22 March 2020

Kesan Zikir Terhadap Otak Manusia





Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sesungguhnya Aku berniat kerana Allah:
Tugasan gerak tubuh badanKu
Daku Niatkan Tasbih anggota tubuhku buat Allah.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya kepada Mu Ya Allah..

Hatiku berdetik disetiap saat menyebut Subhanallah سبحان الله
Denyutan Nadiku dengan  Alhamdulillah الحمد لله
Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH لا إله إلا الله
Hembusan Nafasku berzikir Allāhu akbar  الله أكبر

 الحمد لله syukur kepada الله



Kesan Zikir Terhadap Otak Manusia

Copy and Paste
Bismillah....


Continue






Berzikirlah dengan penuh khusyuk iaitu sebut dengan lidah ingat dalam fikiran dan rasakan dengan hati. Apabila lidah,fikiran dan hati bersatu dalam zikir, pasti akan terasa betapa lazatnya mengingati Allah s.w.t. Kita akan dapat merasakan gelombang setiap lafaz zikir yang diucap mengalir masuk ke dalam hati dan menghasilkan satu rasa yang tidak tergambarkan


Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabk an untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Sem ua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.




Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan. Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.


Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. satu kaji an yan g dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar. Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.


Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkata an yan g sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkata an yan g diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.



Oleh itu, saudara-saudara ku seIslam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.


Alhamdulillah
Continue

Subhanallah, Inilah Pengaruh Dzikir Terhadap Otak

*
otak“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan tenteram hati mereka dengan zikrullah, ketahuilah hanya dengan mengingat Allah itu, hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d, ayat 28)
OTAK hanyalah aktivitas-aktivitas bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu untuk memungkinkan ia bekerja dengan sempurna.
Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktivitas yang kita lakukan dan pemahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah dari aliran interaksi bio-listrik yang tidak terbatas.
Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan satu aliran bio-listrik di wilayah saraf otak tersebut.
Bila zikir disebut berulang-ulang kali, aktivitas saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-listrik. Lama-kelamaan kelompok saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kelompok saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan.
Otak mulai memahami hal baru, melihat dari sudut perspektif berbeda dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan fit secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.
Hasil penelitian laboratorium yang dilakukan terhadap subjek ini dimuat dalam majalah Scientific American, edisi Desember 1993. Satu penelitian yang dilakukan di Universitas Washington dan tes ini dilakukan melalui tes pemindaian PET yang mengukur kadar aktivitas otak manusia secara tidak sadar.
Dalam penelitian ini, sukarelawan diberikan satu daftar kata benda. Mereka diharuskan membaca setiap kata tersebut satu persatu dan menghubungkan kata-kata dengan kata kerja yang terkait. Ketika sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bagian berbeda otak menunjukkan peningkatan aktivitas saraf, termasuk di bagian depan otak dan korteks.
Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi daftar kata yang sama berulang-ulang kali, aktivitas saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Ketika daftar kata baru diberikan kepada mereka, aktivitas saraf kembali meningkat di daerah pertama.
Ini sekaligus membuktikan secara ilmiah bahwa kata yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kebugaran otak dan menambah kemampuannya.
Subhanallah, “maka nikmat tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” [inbermu]
(muslimina.blogspot.com)

Para Ilmuwan Cari Serupa Struktur Sel Otak dengan Alam Semesta

Katakanlah: "Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak berguna untuk menandakan kuasa Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan kepada orang-orang kafir ". (Yunus: 101)
"Dan tidakkah mereka perhatikan bahawa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (juga) untuk mencipta sesuatu yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu tertentu bagi mereka yang tidak meragukannya? Maka orang-orang yang zalim itu tidak mahu kecuali kekafiran. " (Al-Isra: 99)
_________________________
Para saintis telah mendapati bahawa struktur sel di dalam otak adalah sama seperti struktur alam semesta.  http://sprott.physics.wisc.edu/pickover/pc/brain-universe.html
"Satu hanya saiz mikrometer, yang lain adalah berbilion-bilion tahun cahaya. Satu menunjukkan neuron dalam cerebellum, yang lain adalah gambaran alam semesta. Kedua-duanya, mengejutkan, menunjukkan persamaan corak dalam fenomena alam yang luas dan berbeza. " (David Constantine).
B & U - Salin (2)
B & U - Salin
B & U
"Dan Dia menciptakan langit dan bumi dengan betul. Dan firman-Nya adalah benar ketika Dia berkata: "Jadilah, maka itu terjadi", dan di tangan-Nya adalah semua kekuatan ketika sangkakala ditiup. Dia tahu yang ghaib dan kelihatan. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui. " (Al-An'am: 73)
"Dan adakah mereka tidak memperhatikan kerajaan surga dan bumi dan segala yang diciptakan Tuhan, dan kemungkinan kemusnahan mereka menghampiri? Jadi untuk berita apa yang mereka akan beriman selain Al-Qur'an? (Al-A'raf: 185)

Profesor Neurosains Masuk Islam Setelah Meneliti Keajaiban Sujud

*
norolog copyR. FIDELMA O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, AS.
Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam islam. Dr Fidelma, yang juga sebagai seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.
Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud! Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.
Setelah penelitian itu, Dr Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar. Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman: “Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal.” (Q.S Al Maidah: 58). (Muhammad Ihsan, http://dtislam.blogspot.com/)
Mecca01_normal
Fidelma OLeary stands outside the Grand Mosque in the heart of Mecca. OLeary, a green-eyed blonde from the United States, was born in Ireland to a devout Catholic family and converted to Islam while in college. (Photograph copyright Reza, National Geographic Society).
O'Leary
Fidelma O’Leary answers questions about making the “Hajj,” the sacred pilgrimage to Mecca as an Irish-American Muslim, Feb. 11, in Goldwin Smith Hall’s Hollis E. Cornell auditorium. Both events were part of Islam Awareness Week, which continues through Feb. 19. (http://www.news.cornell.edu)

No comments: