29 January 2020

Tafakur dalam perspektif psikologi islam

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BismillahHirahmanirRahim


Tafakur dalam perspektif psikologi islam

Setiap kali manusia tafakur merenungkan dirinya, ia akan mendapatkan rahasia-rahasia yang sangat mengejutkan dan menakjubkan menganai bentuk tubuh dan rahasia-rahasia roh serta alam semesta berikut kekuatan yang nampak dan tidak nampak, serta pemahaman tentang benda-benda empiris dan cara menyimpan dan mengingatkannya kembali. Ia akan tahu tempat penyimpanan berbagai persepsi dan pengetahuannya, bagaimana semua gambaran dan pandangan serta hasil penglihatannya dapat terukir dengan jelas.

Hati yang selalu bertautan dan berhubungan dengan Allah serta pandangan yang benar terhadap alan dan manusia, akan melahirkan kesadaran bahwa bulatan bumi dan isinya tidak lain hanya atom kecil yang tidak bernilai dalam kerajaan Allah yang luas. Bertafakur mengenai segaala ciptaan Allah dan isinya tanpa mengenal batas waktu dan tempat, karena dari alam wujud itulah kita dapat merasakan dan mencintai Allah. Karena seorang mukmin tidak boleh memikirkan Zat Allah, manusia hanya boleh memikirkan Allah dari apa yang diciptakannya. Perbedaan individu dalam bertafakur diantaranya :

1. Kedalaman iman
Kedalaman berfikir dan renungan pertama kali tergantung kepada derajat iman seseorang dan hubungannya dengan Allah. Karena hanya Allah dan diri pribadi yang dapat mengetahuinya. Di dapti hal-hal yang menakjubkan jika seseorang sudah menjalani tafakur yang mendalam, ia betul-betul tenggelam dalam tafakurnya sehingga tidak menyadari lagi apa yang ada disekelilingnya.

2. Kemampuan memusatkan pikiran
Kemampuan individu dalam memusatkan pikiran dengan cepat agar tidak mudah capek dan bosan cirri semacam ini banyak ditentukan oleh system saraf yang diberikan Allah swt kepada seseorang. Seseorang yang memiliki daya tangkap sebagai penjaga pintu yang mengatur saref dan urat nadi yang menghubungkannya ke otak.

3. Kondisi emosional dan rasional
Tafakur membutuhkan ketenangan, ketentraman jiwa, serta kesehatan fisik dan psikologis. Seseorang yang sedang mengalami kegelisahan, cemas dan ketakutan tidak dapat memikirkan tentang ciptaan Allah . oleh sebab itu kesehatan fisik dan sikis sangat di butuhkan pada saat bertafakur . karena pada saat bertafakur atau mmecahkan masalah menjadi lemah bersama dengan tambahnya kegelisahan dan depresi. Walaupun hasil yang di dapatkannya hanya rendah.

4. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seseorang tinggal, kadars sibuk tidaknya pikiran dengan problem sehari-hari yang dapat menpengaruhi seseorang untuk melakukan tafkur.

5. Tingkatan pengetahuan tentang objek tafakur
Sejauh mana pengetahuan seseorang tentang objek tafakur. Karena seseorang yang memiliki pengetahuan atau ahli mengenai sesuatu akan mempermudahkan ia pada saat bertafakur.

6. Contoh baik dan pengaruh pergaulan
Pengalaman dan contoh yang diperoleh seseorang pad saat bertafakur apakah sudah sesuai dengan kadar dan ukuran pencapaiannya. Karena dikatakan bahwa oaring yang selalu bertafakur dan berzikir akan dibukakan pintu yang luas untuk mendekat, sehingga seolah-olah ia melihat dan menyaksikan apa yang ada di langit dan di bumi.

7. Esensi sesuatu
Esensi dan cirri sesuatu yang menjadi objek renungan dan proses berpikir dalam mentafakuri ciptaan Allah swt.

8. Kadar kebiasaan terhadap objek
Kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk melakukan tafakur dapt menjadikan dirinya tertutup matanya, karena dirinya merasa terbiasa dengan apa yang di lakukannya. Seharusny adengan kebiasaanny aitu manusia harus dapat mengembangkan lebih maju.

Alangkah bahagianya jika kita dengan bertafakur dapat lebih mendekatkan diri dengan Allah dan alam ciptaannya, sehingga kita dapat merasakan kenyamanan dan keakraban dengan alam sekitar tidak hanya dengan manusia saja, tetapi ke semua makhluk ciptaan Allah.


url/psikonseling/tafakur-dalam-perspektif-psikologi.html
Ilmu spritual

Sebelum membahas tentang cara-cara memiliki ilmu spiritual, kita akan perjelas dulu apa itu Ilmu Spiritual. Pengertian sederhananya, Ilmu Spiritual adalah pengetahuan tentang kemampuan melebihi manusia pada umumnya, yang mana sebab-sebab kemampuan itu berasal dari metaenergi yang tidak tampak mata. Seperti energi listrik, metaenergi hanya bisa dibuktikan dengan gejala-gejala yang ditimbulkan atau dengan pengamatan mata batin. Dalam prakteknya, Ilmu Spiritual sering digabungkan dengan keyakinan agama atau kebudayaan masyarakat setempat dimana Ilmu Spiritual itu berkembang.
Dalam bahasa keseharian orang indonesia, Ilmu Spiritual disebut dengan berbagai istilah. Berikut ini kami jelaskan beberapa istilah dan alasan digunakan istilah itu untuk menyebut Ilmu Spritual.
Ilmu Gaib, dikatakan gaib karena memperlajari energi dan makhluk gaib. Kata "Gaib" atau lebih tepatnya "Ghoib" berasal dari bahasa arab yang artinya tidak terlihat. Selain alasan itu, disebut Ilmu Gaib juga karena sesuai filsafat Ilmu Spiritual yang seharusnya tidak diperlihatkan, alias harus disembunyikan, jangan sampai dipamerkan kepada orang lain untuk kesombongan. Istilah yang hampir sama artinya dengan Ilmu Gaib adalah Ilmu Kebatinan, dari kata "batin" yang bisa berarti hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya.
Ilmu Metafisika, hampir sama dengan istilah ilmu gaib diatas, istilah meta-fisika digunakan karena dalam Ilmu Spiritual dipelajari energi dan kejadian yang tidak terlihat secara fisik dan tidak sesuai dengan hukum fisika.
Ilmu Hikmah, digunakan untuk menyebut Ilmu Spiritual yang berkembang dikalangan umat islam. Ilmu Hikmah punya ciri khas yaitu amalan yang digunakan adalah doa khusus berbahasa arab, dzikir kalimat tertentu dan ayat suci Al-Quran yang diyakini bisa menjadi wasilah atau perantara terkabulnya sebuah doa.
Ilmu Supranatural, dikatakan supra-natural karena pemilik ilmu spiritual secara otomatis mempunyai kemampuan melebihi kemampuan alami manusia pada umumnya. Misalnya kemampuan mengobati tanpa mengetahui ilmu kedokteran, ketahanan kulit dari serangan senjata tajam, tahan terhadap racun, api dan sebagainya.
Ilmu Kasepuhan, istilah ini dipakai oleh orang jawa untuk menyebut Ilmu Spiritual karena pada zaman dulu Ilmu Spiritual hanya diajarkan kapada orang sepuh yang artinya orang usia tua atau orang yang spiritualitasnya sudah mapan. Digunakan sepuh sebagai patokan dikarenakan jika Ilmu Spiritual dipelajari sembarang orang, maka bisa menyebabkan penyalahgunaan untuk kejahatan.
Beberapa kalangan menganggap Ilmu Spiritual sebagai hal yang sakral, keramat serta terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan ada yang dianggap Wali. Perlu kami terangkan, bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih Allah) tidak sama dengan Ilmu Spiritual yang sedang kita pelajari. Wali Tuhan tidak pernah mengberharapkan kemampuan supranatural tersebut. Karomah itu datang atas kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh, ikhlas dan rendah hati. Sementara kita adalah orang yang memohon kepada Tuhan dengan penuh harapan agar Tuhan melimpahakan karunianya berupa kemampuan supranatural.
Berbagai Jalan Untuk Memiliki Ilmu Spiritual
Bebeda dengan sains (pengetahuan ilmiah) yang hanya bisa dikuasai dengan cara belajar, Ilmu Spiritual bisa dimiliki dengan beragam cara yang unik. Setidaknya ada 4 jalan yang umumnya bisa menyebabkan seseorang memiliki kemampuan spiritual, yaitu:
Melakukan Olah Spiritual. Ini adalah cara yang umum dilakukan orang untuk mendapatkan kemampuan spiritual. Esensi dari olah spiritual adalah memohon kepada Tuhan agar dari dirinya sendiri terpancar kekuatan spiritual. Bentuk olah spiritual sangat beragam sesuai aliran ilmu spiritual atau sesuai keyakinan dan budaya masyarakat dimana ilmu spiritual berkembang. Di tanah jawa, olah spiritual ini disebut "lelaku" atau "tirakat" yang berasal dari kata arab yang bisa diartikan menempuh suatu perjalanan. Tirakat orang jawa umumnya berupa semedi (meditasi), mantra (doa berbahasa jawa), pantang makan/melakukan sesuatu, serta puasa budaya seperti mutih, patigeni, ngalong dan sebagainya.

Melakukan Olah Spiritual inilah yang bisa disebut belajar ilmu spiritual, karena dalam hal ini guru hanya memberi petunjuk lelaku atau jalan yang harus ditempuh murid, sedangkan besar-kecilnya energi yang dimiliki murid tergantung kualitas lelaku-nya sendiri. Kelebihan olah rohani adalah murid bisa mengembangkan ilmunya sebebas-bebasnya. Semakin tekun dan serius dalam olah rohani, maka semakin besar pula metaenergi yang dihasilkan.

Warisan Keturunan. Tanpa belajar pun seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang memiliki ilmu-ilmu spiritual. Prosesnya berlangsung secara otomatis tanpa belajar, tapi sulit ditebak kedatangannya. Biasanya dalam satu generasi, hanya ada satu orang yang terpilih untuk mewarisi ilmu keturunan. Kadang orang yang mewarisi ilmu keturunan tidak menyadari bahwa dia memiliki kemampuan melebihi kewajaran, dan baru sadar setelah mengalami peristiwa yang menyebabkan kemampuannya keluar.

Ilmu Laduni adalah pengetahuan yang datang melalui ilham atau "bisikan" yang langsung dipahami dan diingat selalu oleh otak. Tentu saja tidak semua orang bisa mendapatkan pengetahuan tanpa belajar yang diyakini datang langsung dari Tuhan ini. Banyak orang melakukan olah spiritual untuk mendapatkan "ilmu dadakan" ini, namun hanya sedikit yang mendapatkannya. Sebagian lagi yang hatinya kurang bersih justru tertipu oleh bisikan-bisikan dari setan.

Menurut para guru spiritual, ilmu laduni hanya diberikan oleh Tuhan kepada hambanya yang taat, berbudi luhur, ikhlas, tidak mengharapkan balasan berupa keduniawian. Lucunya lagi, akhir-akhir ini kami banyak menemui pemalas yang mengamalkan ritual tertentu untuk mendapatkan ilmu laduni yang datang seketika. Tentu saja orang-orang semacam ini sangat mungkin akan ditipu oleh jin yang mengaku malaikat atau roh seorang tokoh spiritual yang sudah meninggal.

Tiga Cara Penurunan Ilmu Ghaib

Ada tiga hal yang menyebabkan seseorang memiliki kemampuan supranatural. Yaitu:
Menjalankan Tirakat.
Tirakat adalah bentuk olah rohani yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari kelima unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu gaib sesungguhnya, karena berhasi atau tidaknya murid menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.
Pengisian.
Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian (transfer ilmu) hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.
Warisan Keturunan.
Seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang tidak ia kenal atau ilmu orang yang tidak dikenal secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya. Maka ada yang menyebutnya "ilmu tiban" yang artinya datang tanpa disangka-sangka.

Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.
Penabungan Energi.
Karena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib yaitu Penabungan Energi. Jika badan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib pengisian energi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai

🕋🇲🇾🇲🇾🖤💝💞💙🕌

No comments: