04 January 2020

AIRMATA RASULULLAH

Assalammualaikum

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian Alam yang Maha Berkuasa lagi Maha Mengetahui.
Pencipta yang Maha Bijaksana lagi Maha Mulia.
Maha Suci Allah yang Berkuasa Mengurus dan Mengasihani makhluk sekelian alam.
Kitab Al-Quran & Al-Hadis agung yang terpelihara menjadi utusan pembawa cahaya penyuluh jiwa,
Utusan pembawa agama yang Benar lagi sejahtera.
Rahmat dan Salam diucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad S.A.W, Rasul sekelian alam.
Semoga berkat kebaikan dan kemulian Rasul yang Mulia.
Terpercaya beroleh hajat dan doa kejayaan sekelian umat hamba.
Juga Salam yang Mulia atas Ahli Keluarga Baginda pembawa hidayah, para sahabat, tabi’i tabi’in insan pilihan.

Semoga Allah memberikan salam dan rahmat sebanyak-banyaknya.
Segala puji dan syukur hamba ini panjatkan kehadrat Illahi Rabbal Alamin, Tuhan yang menurunkan rezeki dan hikmah kepada seluruh makhluk, Semoga umat manusia beroleh pertolongan di dunia dan di akhirat. Tuhan yang memegang hari pembalasan.
Selawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W yang telah meyampaikan dan menyempurnakan risalah Ilahiyyah As-Sunnah Wal Jamaah.
Pada hakikat manusia dituntut untuk mengabdikan diri kepada Allah Subhanahuwataala dan mencari ilmu bagi bekal iman di alam akhirat.
Kita bersyukur dunia semakin maju dalam meniti hari demi hari menuju kehidupan yang abadi, semoga kita beroleh ketenangan mutlak dan beroleh keredhaanNya untuk saat yang di nanti-nanti.
Kesihatan jasmani banyak membantu kesihatan rohani dalam menyempurnakan amalan sehari-hari. Perkembangan rohani sebagai permulaan kepada amal dan takwa untuk ketenangan sejati. Ilmu penyuluh kehidupan untuk anak-anak generasi mukmin yang sejati.
 Amma ba'du,






AIRMATA RASULULLAH

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,"kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya."Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" - "Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

KASIH SAYANG RASULLAH S.A.W

Kita dah biasa dengar kisah Rasulullah SAW yg disaat akhir kematiannya bertanyakan kpd Jibrail ttg umatnya. Nabi tersenyum bila Jibrail berkata yg umat Muhammad SAW akan dihisab dahulu dr umat Nabi lain. Dan kalimat akhir yg keluar dr mulut Nabi adalah "umatku, umatku,umatku"
Ini menunjukkan betapa sayangnya Rasulullah SAW dgn umat-umatnya...bagaimana dgn kita? Adakah kita sayangkan Nabi Muhammad SAW?
Berikut beberapa kisah di alam akhirat...di mana Rasulullah SAW masih lagi utamakan dan sayangkan umatnya.
Suasana di Padang Masyhar
Setelah berada di PM begitu lama dgn segala kepayahan barulah manusia teringat nak minta tolong dgn Nabi Adam a.s supaya disegerakan perbicaraan. Selama 1000 tahun perjalanan, berjumpalah dgn Nabi Adam a.s tapi Nabi Adam a.s tak dapat membantu.
Kemudian mereka berjumpa pula dgn Nabi Nuh a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Nuh a.s pun tak mampu.
Mereka berjumpa pula dgn Nabi Ibrahim a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Ibrahim a.s pun tak mampu.
Mereka berjumpa Nabi Musa a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Musa a.s pun tak mampu.
Mereka berjumpa Nabi Isa a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Isa a.s pun tak mampu. Nabi Isa a.s menyuruh mereka berjumpa dgn Nabi Muhammad SAW .
Lalu mereka berjumpa Nabi Muhammad SAW dgn perjalanan seribu tahun .Mereka berkata " Wahai NAbi Muhammad , engkau adalah Pesuruh ALLAH, penutup para nabi & rasul, berilah pertopongan kepada kami agar kami segera di hisab" Jawab Nabi Muhammad SAW, "Aku akan tolong kamu semua"
Rasulullah SAW pun bangun dan menuju ke Arasy. Kemudian baginda sujud kepada ALLAH YANG MAHA AGUNG dan GAGAH selama seminggu. ALLAH SWT pun berfirman: "Ya Muhammad, angkatlah kepalamu dan mintalah apa yang engkau mahu minta. Aku akan kabulkan permintaanmu".
Rasulullah SAW menjawab : "Wahai Tuhan, ini umatku, segerakan kiraan dan pengadilan ke atas hamba-hamba -MU yg telah sekian lama tertahan di Padang Mahsyar dalam keaddan terhina & terseksa sekali"
Titian Sirat

Setelah selesai menjalani perbicaraan mereka menuju ke Titian yg terentang di atas Neraka Jahannam. Keadaan Titian itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang. Tidak ada sorang pun terlepas drp melintasi Titian itu. Panjang Titian itu sejauh perjalanan 3000tahun, 1000 thn naik keatas, 1000 thn mendatar dan 1000 thn menurun. (1 thn di akhirat =365 ribu tahn di dunia). Mereka yg lalu diatasnya berada dlm keadaan senyap sunyi kerana terlalu bimbang dan cemas. Hanya Rasullullah SAW yg mengucapkan kalimah :
"Ya ALLAH, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku"
Tingkatan Neraka
Neraka ada 7 tingkat iaitu neraka hawiah, neraka jahim, neraka saqar, neraka ladza, neraka hutamah , neraka sa'ir & neraka jahanam. Neraka Jahanam adalah neraka yg teratas sekali, untuk umat Muhammad SAW yg sombong dan matinya tidak sempat bertaubat. BIla Rasulullah SAW mendengar Jibrail mengatakan neraka jahanam utk umat Rasulullah SAW yg sombong, baginda pengsan. Bila sudah sedar, baginda bersabda "Wahai Jibrail, masih adakah umatku yg masuk neraka?
Jibrail menjawab"Ya, iaitu mereka yg lakukan dosa besar dgn sengaja spt minum arak,, judi, zina,riba, hasad dengki, pemarah, gila dunia, gila pangkat dll"
Rasulullah SAW pun menangis dan Jibrail pun ikut menangis sama.



💜💜💜💛💛💛❤❤❤💚💚💚♥️♥️♥️🖤🖤🖤💞💞💞💙💙💙

No comments: