28 August 2018

HADITS TENTANG SEDEKAH


 Image result for sedekah

         
 HADITS TENTANG SEDEKAH

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sedekah, adalah kata yang senantiasa terngiang di telinga kita, namun,sejauh manakah kita telah mengimplementasikan dalam keseharian hidup
kita. Sedekah adalah amalan yang mulia. Sedekah dengan ikhlas akan menjanjikan ganjaran  pahala buat kita. Kerana setiap perbuatan baik akan dibalas dengan perkara yang  baik juga. Allah akan melapangkan
dada, membuatkan kita gembira, melegakan  perasaan dan mensejahterkan seluruh hidup kita. Bersedekahlah kita walau sedikit dengan seikhlasnya.Kerana, dalam setiap rezeki dan harta yang kita miliki itu terdapat juga
hak orang lain. Jadi, adalah lebih baik jika ia dikongsi dan dinikmati bersama. Beriman dengannya dan bersedekah seikhlasnya. Sedekah seikhlasnya mampu meringankan beban seseorang dan menjauhkan diri kita
daripada panas api neraka. Namun perlu diketahui bahwa sedekah tidak hanya berupa materi saja namun bisa juga berupa non materi. Dari hal tersebut maka dalam makalah ini akan membahas hadits tentang sedekah yang berupa non materi yaitu perbuatan baik adalah sedekah.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
A.Bagaimanakah hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah?
B.Apa sajakah faedah dari hadits tentang sedekah?

C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun di atas, maka penyusunan makalah ini bertujuan:
1.Untuk mengetahui bagaimanakah hadits tentang perbuatan baik adalah
sedekah?
2.Untuk mengetahui apa sajakah faedah dari hadits tentang sedekah?


BAB II PEMBAHASAN

 A.Perbuatan baik adalah sedekah
1.Hadits

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam : „Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu
menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu adalah  shadaqah, setiap langkah berjalan untuk shalat adalah
shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”.(HR.Bukhori  Muslim)”


2.Kandungan Hadits
Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai bentuk kebajikan yang mengharap keridhoaan Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dibayarkan bukan berharap untuk mendapatkan pujian atas sesama
manusia. Sedekah merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi saja namun bisa juga non materi, sedekah tidak hanya berupa membantu orang lain namun juga dalam bertingkah laku terdapat nilai sedekah yang cukup berarti.

 Nabi telah mewajibkan setiap anggota badan untuk bersedekah serta menyebutkan lima macam sedekah non materi, yang jika dilakukan oleh setiap orang, ia akan mendapat pahala dari Allah swt. Kewajiban sedekah:

“Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit ”

Dalam shahih Muslim disebut jumlah anggota badan ada tiga ratus enam puluh. Qadhi „Iyadh berkata : “Pada asalnya kata
(sulaama) berrmakna tulang, telapak tangan, jari-jari dan kaki, kemudian kata tersebut biasa dipakai dengan arti seluruh anggota badan”. Sekiranya tulang -tulang itu tidak mampu  bersedekah, hendaknya ditahan dari perbuatah
buruk yang akan merugikan orang lain, dan inipun temasuk sedekah. Tapi yang penting ialah wajib mengikuti semua  perintah dan menjahui semua larangan.

 Dalam hadits di atas perkataan Nabi shallallahu „alaihi wa sallam  menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang harus  bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia  bersyukur kepada Allah karena nikmat ini. Dengan kata lain setiap hari,
persendian kita mempunyai kewajiban untuk bershadaqah sebagai realisasi syukur kita kepada Allah, Dzat yang telah menciptakannya. Kita tahu bahwa setiap tubuh manusia memiliki 360 persendian. Hal ini  juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah dalam shahih muslim yang berbunyi

“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim no. 2377)

Setiap hari diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap persendian kita untuk bersedekah. Maka dalam setiap minggu berarti ada 360 x 7 = 2520 sedekah. Dalam hal ini bagaimana kita
bersedekah atas persendian yang kita miliki, jika dalam hal tersebut sulit dilakukan karena setiap anggota badan harus dihitung untuk
bersedekah. Nabi telah memberikan ganti untuk hal tersebut yaitu untuk mengganti 360 sedekah dari persendian yang ada.
Penggantinya adalah dengan mengerjakan shalat sunnah Dhuha sebanyak 2 raka’at. Hal ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah, dari Abu Dzar, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,


“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan
setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma‟ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah.Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at .”(HR. Muslim no. 1704) Rangkaian dzikir kepada Allah yang berupa tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil serta ber‟amar ma‟ruf nahi mungkar bisa membayarkan sedekah kita atas  persendian. Akan tetapi Rasulullah SAW juga memberikan cara lain untuk membayar sedekah itu
dengan cara mendirikan sholat Dhuha 2 rakaat setiap pagi. Banyaknya amalan yang harus kita lakukan untuk membayar sedekah persendian tadi bisa digantikan dengan ibadah dhuha 2 rakaat setiap harinya.

Jadi, shadaqah yang dilakukan oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan dua raka‟at shalat Dhuha, karena shalat merupakan kerja dari semua anggota badan. Jika seseorang shalat, maka seluruh anggota badannya
menjalankan fungsinya masing-masing.

Sedekah pertama:

 “ Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah,”

Yaitu memisahkan di antara dua orang yang berselisih baik dengan cara mendamaikan atau dengan cara diadili.
Pertama adalah menyelesaikan  perselisihan antara dua orang yang berselisih dengan cara mendamaikan. Ini dilakukan jika belum jelas mana yang benar di antara keduanya. Namun, apabila sudah jelas  yang benar di antara keduanya, dilarang untuk melakukan
islah(perdamaian). Kesalahan semacam inilah yang kadang dilakukan oleh seorang qodhi(hakim). Di mana hakim malah sering mendamaikan (mengadakan islah) terhadap perselisihan antara dua belah pihak yang menuduh dan tertuduh, padahal sudah diketahui  kebenaran pada salah satu pihak. Sehingga dengan demikian, menyelesaikan perkara antara dua orang  yang berselisih baik dengan diadili dan didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi, jika telah diketahui
bahwa kebenaran ada di salah satu pihak, maka dalam hal ini tidak boleh diadakan
islah(perdamaian) bahkan harus diputuskan dengan memihak pada yang benar.
Jadi sebenarnya sedekah itu sangatlah mudah dan gampang, tinggal  bagaimana seseorang hamba itu  mengetahui tata cara bersedekah. Dicontohkan  bahwa seseorang yang mendamaikan dua orang atau golongan
yang berselisih merupakan sedekah, asalkan ia mendamaikannya dengan rasa ikhlas tanpa
 mengharap imbalan sesuatu apapun. Usaha mempererat hubungan antar manusia dan menyatukan hati mereka merupakan perbuatan mulia yang selalu ditekankan oleh ajaran Islam. Perbuatan ini merupakan  manifestasi dari pancaran cahaya keimanan yang tertanam di dalam hati setiap Muslim. Dengan usaha
seperti ini maka kebenaran akan tegak dan tersebar di antara kaum Muslimin. Namun usaha ini tidak  akan mendapatkan kesuksesan apabila tidak didukung dengan adanya semangat kerjasama, solidaritas, saling tolong dan saling bantu di antara sesama mereka.

 Sedekah kedua:

 “kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah,”Maksudnya adalah menolong seseorang di atas kendaraannya -misalnya di zaman dahulu adalah unta-, dengan membantunya naik di atas kendaraannya adalah sedekah. Atau boleh jadi, dengan mengangkat  barang-barangnya yang digunakan untuk bepergian jauh seperti makanan dan minuman, juga termasuk sedekah. Dalam realitas kehidupan sekarang, dalam hal ini dicontohkan dengan terdapat atau melihat orang yang hendak bepergian jauh dan membawa barang-barang yang banyak serta kita melihatnya dan kita membantunya untuk membawakan ke kendaraannya. Maka hal itu juga termasuk sedekah. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan tolong menolong antar sesama. Dimana tolong menolong disini juga termasuk sedekah. Dengan syarat melakukannya dengan ikhlas.

Sedekah ketiga:

“berkata yang baik itu adalah shadaqah,”

Kata-kata yang baik yang di sisi Allah seperti bacaan tasbih, takbir dan tahlil atau baik
di sisi manusia dengan berakhlak yang baik, ini juga termasuk sedekah. Hadits ini memberi
motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik.Hal itu bisa berupa dzikir, membaca, ta‟lim (memberikan pelajaran),berdakwah dan lain sebagainya. Bersikap ramah kepada saudara dan bertutur yang baik jelas merupakan amalan kebaikan, bahkan bila seseorang tidak mendapatkan harta untuk disedekahkannya
di jalan Allah maka mengucapkan kalimat yang baik dapat menggantikannya.„Adi bin Hatim berkata, Rasulullah bersabda:

“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong kurma.Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-
kata yang baik.” (HR. Al -Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346)

 Al-Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa kalimat thayyibah merupakan sebab selamat dari neraka. Yang dimaksud kalimat thayyibah adalah ucapan
yang menyenangkan hati seseorang jika ucapan itu mubah atau mengandung ketaatan.” (Al-Minhaj, 7/103)  Ibnu Baththal berkata, “Kalimat thayyibah teranggap sebagai sedekah,
dari sisi di mana pemberian harta akan membahagiakan hati orang yang menerimanya dan  menghilangkan rasa tidak senang dari hatinya. Demikian pula kalimat-kalimat yang baik, maka keduanya (pemberian harta dan ucapan yang baik) serupa dari sisi ini.” (Fathul Bari, 10/551)
 Perkataan yang baik merupakan sedekah, dimana tidak hanya berdzikir,memberikan ta‟lim, membaca, berdakwah yang mana itu semua merupakan sedekah bila dilakukan secara ikhlas. Namun sedekah dengan perkataan baik bisa dalam bentuk perkataan yang menyenangkan hati seseorang dan perkataan yang membuat hati orang lain bergembira.
Allah swt. menjelaskan tentang keutamaan  perkataan yang baik didalam firman-Nya: Allah swt. berfirman:

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan menyakiti”[al-Baqarah/2:263]

“Kepada-Nya-lah akan naik perkataan-perkataan yang baik dan amal kebajikan  Dia akan mengangkatnya”[Fâthir/35:10]

Dari firman Allah di atas dapat diketahui bahwa perkataan yang baik mempuyai keutamaan
yang luar biasa dalam arti dengan berkata-kata yang baik maka Allah akan memberi pahala siapa saja yang berkata-kata baik tersebut. Sebenarnya masih banyak lagi sedekah yang berupa perkataan baik selain  yang disebutkan di atas, seperti menjawab salam, nasihat dan bimbingan, dan lain-lain. Dimana itu semua juga merupakan sedekah.

 Sedekah keempat:

“setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah”

 Hadits ini menjelaskan bahwa setiap langkah yang menuju ke masjid untuk shalat merupakan sedekah. Dengan kata lain setiap kita berjalan pergi ke masjid-masjid untuk berkumpul dan berjama‟ah, mempelajari ilmu, memberikan
nasihat, dan i‟tikaf merupakan bentuk sedekah. Dimana jika kita melangkah  berjalan menuju masjid  untuk melakukan shalat berjamaah, mempelajari ilmu,memberikan nasihat, dan i‟tikaf, akan Allah sediakan tempat tinggal disurga. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa pergi di pagi hari atau di sore hari menuju masjid, maka Allah akan menyediakan baginya sebuah tempat tinggal di surga setiap kali ia pergi di  pagi hari atau di sore hari (menuju masjid).”

Dari Jâbir bin „Abdillâh Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid, sedangkan tempat tersebut kosong. Ketika hal itu sampai kepada Nabi Shallallahu „alaihi wasallam , maka beliau bersabda:

“Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian karena langkah-langkah kalian akan dicatat ”.

 Maksud dari“Tetaplah di pemukiman kalian karena langkah-langkah kalian akan dicatat”adalah jika kalian tetap menetap di pemukiman kalian maka langkah-langkah
yang banyak akan dicatat. Dengan kata lain, jika pemukiman kita  jauh dari masjid kita tidak usah
merasa terbebani karena jauhnya masjid dari  pemukiman kita, karena semakin jauh maka semakin banyak  langkah kita menuju ke masjid, dengan semakin banyaknya langkah kita maka kita akan memperoleh  pahala sebanyak langkah kita ke masjid tersebut. Berjalan menuju ke masjid untuk melakukan shalat adalah sedekah, namun tidak hanya dalam melaksanakan shalat saja, bisa juga untuk mempelajari

ilmu seperti ilmu-ilmu agama, memberikan nasihat-nasihat atau pun mendengarkan nasihat-nasihat dari ulama‟ atau ustadz yang sedang memberikan nasihat-nasihatnya di masjid, serta beri‟tik af di masjid merupakan bentuk dari sedekah juga. Sedekah kelima:
“menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah”Menghilangkan apa saja yang mengganggu jalan kaum Muslimin, baik  berupa duri, pecahan kaca, batu besar, batang pohon yang menghalangi jalan; demikian juga, najis, kotoran, sampah-sampah, dan selainnya; maka menyingkirkan semua itu termasuk sedekah. Menyingkirkan suatu rintangan
atau apa saja yang mengganggu atau menghalangi jalan bagi setiap orang baik berupa duri, batu basar, pecahan kaca atau pun yang lainnya merupakan bentuk sedekah. Meskipun hal ini kelihatan sepele namun mempunyai nilai yang besar, dalam arti dengan melakukan hal tersebut kemungkinan seseorang mendapatkan
 pahala yang besar dar Allah. Abu Hurairah r.a mengabarkan dari Nabi Muhammad saw., Nabi  bersabda:

“Sungguh aku melihat ada seseorang lelaki berpindah dari suatu tempat ke tempat lain di surge (untuk berlezat-lezat dengan kenikmatannya), disebabkan  sebuah pohon
yang dipotongnya dari jalanan karena pohon tersebut mengganggu kaum muslimin yang lewat di jalan tersebut.”(HR. Muslim no. 6614)

Dalam satu riwayat:

“Seseorang melewati dahan pohon yang berada di atas jalanan, maka ia berkata, “Demi Alla! Sungguh aku akan menyingkirkan dahan ini dari jalan kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka.” Orang ini pun dimasukkan ke dalam surga.(HR. Muslim no.6613) Dalam riwayat al-Bukhari (no.2472) dan Muslim (no. 4917) disebutkan  bahwa  Rasulullah bersabda:

“Tatkala seseorang sedang berjalan di sebuah jalanan, ia mendapati ada dahan/ranting berduri di atas jalanan. Ia pun menyingkirkannya. Allah swt. pun mensykuri perbuatannya hingga Allah swt. menganpuninya.”

Sekedar menghilangkan gangguan dari jalanan ternyata memiliki keutamaan dan teranggap sebagai  amalan yang menjadi sebab pelakunya masuk surga. (Syarhu Riyadhish Shalihin, Ibnu Ustmaimin, I/529)
Al-Imam an- Nawawie mengatakan, “Hadits di atas menunjukkan keutamaan setiap perbuatan yang memberikan kemanfaatan bagi kaum muslimin dan keutamaan menghilangkan/menyingkirkan bahaya dari mereka.” (Al-Minhaj. 16/386).

 Dari penjelasan-penjalasan di atas dapat diketahui bahwa menyingkirkan atau menghilangkan  gangguan di jalan mempunyai keutaman dan sebagai amalan yang membuahkan hasil yang manis yaitu surga.
 Meskipun hal tersebut sangatlah sepele namun besar manfaatnya bagi semua kalangan manusia.


Analisa Merujuk pada penjelasan-penjelasan yang menjelaskan hadits tentang  perbutan baik adalah sedekah, kita bisa mengkaitkan dengan kehidupan yang kita  jalani sehari-hari. Semenjak pagi hari kita bangun
dari tidur semalaman kemudian  beraktifitas seharian hingga tidur kembali, banyak sekali nikmat Allah  yang kita rasakan dan kita nikmati. Seandainya kita mencoba menghitungnya, maka tak akan pernah mampu
kita untuk menghitungnya. Seandainya air lautan dan seluruh  jagad raya ini dijadikan tinta, maka sampai habis tinta itu untuk menuliskan nikmat Allah, maka tak kan pernah cukup tinta itu  untuk menuliskan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada seluruh mahluk di muka bumi ini. Allah SWT telah  berfirman:

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (menghitungnya).
Sesungguhnya manusia itu,  sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”[QS Ibrahim:34].

Sebagai wujud rasa syukur kita pada Sang Maha Pemberi Rezeki, maka sepantasnyalah kita membayar sedekah untuk berbagi dengan yang lain yang membutuhkan. Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang bersedekah. Ketika kita memancing ikan dengan umpan yang besar, maka kita akan mendapatkan ikan yang besar. Akan tetapi sebaliknya, jika umpannya kecil, maka ikan yang akan kita dapat pun ikan kecil. Ketika kita  bersedekahnya sedikit, maka tak patut kiranya kita berharap sesuatu yang banyak dari Allah SWT.
Sedekah tak selamanya harus dibayarkan dengan uang atau bisa disebut dengan materi saja. Tapi ketahuilah bahwa setiap persendian tubuh kita juga memerlukan sedekah. Seperti hadits Rasulullah SAW bahwa
“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit...”
Hal itu menunjukkan bahwa kewajiban bersedekah itu dalam rangka bersyukur atas nikmat Allah yang begitu besar dalam kehidupan kita. Dalam hal sedekah, seperti yang diungkapkan di atas bahwa sedekah tidak hanya berupa materi saja, namun sedekah bisa juga berbentuk non materi.Seperti hadits Rasulullah saw. Bahwa “…Memisahkan [menyelesaikan perkara] antara dua orang [yang berselisih]
adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraanya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan  suatu rintangan dari jalan adalah sedekah”. Jadi, sedekah bisa dilakukan dengan  berbuat baik, misalnya mendamaikan orang yang sedang berselisih, menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya, berkata baik,
setiap langkah berjalan untuk melakukan shalat, serta menyingkirkan suatu rintang dari jalan merupakan sedekah. Dari uraian yang dijelaskan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa,
sedekah tidak hanya berupa materi saja, melainkan bisa juga dengan non materi yaitu bersyukur atas nikmat Allah, menolong sesama, melangkah demi kebaikan,  berkata-kata baik yang membuat orang senang dan gembira,
serta memberi manfaat bagi orang lain merupakan sedekah.

B.Faedah Hadits Tentang Perbuatan Baik Adalah Sedekah

Dari hadits di atas ada enam faedah yang bisa kita ambil manfaatnya, yaitu:
1.Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap harinya mulai dari matahari terbit.Karena perkataan Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang  bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia  bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.

2.Hadits ini menunjukkan keutamaan berbuat adil di antara dua orang yang  berselisih. Dan Allah
Ta‟ala telah mendorong kita agar berbuat islah (perdamaian).
3.Dalam hadits ini terdapat dorongan untuk menolong saudara kita, karena melakukan seperti ini termasuk sedekah. Baik dalam contoh yang diberikan oleh Rasul shallallahu „alaihi wa sallam dalam hadits ini atau perbuatan lainnya.

4.Hadits ini memberi motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik. Hal itu bisa berupa dzikir, membaca, ta‟lim (memberikan pelajaran), berdakwah dan lain sebagainya.

5.Dalam hadits ini juga ditunjukkan mengenai keutamaan berjalan ke masjid.
Dalam hadits ini terdapat keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalanan.


BAB III KESIMPULAN

A.Kesimpulan
Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas yaitu pada Hadits tentang  perbuatan baik adalah sedekah, terdapat enam bentuk sedekah non materi yaitu:
 1.Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap harinya mulai dari matahari terbit.
Karena perkataan Nabi shallallahu „alaihi wa sallam menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang bersyukur kepada Allah setiap paginya  atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia  bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.

2.Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah.
3.Tolong-menolong antar sesama adalah sedekah.
4.Berkata-kata baik yang membuat orang lain senang adalah sedekah.
5.Berjalan menuju ke masjid untuk shalat adalah sedekah.
6.Menyingkirkan suatu yang menjadi penghalang di jalan adalah sedekah.

B.Saran
Sebagai pembaca dan pendengar, kami harap tidak hanya memahami tentang sedekah
yang non materi dari makalah ini saja. Tetapi bacalah buku-buku sebanyak mungkin agar
pengetahuan tentang hadits yang mengenai sedekah lebih luas. Dan kami sebagai penulis
 mengakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam makalah ini terdapat  kekurangan atau kesalahan, kami dengan senang hati menerima saran dan pembenahan dari  para teman pembaca atau pendengar.


      HADIST TENTANG SEDEKAH DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

  
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


I.PENDAHULUAN
Sebagai umat Rasulullah saw, mendengar kata sedekah tentu bukan hal yang asing. Sedekah sering kita artikan dengan memberi sesuatu yang kita miliki kepada orang orang lain baik dalam bentuk materi maupun non materi. Apakah sesederhana itu sedekah yang sebenarnya? Tentu tidak.Dengan kita mengetahui pengertian sedekah yang sebenarnya, bentuk-bentuk sedekah, manfaat dari sedekah, dan juga hal-hal yang berhubungan dengan sedekah itu sendiri maka akan mendorong kita untuk dengan senang hati
bersedekah. Sehingga sedekah yang kita lakukan adalah benar-benar sedekah. Hal lain yang berhubungan dengan sedekah misalnya tanggung jawab. Sebagai makhluk sosial pastinya kita tidak dapat lepas dari peran
orang lain. Oleh karenanya dalam bersedekah perlu adanya tanggungjawab
sosial. Melihat pertanyaan diatas dan juga pentingnya menggali lebih dalam tentang sedekah. Jadi  kami akan membahasnya lebih jauh dalam makalah ini yaitu sedekah dan tanggungjawab sosial.

II.HADIST
a.Hadits tentang anjuran menyegerakan bersedekah

عَنْ سَعِيدْ بِنْ خَالِدْ عَنْ حَارِثَةْ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ يَقُوْلُ :
تَصَدَّ قُوْا فَإِنَّهُسَيَأْتِيْ عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ  فَيَقُوْلُ الَّذِيْ يَعْطَاهَا لَوْ جِئْتَ
بِهَا بِاْلَا مْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأًمَّا اْليَوْمَ فَلَا حَاجَةَ لِىْ بِهَا (أخرجه البخاري والنسائ)

Artinya:“ Dari Said bin Kholid bin Kharisah, Rosuluallah SAW bersabda: Bersedekahlah kamu, karena sungguh akan datang suatu masa
yang pada masa itu seorang laki-laki pergi membawa sedekah, lalu tidak ada orang yang mau menerimanya, lalu berkatalah orang yang mau diberi sedekah: sekiranya kamu membawa sedekahmu kemarin, tentulah aku menerimanya. Adapun pada hari ini aku tidak membutuhkannya lagi.[1] (HR.Bukhari dan Nasai)

عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبِ , قَالَ : رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ” تَصَدَّ قُوْا, فَسَيَأْتِيْ
عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا ” ( أخرجه الطبراني)

Artinya:”Dari Kharisah bin Wahbi, Rosuluallah bersabda: Bersedekahlah kamu, maka nanti akan datang suatu zaman yang akan kamu jumpai yaitu:seorang laki-laki sedang berjalan membawa sedekahnya, tetapi dia tidak
mendapati orang yang akan menerima sedekah”.[2] (HR.Tabrani)

b.Hadits tentang manfaat sedekah

عَنْ اَنَسْ بِنْ مَالِكْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ تَصَدَّقُوْا فَإِنَّ  الصَّدَقَةَ
فَكَاكُمْ مِن النَّارِ (رواه الدارقطنى والطبرانى وأبو  نعيم والبيهقى وابن عساكر)
Artinya :“ Dari Anas bin Malik berkata, Rosuluallah SAW bersabda:bersedekahlah,  karna sesungguhnya sedekah itu bisa mencegah dari api neraka”.[3]

c.Hadits tentang orang yang suka bersedekah dan orang yang kikir

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةْ أنَ رَسُوْلُ الله صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ قَالَ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيْهِ إٍلَّامَلَكَانِ يَنْزِاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَلَّلهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقَا خَلَفًاوَيَقُوْلُ الاخَرُ: اَلَّلهُمَّ
أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا. (رواه البخاري)

Artinya: Hadits Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Tidak
ada hari dimana hamba-hamba Allah berada di waktu pagi melainkan ada dua malaikat yang turun, dimana salah satu di antara keduanya berdo’a:
“Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang suka berinfaq”. Dan malaikat lain berdo’a: ”Wahai Allah binasakanlah orang yang kikir”[4]
(HR.Bukhori)

d.Hadits tentang tanggung jawab sosial

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ قَالَ مَثًلُ
اْلقَا ئِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَاْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمِ اسْتَهَمُوْا عَلَىى  سَفِيْنَةِ فَأَصَابَ
بَعْضُهُمْ اَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَنَا الَّذِيْنَ فِيْ أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقُوْامِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا
عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِبٍيْنَا خَرْقَا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ
 يَتْرُكُوْهَمْ وَمَاأَرَادُوْاهَلَكُمْ جَمِيْعًاوَإِنْ أَخَادُوْعَلَى أَيْدِيْهِمْ وَنَجَوْا جَمِيْعًا. (رَاوَه
البخاري والترمذي)

Artinya: ”Perumpamaan orang yang teguh menjalankan ajaran Allah dan tidak melanggar ajaran-ajaran-Nya dengan orang yang terjerumus dalam perbuatan melanggar ajaran Allah, adalah bagaikan satu kaum yang
melakukan undian dalam kapal laut. Sebagian mendapat jatah diatas dan sebagian lagi mendapat jatah dibawah. Penumpang yang berada dibawah, jika mereka hendak mengambil air, mereka harus melewati penumpang yang
berada diatas. Lalu mereka berkata “seandainya kita lubangi saja kapal ini, maka kita dapat mengambil air tanpa mengganggu penumpang diatas.Jika perbuatan mereka itu mereka biarkan, maka semuanya akan binasa
(tenggelam). Namun jika mereka mencegahnya maka semuanya akan selamat”.[5]
(HR.Bukhoridan Tirmidzi)

III.PEMBAHASAN
a.Pengertian Sedekah
Shodaqoh adalah pemberian yang dilakukan secara sukarela , ikhlas, atau tanpa pamrih, semata-mata untuk mengharap ridlo Allah SWT yang memiliki nilai social, menolong atau membantu kesulitan yang tengah dialami oleh
orang lain.[6]

Sedekah itu pada hakikatnya adalah ujian dari Allah swt. pada jalur hablum minannaas. Oleh karena itu, seperti ibadah-ibadah lainnya,
bersedekah harus memberikan yang terbaik dan tidak perlu diketahui oleh orang lain, cukuplah Allah dan kita.[7]

b.Bentuk-bentuk sedekah
Sedekah itu bukan hanya dalam bentuk materi saja, pengertiannya cukup luas, mencakup memberikan kegembiraan kepada saudara, melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, memberi petunjuk orang yang tersesat
jalan, menyingkirkan  gangguan dari tengah jalan, dan lain sebagainya.[8]

Sedangkan dalam bentuk materi cukup jelas, Ali bin  Abu Thalib berkata :
“ Bahwa Allah Ta’ala mewajibkan orang-orang kaya bershodaqoh dengan harta mereka menurut ukuran kebutuhan fakir miskin di antara mereka.Maka jika fakir miskin itu lapar, tidak mempunyai pakaian dan menderita,
lalu orang-orang kaya enggan bershodaqoh; maka pasti Allah menghisab dan menyiksa mereka di Hari Kiamat.” Dari Ibnu Umar r.a. berkata :”Dalam hartamu terdapat hak orang miskin selain zakat.”[9]

Lebih diutamakan mengeluarkan sedekah secara diam-diam dan hendaknya sedekah dikeluarkan dengan kerelaan hati, tanpa disertai kata-kata yang menyakiti orang yang membutuhkannya. Sedekah yang dikeluarkan ketika pemiliknya dalam kodisi sehat adalah lebih afdhal, demikian juga bersedekah kepada kerabat dan tetangga adalah lebih afdhal daripada bersedekah kepada orang lain atau orang-orang yang tempatnya jauh.[10]

c. Manfaat Sedekah
Manfaat sedekah seperti yang dikatakan dalam hadist diatas yaitu dapat mencegah seseorang dari panasnya api neraka.Sedangkan dalam hadist lain menjelaskan bahwa sedekah dapat dijadikan sebagai pemberi syafa’at bagi pelakunya. Didalam kubur dia mendapatkan
kesejukan berkat sedekahnya dan terhindar dari panasnya kubur. Demikian pula di hari kiamat, ia akan mendapatkan naungan dari amal sedekahnya,padahal ketika itu kebanyakan manusia berada dalam kepanasan yang tiada
taranya.Dalam hadist lain juga  disebutkan bahwa sedekah itu dapat menolak
kemurkaan Allah.[11]

Sedekah benteng dari kehancuran. Dalam hadist Riwayat al-Khatib melalui Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit ialah dengan memperbanyak  bersedekah ( selain dari berobat sebagai usaha lahiriah), dan banyaklah berdo’a memohon keselamatan untuk menolak bala.[12]

Dalam Al-Qur’an dikisahkan tentang Nabi Musa as yang meminta agar Allah SWT menghilangkan adzab dari sutu bangsa. Allah menjawab bahwa Adzab tersebut sudah terlanjur ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi ini. Dismping itu, pernyataan Allah yang sangat penting adalah  “adzab itu tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara dirinya, menafkahkan sebagian rizkinya, dan beriman kepada ayat-ayat-Ku”. Jadi shodaqoh juga dapat menyelamatkan bangsa.[13]

Shadaqah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamka api.[14]

Manfaat sedekah bagi sosial masyarakat diantaranya yaitu terciptanya lapangan kerja,mengurangi  angka kriminal, dan memperkuat tali ikatan keluarga dan masyarakat.[15]

Semoga ber manfaat Amiin...