Sedikit
cerita tentang danau Toba. Danau Toba merupakan danau terbesar se Asia
Tenggara. Di tengah danau Toba ada sebuah pulau yang bernama pulau
Samosir.
Danau Toba, Kepingan Syurga di Tanah Sumatera
Pelajaran
Di tengah-tengah danau Toba terdapat sebuah pulau yang cukup luas bernama pulau Samosir. Hampir semua penduduk Samosir adalah orang Batak. Di sekitaran danau Toba ada juga tempat wisata selain danau, misalnya bukit Holbung dan bukit Gibeon. Saat ini danau Toba tengah menjadi salah satu destinasi favorit para turis baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Hal ini sangat berdampak positif bagi masyarakat sekitar karena akan menambah pemasukan daerah yang dapat menjadi faktor kesejahteraan masyarakat setempat.
Jarak dari kota Medan ke danau Toba adalah 180 KM, sekitar 4 jam perjalanan naik bus. Dari kota Medan lanjut ke Tebing Tinggi, dari Tebing Tinggi ke Kota Pematangsiantar, dari Pematangsiantar ke Prapat. Dan untuk menyebrang dari Prapat ke Pulau Samosir adalah sekitar 30 Menit. Di dalam kapal kita bisa menikmati kacang khas dari Pulau Samosir dan harganya sangat terjangkau. Kita bisa menikmati pemandangan danau Toba dari penatapan yang berada di Prapat, tepatnya daerah Sibaganding. Tapi akan lebih indah jika anda datang kesana malam hari karena anda akan melihat pemandangan kota Prapat di malam hari. Keindahan lampu-lampu memang benar benar membuat mata kita dimanjakan. Di sekitaran penatapan kita juga bisa menjumpai kawanan monyet yang sering meminta makanan pada turis yang datang. Anda bisa memberinya kacang untuk dimakan.
Flashback ke masa lalu, danau Toba konon katanya terjadi karena meletusnya gunung purba supervulcano Toba. Bahkan katanya bumi kembali ke zaman es pada masa itu. Bumi tidak dapat cahaya matahari selama 6 tahun. Hampir seluruh dunia merasakan dampak dari letusan gunung supervulcano Toba. Hampir semua spesies yang ada di bumi ini punah. Letusannya benar-benar dahsyat.
Namun menurut dari cerita masyarakat, danau Toba terbentuk karena seorang ayah yang bernama Toba marah kepada anaknya yang bernama Samosir karena memakan makanan yang seharusnya diberi kepada si Toba. Karena kesal dengan anaknya, Toba melanggar janji kepada istrinya untuk tidak memberitahukan kepada anaknya tentang jati diri istrinya yang sebenarnya. Toba menyebut Samosir anak ikan. Samosir menangis menghampiri ibunya. Waktu itu hujan tiba-tiba deras, perlahan air mulai naik. Toba minta maaf pada istrinya, tapi istrinya tidak mau mendengar karena sudah kecewa. Istrinya kecewa karena Toba tidak menepati janjinya. Lama kelamaan airnya makin naik dan terbentuklah danau Toba yang ditengah tengahnya ada pulau Samosir.
Saat ini pemerintah khususnya pemerintah pusat sedang fokus untuk menaikkan nama danau Toba menjadi tempat wisata kelas Internasional. Terbukti awal september kemarin bandara Silangit yang menjadi bandara yang dekat dengan danau Toba diangkat menjadi bandara Internasional. Rencananya, rel kereta api juga akan dibangun dari kota Medan ke Prapat melalui kota Pematangsiantar.
Pemerintah juga berencana akan menambah alat tranportasi laut berupa sebuah kapal Fery untuk membantu masyarakat yang ingin menyebrang ke Pulau Samosir menjadi lebih cepat, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil. Memang sering sekali terjadi antrian panjang jika ingin menyebrang ke pulau Samosir terutama ketika hari libur. Sehingga menimbulkan kemacetan jika ingin pergi ke objek wisata tertentu. Hal ini tentu berdampak negatif pada objek wisata tersebut. Diharapkan pemerintah segera menjalankan semua rencana tersebut sehingga pariwisata di sekitar danau Toba akan semakin maju.
Untuk menyebrang ke pulau Samosir, di danau Toba terdapat transportasi lain selain kapal Fery, yaitu kapal motor. Harga menyebarng menggunakan kapal ini adalah 8 ribu per orang, dan tambah 10 ribu jika membawa sepeda motor. Waktu tempuh juga akan lebih cepat jika kita menggunakan kapal motor jika ingin menyebrang ke danau Toba.
Walaupun perhatian pemerintah pusat saat ini untuk danau Toba sudah maksimal, tapi masih banyak masyarakat yang justru malah merusak alam danau Toba. Banyak turis pendatang yang membuang sampah di danau Toba atau pinggiran danau Toba. Selain itu, banyak juga masyarakat lokal yang masih belum menyadari dampak dari kerusakan lingkungan. Masih banyak masyarakat sekitaran danau Toba yang dengan sengaja membuat keramba di dalam danau Toba yang sebenarnya dapat merusak lingkungan.
Penebangan pohon di hutan sekitaran danau Toba juga masih sering terjadi, banyak pengusaha gelap yang memanfaatkan kekayaan danau Toba untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak dari danau Toba.
Daerah wisata yang terkenal di danau Toba adalah Prapat, Tomok, Tuktuk, Tigaras, Silalahi, Balige dan lain-lain. Disekitaran danau Toba kita juga bisa menjumpai air terjun, pemandian air panas dan juga pantai dalam danau. Tempat wisata yang saat ini populer adalah Bukit Holbung. Bukit Holbung terletak di desa Janji Martahan, Kabupaten Samosir. Banyak anak muda yang datang kesini hanya untuk berkemah. Selai bukit Holbung, tempat wisata lain yang saat ini populer adalah Bukit Indah Simarjarunjung (BIS) yang menjadi tempat favorit anak muda yang berpacaran, Bukit Gibeon, Paropo, Bukit Gajah Bobok, dan Pantai Lumban Bulbul di Balige.
Powered By Adtival
No comments:
Post a Comment