اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
3X سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Kerdipan Mataku berIstighfar Astaghfirullah (أسْتَغْفِرُاللهَ)
Hatiku berdetik disetiap saat menyebut Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ)
Denyutan Nadiku dengan Alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH (لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)
Hela Turun Naik Nafasku berzikir Allāhu akbar (اللَّهُ أَكْبَرُ)
الْحَمْدُ لِلَّهِ syukur kepada وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ...اللهَ
Tidak Mengagungkan dan menyembah selain Allah
Orang yang menyembah kepada selain Allah, pada hakikat¬nya,
ia tidak mengetahui kedudukan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:Hai manusia,
telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah perumpamaan itu. Sesungguhnya,
segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan, jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pula yang disembah. Mereka tidak
mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha
Kuat lagi Maha Perkasa.( Al-Hajj [22] : 73-74)"
Pada hakikatnya, orang yang menyembah kepada selain Allah,
padahal yang ia sembah itu tidak mampu menciptakan makhluk hidup paling lemah
dan paling kecil semisal lalat, berarti ia sama sekali tidak mengenal-Nya.
Allah Swt. berfirman:
"Dan, mereka
tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman¬nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan
tangan kanan-Nya (kekuasaan-Nya). Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa
yang mereka persekutukan.( Az-Zumar [39] : 67)"
Sungguh, orang yang menyekutukan-Nya dalam ibadahnya dengan
sesuatu yang tidak memiliki apa pun dan begitu lemah tak berdaya itu tidak
mengagungkan Allah. Tidaklah orang itu mengagungkan Dia Yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa, jika ia menyekutukan-Nya dengan makhluk yang hina dan lemah dalam
ibadahnya. Begitu juga, tidaklah mengagungkan Allah, orang yang mengatakan
bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul kepada hamba-Nya dan Dia tidak
menurunkan kitab suci-Nya. Jika demikian, berarti ia telah menisbatkan Allah
kepada sesuatu yang sama sekali tidak pantas bagi-Nya, yakni menganggap bahwa
Allah telah mengabaikan makhluk-Nya dan menciptakannya secara sia-sia belaka.
Orang yang menyembah kepada selain Allah, pada hakikatnya, ia tidak mengetahui
kedudukan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah
perumpamaan itu. Sesungguhnya, segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. Dan, jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah pula yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan
sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(
Al-Hajj [22] : 73-74)"
Pada hakikatnya, orang yang menyembah kepada selain Allah,
padahal yang ia sembah itu tidak mampu menciptakan makhluk hidup paling lemah
dan paling kecil semisal lalat, berarti ia sama sekali tidak mengenal-Nya.
Allah Swt. berfirman:
"Dan, mereka
tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman¬nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan
tangan kanan-Nya (kekuasaan-Nya). Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa
yang mereka persekutukan.( Az-Zumar [39] : 67)"
Sungguh, orang yang menyekutukan-Nya dalam ibadahnya dengan
sesuatu yang tidak memiliki apa pun dan begitu lemah tak berdaya itu tidak
mengagungkan Allah. Tidaklah orang itu mengagungkan Dia Yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa, jika ia menyekutukan-Nya dengan makhluk yang hina dan lemah dalam
ibadahnya. Begitu juga, tidaklah mengagungkan Allah, orang yang mengatakan
bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul kepada hamba-Nya dan Dia tidak
menurunkan kitab suci-Nya. Jika demikian, berarti ia telah menisbatkan Allah
kepada sesuatu yang sama sekali tidak pantas bagi-Nya, yakni menganggap bahwa
Allah telah mengabaikan makhluk-Nya dan menciptakannya secara sia-sia belaka.
Demikian juga, orang itu tidak mengagungkan Allah jika ia
menafikan nama-nama-Nya yang agung dan sifat-sifat-Nya yang luhur, menafikan
sifat Maha Mendengar-Nya, Maha Melihat- Nya, Maha Kehendak-Nya, Maha Luhur-Nya
yang jauh di atas makhluk-Nya, Maha Kalam (bicara)-Nya yang Dia berbicara kepada
siapa saja yang Dia kehendaki di antara makhluk-Nya, menafikan Kekuasaan-Nya
yang tanpa batas dan keterkaitan- Nya dengan perbuatan para hamba-Nya, baik
ketaatan maupun kemaksiatan mereka.
Ia mengeluarkan seluruh perbuatan dari kekuasaan dan kehendak-Nya.
Ia menganggap bahwa apa pun yang diperbuat adalah ciptaanya sendiri, bukan
kehendak Tuhan. ) ika begitu, berarti dalam kerajaan-Nya terdapat sesuatu yang
tidak Dia kehendaki dan sesuatu yang Dia kehendaki, namun lidak terjadi. Maha
Suci Allah dari perkataan mereka itu yang menyerupai kaum Majusi.
Juga tidak benar-benar mengagungkan Allah, orang yang
mengatakan, "Dia menghukum hamba-Nya atas sesuatu yang tidak ia perbuat
dan bahkan tidak kuasa ia lakukan." Menurutnya, semuanya adalah perbuatan
Allah, sementara Dia menghukum hamba-Nya karena perbuatan-Nya sendiri karena
Dialah yang memaksa hamba-Nya untuk melakukan semua perbuatan-Nya. Pemaksaan
Tuhan atas hamba pasti lebih dahsyat dibanding pemaksaan makhluk terhadap
sesama makhluk.
Menurut fitrah dan akal yang sehat, jika seorang majikan
memaksa pelayannya untuk melakukan sesuatu, kemudian ia menghukum pelayannya
sebab perbuatan itu, tentu ini adalah hak yang buruk. Maka, bagaimana mungkin
Dia Yang Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Penyayang memaksa hamba-Nya untuk
melakukan suatu perbuatan yang di dalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dan
keinginan sang hamba, lalu Dia meng¬hukumnya sebab perbuatan itu?! Tentu, ini
sangatlah mustahil. Pandangan di atas lebih buruk daripada oandancan kaum Majusi.
Kedua kelompok ini pada hakikatnya, tidak mengagungkan-Nya dengan benar.
Demikian juga, tidaklah seorang hamba mengagungkan Allah
dengan benar jika ia tidak membersihkan-Nya dari segala kebusukan, kotoran, dan
posisi yang tidak disenangi-Nya untuk disebut. Bahkan, ia menganggap Tuhan
berada pada setiap tempat, tidak di Arsy yang menjadi tempat Dia bersemayam.
“ Kepada-Nyalab naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal
shalih dinaikkan oleh-Nya (Fathir [35] : 10)" Para malaikat dan ruh naik
kepada-Nya dan juga turun dari sisi-Nya.
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
{urusan) itu naik kepada-Nya (As-Sajdah [32] : 5)"
Ia telah menempatkan Tuhan tidak pada posisi yang layak
bagi- Nya, lalu ia juga menjadikan- Nya berada di setiap tempat yang manusia,
bahkan hewan, enggan berada di dalamnya.
Tidaklah benar-benar meng¬agungkan Allah, orang yang
mena¬fikan hakikat cinta, rahmat, kasih sayang, keridhaan, kemurkaan, dan
kemarahan-Nya. Begitu juga orang yang menafikan hakikat hikmah- Nya yang
merupakan rahasia terpuji yang menjadi tujuan dari segala perbuatan-Nya. Sama
halnya juga, orang yang menafikan hakikat perbuatan-Nya sehingga ia memisahkan
perbuatan-Nya dari diri Nya sehingga ia menafikan hakikat kedatangan-Nya,
oleh-Nya bersemayam di Arsy, pembicaraan – Nya dengan Musa As. dari balik
gunung Tursina, kedatangan Nya di liari kiamat untuk membuat keputusan di
antara para hamba-Nya, serta perbuatan dan sifat- sifat sempurna lainnya yang
ia ingkari, sementara ia merasa benar.
Demikian juga, tidak benar-benar mengagungkan Allah,
orang-orang yang menganggap-Nya beristri dan beranak atau juga menyatu dengan
seluruh makhluk-Nya maupun menganggap-Nya sebagai hakikat wujud makhluk. Begitu
juga, tisak benar-benar mengagungkan Allah, orang yang menyatakan,
"Sesungguhnya, Dia memuliakan para musuh Rasulullah Saw. dan keluarganya.
Dia meluhurkan derajat mereka (para musuh) serta mengaruniakan kerajaan,
kekhalifahan, dan keagungan kepada mereka. Dia merendahkan dan menghinakan para
penolong Rasulullah Saw. dan keluarganya di mana saja mereka berada."
Hal seperti di atas mengandung cela yang paling puncak di
sisi Allah Swt., dan ini adalah perkataan kaum Rafidhah. Pernyataan m i diambil
dari ucapan kaum Yahudi dan Nasrani bahwa Tuhan semesta alam ini mengutus
malaikat yang lalim, mengklaim kenabian Muhammad Saw. dari dirinya sendiri,
serta berdusta atas nama Allah dalam waktu yang panjang, setiap waktu
digunakannya untuk berdusta seraya berkata, "Allah berkata demikian, Dia
memerintahkan ini, Dia melarang begini, Dia juga menghapus syariat para nabi
dan rasul-Nya, dan Dia juga menghalalkan darah para pengikut mereka, harta
serta istri mereka." Malaikat itu juga berkata, "Allah telah
membolehkan kepadaku untuk melakukan itu." Ia meyakini bahwa Tuhan
mendukungnya, memuliakannya, mendekatkannya, mengabulkan doanya, memberikannya
kemenangan atas orang yang menentangnya, dan menegakkan bukti kebenarannya. Ia
juga meyakini bahwa tidak akan ada seorang pun yang akan menang darinya karena
Allah senantiasa membenarkannya dengan ucapan, perbuatan, dan penetapannya, sementara
bukti-bukti nyata kebenarannya akan terus ada hingga hari kiamat nanti.
Sudah sangat pasti bahwa semua itu mengandung cela dan cacat
terbesar terkait dengan Allah Swt., ilmu-Nya, hikmah-Nya, ralimat-Nya, dan
ketuhanan-Nya. Sesungguhnya, Allah jauh dari apa yang telah mereka katakan.
Coba bandingkan perkataan mereka dengan ucapan kawan- kawan
mereka dari golongan Rafidhah, tentu engkau akan mendapati kedua perkataan itu
seperti yang diungkapkan oleh seorang penyair,
Keduanya menyusu dari susu ibu yang sama
Tiada pernah berpisah sepanjang malam
Tidak benar-benar mengagungkan Allah, orang yang berkata:
"
Allah boleh saja menyiksa para kekasih-Nya maupun orang yang
tidak melakukan maksiat kepada-Nya barang sedikit pun, lalu Dia memasukkan mereka
ke neraka. Dia bisa juga melimpahkan nikmat kepada para musuh-Nya dan
orang-orang yang tidak beriman ke dalam surga." Allah Swt. telah
mengingkari orang yang berpandangan demikian serta menghukumi pandangan
tersebut adalah pandangan yang terburuk.
Tidak benar-benar mengagungkan Allah, orang yang beranggapan
bahwa Dia tidak menghidupkan orang mati, tidak mengumpulkan manusia pada hari
pembalasan, yang baik akan mendapat kebaikan, yang buruk akan mendapat
keburukan yang setimpal. Padahal, di hari itu, orang yang dizhalimi akan
mendapatkan haknya dari orang yang telah berbuat zhalim terhadapnya.
Diajugamemuliakan orang-orang yang menanggung beban berat di jalan yang
diridhai-Nya selama masih di dunia dengan memberikan kemuliaan yang paling
utama kepadanya. Dia juga memisah-misahkan makhluk-Nya yang bermacam- macam di
hari itu, dan Dia memberitahukan kepada mereka yang kafir bahwa mereka adalah
para pendusta.
Tidaklah benar-benar mengagungkan Allah, orang yang
meremehkan perintah-Nya hingga ia berbuat maksiat kepada- Nya, meremehkan
larangannya hingga ia tidak segan untuk melakukannya, meremehkan dzikir
kepada-Nya hingga ia menyia-nyiakan dzikir dan hatinya menjadi lalai
terhadap-Nya. Ia lebih condong kepada hawa nafsu daripada meru ari
keridhaan-Nya. Ketaatan kepada makhluk dianggap lebih penting daripada taat
kepada Nya sehingga apa-apa yang mulia di sisi-Nya hanya dianggap sebagai sisa.
Yang masih tebersit dalam batinnya adalah ilmu, perkataan, perbuatan, dan
hartanya. Ia lebih mementingkan sesuatu selain-Nya sehingga ia pun meremehkan
pandangan-Nya dan perhatian-Nya kepadanya, padahal dirinya dan kekuatannya
berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Ia malah lebih mengagungkan pandangan
makhluk terhadapnya di setiap perhatiannya dan seluruh gerak anggota tubuhnya.
Ia juga lebih mementingkan manusia daripada Dia. Ia takut kepada manusia, namun
sama sekali tidak takut kepada Allah. Ia bergaul dengan manusia dengan segenap
keutamaan yang dimilikinya, sementara ketika ia bermuamalah dengan-Nya hanya
dengan hal-hal yang hina dan rendah baginya. Ia melayani orang yang dicintainya
dengan serius dan sungguh-sungguh tanpa mempedulikan nasihat sehingga liati dan
anggotanya menjadi kosong, bahkan ia mendahulukan kepentingan kekasihnya itu
daripada kepentingan dirinya sendiri. Namun, ketika untuk beribadah kepada-Nya,
ia melakukannya dengan cara yang bahkan manusia pun tidak menyukainya. Ia
mengeluarkan infaq dari hartanya dengan jumlah yang ia sendiri malu ketika
dilihat orang lain.
Apakah orang seperti di atas benar-benar mengagungkan A1lah
?! Apakah orang itu benar-benar mengagungkan-Nya, sementara ia menyekutukan-Nya
dengan musuh-Nya dalam keesaan- Nya yang sejati, penghormatan, ketaatan, rasa
tunduk, takut, dan harapan?!
Meski, seandainya ia menjadikan kekasihnya itu sebagai
makhluk yang paling dekat dengan Tuhan sehingga mereka menyembahnya sebagai
perantara menuju-Nya, tentu hal ini merupakan sikap yang terlalu berani
melampaui batas hak-Nya, meremehkan, juga menyekutukan-Nya dengan yang lain
dalam hal yang sama sekali tidak pantas dilakukan karena yang berhak untuk
disembah hanyalah Dia Swt. Jika demikian, bagaimana dengan hamba yang
menyekutukan-Nya dengan makhluk yang paling dibenci, dihinakan, dan dimurkai
oleh-Nya?! Jelas, pada hak ikat nya, makhluk itu adalah musuh-Nya dan
sesungguhnya, hamba itu menyembah setan sebagaimana yang difirmankan-Nya:
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian hai
anak cucu Adam supaya kalian tidak menyembah setan?! Sesungguhnya, setan itu
adalah musuh yang nyata bagi kalian. Dan, hendaklah kalian menyembah-Ku. Inilah
jalan yang lurus.( Yasiin [36] : 60-61)"
Ketika orang-orang musyrik menyembah para malaikat dengan
kemantapan mereka, tetap saja ibadah mereka itu tertuju kepada setan meski
mereka mengira ibadah mereka itu tertuju kepada para malaikat. Allah Swt.
berfirman:
"Dan, (Ingatlah) hari Kami mengumpulkan mereka
semuanya, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, Apakah mereka ini
dahulu menyembah kamu?' Malaikat-malaikat itu menjaivab, 'Maha Suci Engkau,
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Bahkan, mereka telah menyembah jin.
Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.( Saba’ [34] : 40-41)"
Setan mengajak orang-orang musyrik agar mereka menyem¬bahnya
dan setan juga membuat mereka mengira sedang me¬nyembah malaikat. Begitu pula
para penyembah matahari, rem¬bulan, dan bintang-bintang. Mereka mengira sedang
menyembah ruh pada bintang-bintang itu. Ruh-ruh itulah yang dianggap berbicara
kepada mereka dan mencukupi segala kebutuhan mereka. Oleh karena itu, tatkala
matahari muncul, setan mengiringinya, lalu orang-orang kafir bersujud
kepadanya. Demikian juga ketika matahari itu terbenam.
Sesungguhnya Allah yang hidup pada manusia itulah yang ada
Tanya : "Alam ini gak ada, manusia pun gak ada, yang
ada itu hanyalah Allah dan perbuatanNya saja, jadi sesungguhnya Allah yang
hidup pada manusia itulah yang ada, maksudnya ini gimana Abah?”
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Aku jawab : Kalimat pertama merupakan konsep tauhid yang
menjelaskan bahwa Allah ada sendirian, Gerak Allah merupakan wujudNya hingga
berupa mahluk, termasuk diri kita (manusia), jadi poinnya Kita itu tidak ada,
ini menuntut keadaan yang benar-benar tidak ada, bukan hanya sekedar pepesan
kosong, tapi sememangnya tidak ada, kata aku, begitu juga rasa aku pada diri
haruslah tidak ada, mulai dari keinginan, kebutuhan dan harapan semuanya harus
tidak ada, sehingga sejalan dengan pernyataan Rasulullah : "MATILAH
SEBELUM ENGKAU MATI"
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Matilah sebelum mati, itu bermakna dirimu harus benar benar
tidak ada layaknya mati, inilah fana (mati) sebelum nafas lepas dari badan,
maka barulah engkau masuk pada kalimat kedua yang MERUPAKAN KEADAAN NYATANYA
ALLAH, bahwa Allah lah yang hidup pada diri, berarti yang berhak memilik diri
dan tubuh engkau ini adalah Allah, karena tubuh, jiwa, dan ruh yang terdapat
pada diri adalah Allah itu sendiri, dan ingatlah bahwa Sunan Bonang pernah
berkata, “NYATA PADA ZAHIR BATINKU ADALAH ALLAH". jika begitu masihkah ada
yang lain selain Allah?
Dicatat oleh KunciLangit di 9:18 PTG
No comments:
Post a Comment