أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
(الْحَمْدُ لِلَّهِ)Tahmid Dengan Denyutan Nadiku
(لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)Tahlil Degupan Jantungku
(اللَّهُ أَكْبَرُ)Takbir Hela Turun Naik Nafasku
اَلْحَمْدُ ِللهِ syukur kepada اللهَ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ... اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ ALLAH اللهَ
ALLAH اللهَ
SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa
ALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ... اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ ALLAH اللهَ
SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa
SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa
Abdul
Karim bin Muhammad Nur – Kerinci Indonesia menyusun sebuah kitab yang
menjadi pegangan seluruh murid beliau yang ditulis menggunakan huruf
jawi (Arab Melayu), mudah-mudahan Allah meredhai dan menjadi khazanah
berguna untuk diri hamba dan generasi seterusnya - http://www.jalansufi.com/
1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ushuluddin atau 'Aqidul Iman.
Kepada
Sahabat yang arifin dan budiman sudilah kiranya berbagi pada hamba yang
awam untuk menghuraikan Mubada (Pendahuluan)dari pada Ilmu
ini.....mudah-mudahan bermanfaat.
1. Nama.
2. Mana tempat ambilannya
3. Apa kandungannya
4. Apa-apa tempat bahasannya atau Maudu’nya
5. Apa faedah ilmu ini
6. Apa nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu
7. Siapa orang yang menghantarkan ilmu ini atau yang mengeluarkannya
8. Apa hukumnya
9. Apa kelebihannya
10. Apa kesudahan ilmu ini
Adapun Mubadi ilmu tauhid itu sepuluh perkara:
1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ussuluddin, ilmu ‘Aqidul Iman
2. Tempat ambilannya : yaitu diterbitkan daripada Qur’an dan Hadits
3.
Kandungannya yaitu mengandung pengetahuan dari hal membahas ketetapan
pegangan kepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada
beberapa simpulan atau ikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil
supaya diperoleh I’t’ikad yang yakin (kepercayaan yang putus/Jazam
sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimana
kepercayaan itu.
4. Tempat bahasannya atau Maudu’nya kepada empat tempat:
a.
Pada Zat Allah Ta’ala dari segi sifat-sifat yang wajib padanya,
sifat-sifat yang mustahil padaNya dan sifat-sifat yang harus padaNya.
b.
Pada zat rasul-rasul dari segi sifat-sifat yang wajib padanya,
sifat-sifat yang mustahil padanya dan sifat-sifat yang harus padanya
c.
Pada segala kejadian dari segi jirim dan jisim dan ngarad sekira-kira
keadaannya itu jadi petunjuknya dan dalil bagi wujud yang menjadikan
dia
d.
Pada segala pegangan dan kepercayaan dengan kenyataan yang didengar
daripada perkhabaran rasul-rasul Allah seperti hal-hal surga dan neraka
dan hari kiamat
5.
Faedah ilmu ini yaitu dapat mengenal Tuhan dan percaya akan rasul dan
mendapat kebahagian hidup didunia dan hidup di akhirat yang kekal.
6.
Nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu, yaitu ilmu ini ialah ilmu yang
terbangsa kepada agama islam dan yang paling utama sekali dalam agama
islam.
7.
Orang yang menghantarkan ilmu ini atau mengeluarkannya yaitu, yang
pertama mereka yang menghantarkan titisan ilmu tauhid dengan mendirikan
dalilnya untuk menolak perkataan meraka yang menyalahi ialah dari pada
ulama-ulama yang mashur yaitu Imam Abu Al hasan Al Asy’ari dan Imam Abu
Mansur At Maturidi tetapi mereka pertama yang menerima ilmu tauhid
daripada Allah Ta?ala ialah nabi Adam alaihissalam, dan yang akhir
sekali Nabi Muhammad SAW.
8.
Hukumnya, yaitu fardhu ‘ain bagi tiap-tiap orang yang mukallaf
laki-laki atau perempuan mengetahui sifat-sifat yang wajib, yang
mustahil dan yang harus pada Allah Ta’ala dengan jalan Ijmal atau
ringkasan begitu juga bagi rasul-rasul Allah dan dengan jalan tafsil
atau uraian .
9.
Kelebihannya yaitu semulia-mulia dan setinggi-tinggi ilmu daripada ilmu
yang lain-lain, karena menurut haditsnya nabi: Inallahata’ala lam
yafrid syai’an afdola minattauhid wasshalati walaukana syai’an afdola
mintu laf tarodohu ‘ala malaikatihi minhum raakitu wa minhum sajidu,
artinya, Tuhan tidak memfardukan sesuatu yang terlebih afdhol daripada
mengEsakan Tuhan. Jika ada sesuatu terlebih afdhol daripadanya niscaya
tetaplah telah difardhukan kepada malaikatnya padahal setengah daripada
malaikatnya itu ada yang ruku’ selamanya dan setengah ada yang sujud
selamanya dan juga ilmu tauhid ini jadi asal bagi segala ilmu yang lain
yang wajib diketahui dan lagi karena mulia , yaitu Zat Tuhan dan rasul
dan dari itu maka jadilah maudu’nya semulia-mulia ilmu dalam agama
islam.
10.
Kesudahan ilmu ini yaitu dapat membedakan antara I’tikad dan
kepercayaan syah dengan yang batil dan dapat pula membedakan antara
yang menjadikan dengan yang dijadikan atau antara yang Qadim dengan
yang muhadasNya
Adapun pendahuluan masuk pada menjalankan ilmu tauhid itu berhimpun atas tiga perkara:
1. Khawas yang lima yaitu, Pendengar, Penglihat, Pencium, Perasa lidah dan Penjabat
2. Khabar Mutawatir, yaitu khabar yang turun menurun. Adapun khabar mutawatir itu dua bahagi:
1. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah orang banyak
2. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah rasul-rasul
3. ‘Aqal, yaitu hukum yang menetapkan sesuatu perkara adanya atau tiadanya.
Akal
Adapun ‘Akal itu dua bahagi :
1. ‘Akal Nazori, yaitu akal yang berkehendak kepada fikir
dan keterangan.
2. ‘Akal Doruri, yaitu akal yang tiada berkehendak kepada
fikir dan keterangan.
Adapun Hukum ?Akal itu tiga bahagi:
1. Wajib ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal
akan tiadanya maka wajib adanya (Zat, Sifat dan Af’al Allah)
2. Mustahil ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal
akan adanya maka mustahil adanya (Segala kebalikan daripada sifat yang wajib,
sekutu)
3. Harus ‘Akal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan
adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baharu/diciptakan)
MUMKINUN (Baharu Alam)
Adapun yang wajib bagi ‘Alam mengandung empat perkara:
1. Jirim, yaitu barang yang beku bersamaan luar dan dalam
seperti, batu, kayu, besi dan tembaga
2. Jisim, yaitu barang yang hidup memakai nyawa tiada
bersamaan luar dalam seperti manusia dan binatang
3. Jauhar Farad, barang yang tiada boleh dibelah-belah atau
dibagi-bagi seperti asap, abu dan kuman yang halus-halus
4. Jauhar Latief, yaitu Jisim yang halus seperti roh,
malaikat, jin, syaiton dan nur
Wajib bagi Jirim, Jisim, Jauhar Farad dan Jauhar Latief
bersifat dengan empat sifat:
1. Tempat, maka wajib baginya memakai tempat seperti kiri
atau kanan, atas atau bawah, hadapan atau belakang
2. Jihat, maka wajib baginya memakai jihat seperti utara
atau selatan, barat atau timur, jauh atau dekat
3. Berhimpun atau bercerai
4. Memakai ‘arad, yaitu gerak atau diam, besar atau kecil,
panjang atau pendek dan memakai rasa seperti manis atau masam, masam atau tawar
dan memakai warna-warna seperti hitam atau putih, merah atau hijau dan memakai
bau-bauan seperti harum atau busuk
Hukum Adat Thobi'at
Adapun yang wajib bagi hukum adat Thobi’at yang dilakukan
didalam dunia ini sahaja,
Seperti makan, apabila makan maka wajib kenyang sekedar yang
dimakan begitu juga api apabila bersentuh dengan kayu yang kering maka wajib
terbakar, dan pada benda yang tajam yang apabila dipotongkan maka wajib putus
atau luka.
Dan begitu juga pada air apabila diminum maka wajib hilang
dahaga sekedar yang diminum. Adapun yang mustahil pada adat Thobi?at itu tiada
sekali-kali seperti makan tiada kenyang, minum tiada hilang dahaga, dipotong
dengan benda yang tajam tiada putus atau luka dan dimasukkan didalam api tiada
terbakar. Akan tetapi yang mustahil pada adat itu sudah berlaku pada nabi
Ibrahim as di dalam api tiada terbakar dan pada nabi Isma?il as dipotong dengan
pisau yang tajam diada putus atau luka .
Adapun yang mustahil pada adat itu jika berlaku pada
rasul-rasul dinamakan Mu’jizat, jika berlaku pada nabi-nabi dinamakan Irhas,
jika pada wali-wali dinamakan Karamah, dan jika pada orang yang ta?at dinamakan
Ma’unah dan jika berlaku pada orang kafir atau orang fasik yaitu ada empat
macam:
1. dinamakan Istidraj pada Johirnya bagus dan hakikat menyalahi
2. dinamakan Kahanah yaitu pada tukang tenung
3. dinamakan Sya’wazah yaitu pada tukang silap mata
4. dinamakan Sihir yaitu pada tukang sihir
اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
والله أعلم بالـصـواب
Moga Bermanfaat.
Moga Bermanfaat.
...........................................................................................................
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X الله أكبر
Alhamdulillah syukur kepada ALLAH
Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X الله أكبر
Alhamdulillah syukur kepada ALLAH
No comments:
Post a Comment