Kemungkinan inilah rahasianya, kenapa perguruan tenaga
dalam mengajarkan bagaimana seorang boleh emosi atau marah tatkala menyerang
lawan, sebab ajaran perguruan tersebut adalah hasil dari bisikan setan. Dan
dengan sifat marah setan dengan cepat akan boleh menguasai seseorang, kerana ia
mengalir dalam tubuh manusia bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia akan boleh
mempengaruhi lawan dan menguasainya berkat bantuan khodamnya (setan).
Hal ini diperkuat oleh pernyataan para praktisi tenaga dalam
bahwa jurus akan berfungsi penuh dan sempurna jika lawan dalam keadaan emosi.
Jadi bukanlah kerana energi tenaga dalam musuh yang dalam keadaan emosi dapat
ditaklukkan dengan fungsi jurus-jurus tertentu, tetapi khodam jurus itulah
yang langsung merasuk ke dalam tubuh lawannya yang dalam keadaan emosi menuju
otaknya hingga lawannya boleh kita permainkan dengan fungsi jurus tenaga
dalam/ilmu metafisika.”
Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi
dukun / paranormal
Hal ini dapat dilihat dari praktiknya, di antaranya mereka
menjadikan seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit (santet), penyembuhan
dari penyakit dengan jurus-jurus tertentu, meramal barang hilang atau makhluk
halus, meramal masa lalu dan masa depan dan meramal isi hati orang.
Semua praktik di atas dilarang oleh syari’at Islam, kerana
ilmu tenaga dalam adalah ajaran setan yang berusaha menggiring manusia keluar
dari agama sehingga terjerumus ke dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut
tidak keluar dari dua alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.
Membuat seorang jatuh cinta
Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu membuat seseorang cinta kepada
orang lain. Dalam istilah lain disebut dengan at-tiwalah yaitu
sesuatu yang dibuat untuk membuat istri cinta kepada suaminya atau sebaliknya.
(Lihat Fathul Majid, hlm. 123)
Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sabda
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya ruqyah (dengan
mantera dukun), jimat dan tiwalah (sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Tiwalah dihukumi sebagai syirik kerana digunakan untuk
mendatangkan kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain Alloh Ta’ala. (Lihat Fathul Majid, hlm.
124)
Maka apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga dalam dengan
cara-cara tertentu untuk menjadikan seseorang jatuh cinta atau menyukai termasuk
salah satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di
atas.
Ilmu santet (membuat orang sakit)
Hal ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam dan ilmu
metafisika dengan cara dan bentuk yang bermacam-macam. Cara ini diketahui oleh
orang yang bergabung dalam perguruan ilmu tersebut. Terlepas dari cara dan
media yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut terlarang kerana bertujuan
menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam sihir yang diharamkan oleh agama.
Imron bin Hushain
berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta
tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda Benda, burung dan
lain-lain), orang yang meramal atau yang meminta diramalkan, orang yang
menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal
dan membenarkan apa yang is katakan, maka sesungguhnya is telah kafir terhadap
wahyu yang diturunkan kepada Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al-Ausath, al-Mundziri berkata: Sanad ath-Thobaroni hasan.
Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan sanadjayyid)
Sihir tidaklah akan terlaksana kecuali dengan bantuan setan
dan menghambakan diri kepada- nya serta melakukan hal-hal yang diharamkan oleh
agama.
Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghoib
Pada ilmu tenaga dalam diajarkan teknik penyembuhan dari
berbagai penyakit dengan menggunakan fungsi jurus-jurus tertentu. Dan tidak
diragukan bahwa teknik seperti ini adalah cara yang bid’ah yang bertentangan
dengan syari’at, khususnya dalam penyembuhan penyakit psikis dan yang ghoib.
Agama memerintahkan kita untuk berobat dengan pengobatan
yang disyari’atkan dan bersih dari unsur-unsur kesyirikan serta segala hal yang
diharamkan, sebab Alloh Ta’ala tidak
menjadikan kesembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Wahai hamba Alloh, berobatlah,
maka sesungguhnya Alloh tidaklah menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya
penyembuahan (obat), kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau
menjawab : yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“Tidaklah Alloh menurunkan
penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuhan (obat).”
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga melarang berobat dengan yang haram, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
“Berobatlah, dan janganlah
berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)
Alloh Ta’ala telah
menurunkan obat yang sangat mujarab untuk seluruh penyakit, baik fisik atau
psikis, yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak kaum muslimin tidak boleh
menggunakan dan memanfaatkannya secara baik dengan disertai keyakinan yang
benar. Alloh Ta’ala berfirman :
“Dan Kami telah menurunkan
al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang yang beriman dan
al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang yang dholim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)
“Hai manusia, sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang
beriman. ” (QS. Yunus [io]: 57)
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata
: “Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati
(psikis), fisik dan penyakit-penyakit (yang ada) di dunia dan akhirat. Dan
tidaklah setiap orang ahli (boleh) dan diberi taufiq untuk boleh menggunakannya
sebagai penyembuhan. Dan apabila orang yang sakit boleh melakukan pengobatan
dengan baik dengan al-Qur’an dan meletakkannya pada penyakit dengan
(penuh) kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang
putus dan melengkapi syarat-syaratnya, maka tidak satupun penyakit yang akan boleh
melawannya selama-lamanya.
Dan bagaimana mungkin penyakit akan boleh melawan perkataan
Robb (yang menciptakan) bumi dan langit yang seandainya kalau ia diturunkan
kepada gunung-gunung tentu akan hancur atau (diturunkan) kepada bumi tentu
akan terpotong-potong. Tidak satupun dari penyakit hati (psikis) dan fisik
kecuali di dalam al-Qur’an terdapat jalan (cara) untuk menemukan obat dan
penyebabnya dan (cara) untuk (melakukan) preventif darinya, (tentu) bagi orang
yang diberi pemahaman oleh Alloh Ta’ala tentang
kitab-Nya…. Adapun (resep) penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka al-Qur’an
telah menyebutkannya secara rinci dan menyebutkan (juga) sebab-sebab penyakit
dan (cara) mengobatinya. Alloh Ta’ala berfirman
:
“Apakah tidak cukup (bagi)
mereka bahwa sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu al-Qur’an yang
dibacakan kepada mereka.” (QS. al-Ankabut [291: 51)
Maka barangsiapa yang tidak boleh disembuhkan oleh al-Qur’an
maka Alloh Ta’ala tidak akan menyembuhkannya
dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur’an maka Alloh Ta’ala tidak akan memberikan kecukupan baginya.”
(Zadul Ma’ad, 4/322)
Penulis mengajak kita membaca dan merenungi perkataan Imam
Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.
Semoga hal itu memotivasi kita untuk membaca al-Qur’an,
merenungi dan memahaminya, agar ia menjadi lampu penerang kehidupan dan obat penyembuh
segala penyakit jiwa (psikis) dan fisik.
Sangat disayangkan, mayoritas kaum muslimin sekarang ini
berpaling dari al-Quran, tidak membaca dan merenunginya. Mereka juga meninggalkan
Sunnah. Akhirnya setan membisikkan kepada mereka agar mencari alternatif
selain al-Qur’an untuk mengatasi problematika kehidupan dan penyembuhan
penyakit yang mereka rasakan. Caranya adalah dengan melakukan terapi-terapi
perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam, yang membuat mereka
terperangkap ke dalam jaringan setan yang selalu berusaha menggiring manusia
kepada kesesatan dan kesyirikan, baik disadari atau tidak. Na’uzubillah min zalik.
Meramal barang hilang atau makhluk halus.
Cara ini biasanya dilakukan oleh praktisi ilmu tenaga dalam
dengan melatih indranya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi
sensitif hingga boleh ‘meradar’ lokasi
barang yang hilang atau makluk halus.
Tidak diragukan bahwa cara mendeteksi barang hilang seperti
ini tidak ada beda secara subtansi dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab
termasuk mengaku mengetahui benda yang hilang. Sekalipun para praktis ilmu
tenaga dalam mengingkari hal itu.
Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi
tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak
diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan
apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)
Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan
membenarkan perkataanya adalah tidak diterima sholatnya empat puluh hari dan
kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam lantas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan
mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.
Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa
depan.
Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghoib yang telah
lalu atau yang akan datang kecuali Alloh Ta’ala ,
sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah, tidak ada seorang
pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali
Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)
Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara
ghoib merupakan kekhususan Alloh Ta’ala Bahkan
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
utusan Alloh Ta’ala tidak mengetahui
perkara ghoib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya. Seandainya ia
mengetahui yang ghoib tentu akan mengetahui rahasia takdir yang akan terjadi
dan beliau tentu akan mengantisipasinya. Alloh Ta’ala :
“Katakanlah : ‘Aku tidak
berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemadhorotan
kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan sekiranya aku mengetahui perkara yang
ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa
kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita
gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al-A’rof [71:188)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghoib itu ada lima, tidak ada seorang pun
yang mengetahuinya melainkan Alloh Ta’ala Tidak ada yang mengetahui
(takdir) apa yang di dalam kandungan selain Alloh Ta’ala, tidak ada yang
mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Alloh Ta’ala tidak ada seorang pun
yang mengetahui (dengan pasti) bilahujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan
tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh
Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui bilaterjadinya hari kiamat kecuali Alloh
Ta’ala” (HR. Bukhori)
Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para praktisi dan
penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahwa mereka dengan teknik meditasi
dan memakai ilmu clairvoyance boleh mengetahui
masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan setan dan
kesesatannya.
Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang
lain.
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk
perdukunan dan sihir yang diharamkan agama, sebab isi hati orang lain
merupakan perkara ghoib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali
Alloh Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Dia mengetahui (pandangan)
mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati.” (QS. Ghofir [401:19)
“Sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui segala isi hati.” (QS. Fathir [35]:34)
Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad seorang paranormal
yang diisukan sebagai Dajjal dan boleh mengetahui perkara yang tersembunyi dan
isi hati seseorang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepadanya :
“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia menjawab: “Dukh.”
(potongan dari kata dukhan yaitu asap) Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pergilah dengan hina, kamu
tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak boleh menebak apa yang
disembunyikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan
paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengutuk dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahwa
orang-orang yang berusaha mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati
seseorang, tiada lain kecuali para pembohong yang mengikuti para Dajjal dan
setan.
KELIMA :
TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA
MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN
Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir.
Ini adalah salah satu bentuk praktek kesyirikan yang mengurangi atau bahkan membatalkan
tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk dijadikan jimat,
pengasihan, penjagaan, kewibawaan, dll. Praktek seperti ini dihukumi oleh
Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan
jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)
Jika benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi
dijadikan sebagai jimat dengan keyakinan bahwa ia adalah penyebab mendatangkan
kebaikan dan menolak madhorot, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan
dosa besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahwa benda tersebut dengan
sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak madhorot, maka ini adalah
syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.
Sebagian guru tenaga dalam ‘mengisi’ muridnya dengan
‘energi’nya dan ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai
“jimat hidup”. Hal ini akan berdampak buruk bagi murid sebab ia akan selalu
bergantung kepada dirinya dan lupa kepada pertolongan Alloh Ta’ala dan
Hilang atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa.
Hal ini kerana ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari
segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. Alloh Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang
seperti ini, hidupnya tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan
(memakai) jimat maka Alloh tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan
menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis
jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup
tenteram.” (HR. Imam Ahmad)
Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan
dengan keinginan dan tujuannya.
KEENAM :
PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP
ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN
Tidak diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara
yang disyari’atkan untuk menjaga diri segala kejahatan dan mengusir jin. Teknik
yang diajarkan di ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk praktek perdukunan
dan sihir yang diharamkan agama.
Seorang mukmin meyakini bahwa tidak seorang pun yang boleh
memadhorotkannya kecuali apa yang telah ditakdirkan Alloh Ta’ala akan menimpanya. Sehingga ia selalu
meminta perlindungan dari Alloh Ta’ala dan
bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang boleh menyelamatkannya dari
bermacam bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang tertanam di
hatinya.
Oleh kerana itu ia cukup membaca dzikir-dzikir yang
disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a yang
ajarkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berikut ini :
“Barangsiapa singgah di suatu
tempat dan dia mengucapkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min
syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang
sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang
membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)
Sedangkan untuk mengusir jin cukup baginya dengan membaca
dzikir pagi sore terutama ayat Kursi, sebagaimana yang terdapat dalam hadits
yang shohih yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a
berikut :
“Apabila kamu hendak tidur
bacalah ayat kursi, Alloh senantiasa akan menjagamu dan setan tidak akan
mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia
telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pembohong (besar) itu adalah
setan.” (HR. Bukhori)
Demikianlah cara syar’i dalam membentengi diri dari segala
bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang diajarkan dalam perguruan
ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang diharamkan oleh agama. Landasan ilmu
tenaga dalam tiada lain adalah dibisikkan setan kepada para walinya.
Demikianlah sebagian kesesatan dan kesyirikan yang terdapat
dalam ilmu tenaga dalam dan sejenisnya. Dari pemaparan di atas kita boleh memahami
betapa besar peranan setan dalam menyesatkan manusia dari jalan yang benar.
Juga dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam
adalah haram kerana tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat,
bahkan ia merupakan cara setan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai
kesesatan dan kesyirikan yang boleh membuat seseorang keluar dari agama Islam.
Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca. Penulis berdo’a semoga Alloh Ta’ala senantiasa menunjuki kita kepada kebenaran
dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkannya. Semoga
Alloh ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita
kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya. Amiin. []
[Disalin dari Majalah Al FURQON,
Edisi 10. No: 102 dan Edisi 11. No: 103, tahun ke-9 1431-H/2010-M, untuk
dipublikasikankembali di ibnuabbaskendari.wordpress.com]
Catatan Kaki:
[1] Lihat
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_dalam
[2] Lihat : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam
[3] Lihat : http://id.wikipedia.org/wiki/meditasi dan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Zen
Baca juga artikel ini : https://aslibumiayu.net//2011/11/21/pengobatan-dengan-tenaga-dalam-bolehkah/
Fanatisme dan Taklid buta kepada Golongan atau Kelompok
Tertentu,bukanlah ajaran Rasulullah,August 22, 2012In "Belajar
Nasehat"
ABU THALIB Meninggal Dalam Kondisi KAFIR, Mengikuti Agama
Abdul Muthalib (Agama Kesyirikan)December 17, 2015In "ahlul
bait"
Sejarah Kelam Maulid Nabi, Itu Bukanlah
Ajaran IslamFebruary 14, 2011In "Belajar Nasehat"
wah..wah…makin banyak aja..yg musuhin tenaga
dalam belajar lg mas agamanya….baca nih….http://delete-fatih.blogspot.com/
Justru kerana belajar agama, jadi tahu, bahwa
tidak ada tenaga dalam dalam islam, itu hakekatnya bantuan dari jin,
Rasulullah saja tidak mempunyai tenaga dalam,
ketika perang uhud, gigi beliau rontok,
Kalau memang ada tenaga dalam dalam islam,
tentu Rasulullah mengajarkannya, enak kan jika dipakai buat melawan musuh
islam,.. tinggal kasih saja tendangan jarak jauh…. pukulan jarak jauh,.. boleh
tuh buat ngusir penjajah indonesia dulu,… KENAPA DI INDONESIA BANYAK ORANG SAKTI,
TAPI DI JAJAH PULUHAN, BAHKAN RATUSAN TAHUN???
Mas, islam bukan pengecut mas,.. berani,
berhadap-hadapan,…
Kalau
tenaga dalam itu buat orang yang pengecut,.. ditambah jika kita mempelajari
tenaga dalam, hanya menjadikan kita sebagai budak setan,..
No comments:
Post a Comment