اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Kerdipan Mataku berIstighfar Astaghfirullah (أسْتَغْفِرُاللهَ)
Hatiku berdetik disetiap saat menyebut Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ)
Denyutan Nadiku dengan Alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH (لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)
Hela Turun Naik Nafasku berzikir Allāhu akbar (اللَّهُ أَكْبَرُ)
الْحَمْدُ لِلَّهِ syukur kepada وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ...اللهَ
Doa Para Ulama Sebelum Memasuki Bulan Ramadhan
Tidak lama lagi kita akan segera memasuki bulan Ramdhan. Tinggal hitungan hari, bulan yang mulia itu akan segera menyapa kita. Ia bagaikan tamu agung yang membawa berbagai kebaikan dan keberkahan, menjanjikan rahmat dan ampunan. Pahala akan dilipat-gandakan. Doa dan munajat dikabulkan. Dosa-dosa akan dihapuskan. Dan segala segenap keutamaan lain yang dijanjikan. Tida ketinggalan, di dalamnya juga terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Mungkin itulah yang terlintas dalam pikiran kita ketika berbicara perihal Ramadhan. Banyaknya keutamaan yang terkandung di dalamnya, menjadikan setiap mukmin selalu merindukannya.
Kerinduan itu diungkapkan oleh para salafus shalih dengan cara senantiasa memohon agar Allah mempertemukannya dengan bulan tersebut. Bahkan jauh sebelum memasuki bulan Ramadhan, enam bulan sebelumnya, mereka sudah memohon dan melazimi do’a tersebut. Mua’lla bin Al-Fadhl berkata, “Dulu, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah ta’la mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (lihat: Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Memohon agar dipertemukan dengan bulan ramadhan sendiri telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, apabila melihat hilal pada Ramadhan dan pada bulan selainnya, beliau membaca doa:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
“Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan dan iman, serta keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (bulan) adalah Allah.” (HR. Tirmidzi) Untaian doa yang serupa juga banyak dicontohkan oleh salafus shalih.
“Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan dan iman, serta keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (bulan) adalah Allah.” (HR. Tirmidzi) Untaian doa yang serupa juga banyak dicontohkan oleh salafus shalih.
Salah satu di antara doa tersebut adalah riwayat yang bersumber dari Yahya bin Abi Katsir. Dalam kitab Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab menyebutkan bahwa sebelum memasuki bulan Ramadhan, Yahya bin Katsir senantiasa memohon kepada Allah ta’ala dengan doa berikut ini:
اللّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلىَ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُقَبَّلاً
“Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan, sampaikanlah bulan Ramadhan kepada kami, dan terimalah amalan-amalan kami.” (Lihat: Lathaif Al-Ma’arif, Hal: 158) Sementara doa lain yang cukup masyhur juga terdapat dalam musnad Imam Ahmad.
“Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan, sampaikanlah bulan Ramadhan kepada kami, dan terimalah amalan-amalan kami.” (Lihat: Lathaif Al-Ma’arif, Hal: 158) Sementara doa lain yang cukup masyhur juga terdapat dalam musnad Imam Ahmad.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad) Menurut jalur periwayatan, hadis di atas derajatnya dhaif (lemah), tidak shohih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2342).
“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad) Menurut jalur periwayatan, hadis di atas derajatnya dhaif (lemah), tidak shohih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2342).
Di dalam jalur perawinya ada Zaidah bin Abi Raqod. Ia terkenal sebagai mungkarul hadis (yang memalsukan hadis). Imam Nawawi mendhaifkannya dalam Kitab Al-Azkar, (hal: 457) dan Imam Az-Zahabi dalam Kitab Al-Mizan (2/65), Ibnu Hajar dalam Tayiin Al-‘Ajab (hal: 38) Ibnu Rajab dalam Lataif Al-Ma’arif, hal: 143 dan Al-Albani dalam Al-Jami’ (4395)
Namun demikian, para ulama, di antaranya Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam kitab Dzadus Shaim, berpendapat bahwa meskipun hadis di atas dinilai tidak shahih, namun tidak mengapa bagi seorang mukmin untuk senantiasa berdoa dan memohon agar Allah Ta’ala mempertemukannya dengan bulan Ramadhan dan bisa memaksimalkan ibadah di dalamnya. Wallahu a’lam bis shawab! Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan.
No comments:
Post a Comment