اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Tahmid Dengan Denyutan Nadiku اللهَ (اَلْحَمْدُ ِللهِ) الله
Tahlil Degupan Jantungku لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله) اللهَ )
Takbir Hela Turun Naik Nafasku (اللَّهُ أَكْبَرُ) اللهَ
اَلْحَمْدُ ِللهِ syukur kepadaMU YA اللهَ اللهَ ALLAH اللهَ
للَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
KISAH NABI AYYUB A.S.
KISAH NABI AYYUB A.S.
Nabi Ayyub as
Berkata
salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul dan
berbincang tentang tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas
bumi :
"Aku
tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih
baik dari hamba Allah Ayyub". Ia adalah seorang mukmin sejati ahli
ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang
diberikan oleh Allah kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk
menolong orang-orang yang memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya
terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas
segala nikmat dan kurnia yang diberikan kepadanya."
Para kawanan
malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri
Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi
dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri
Ayyub. Percakapan para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar
oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul.
Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi
seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan disesatkan
ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak rela melihat
seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik,
ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah
dan petunjuk Allah.
Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana
kebenaran
kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang
benar Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub
bergelimpangan dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang
tidak ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup
rukun, damai dan bakti. Ia mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh
kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan imannya oleh kenikmatan
duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa menemui Ayyub berada di
mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala
pemberian-Nya.
Mulutnya tidak
berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub
ditemuinya sebagai seorang yang penuh kasih sayang terhadap sesama
makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang telanjang
diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah
ditegur. Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak
terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh
dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan
yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan
benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan
pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan
sasaran pada diri Ayyub.
Akan tetapi Iblis
bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub
secara langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia
berkata : " Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan
memuji-muji-Mu, bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak
berbuat demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat
pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang soleh
tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan kehilangan semua
kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya. Ia takut,
jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut
daripadanya segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu
haiwan ternakan, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba
sahaya dan pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan
bakti. Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari
pemilikannya dan habis terkena musibah? Di samping itu Ayyub masih
mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk
tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah
dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan
semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan
melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."
Allah berfirman kepada Iblis : " Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang
sangat taat
kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk
mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang
teguh dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap
di dalam lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan
tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang
telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan menurun dan
menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam dirinya dan
harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia miliki
adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau
menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan
dan prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihathamba-hamba-Ku anak
cucu Adan berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat.
Dan untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku
dan kepada takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya
serta memalingkannya daripada-Ku. Kerahkanlah pembantu-pembantumu
menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Cuba
binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah keluarganya yang
rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu
menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku Ayyub itu."
Dikumpulkanlah
oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah
mendapatkan izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merusak aqidah dan
imannya dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh
hati dan keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya
sehingga ia menjadi seorang yang papa dan miskin, mencerai-beraikan
keluarganya sehingga ia menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis
berseru kepada pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas
penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja
yang mereka dapat lakukan.
Dengan berbagai
cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu
menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan
ternakannya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali,
kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi
kering dan
gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu
yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi
seorang papa miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan
takwa serta jiwanya yang besar. Setelah berhasil menghabiskan kekayaan
dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai
seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata:
"Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali
sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu
dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih
sedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan
yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan
dan harta milikmu. Mereka bertanyatanya, gerangan apakah yang
menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya
dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya.
Sementara orang
dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam
ibadah dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan
Allah, Tuhan Ayyub, benarbenar berkuasa, nescaya Dia dapat
menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahawa ia telah
menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah
melanggar perintah-Nya . Seorang lain menggunjing dengan mengatakan
bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia
tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin
dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat
menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut
bersedih hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah
alami."
Iblis yang
menyerupai sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya
seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak
menampakkan tandatanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan
oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya :
"Ketahuilah bahawa apa yang aku telah miliki berupa harta benda,
gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan ternakan serta lain-lainnya
semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang diminta-Nya kembali
setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau
ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya
telah tiba. Maka segala syukur dan ouji bagi Allah yang telah
memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari
siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia
suka. Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau
menurunkannya menurut kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba
makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima
segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti
dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan takdir-Nya itu."
Selesai
mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk
tercenggang di depannya, menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah
memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas
segala cubaan dan ujian-Nya. Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub
dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya tidak termakan oleh hati
hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak akan pernah
berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan
Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di
mana saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan
godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup
rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai.
Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan
usahanya mencuba Ayyub. Berkata ia kepada Tuhan:
"Wahai Tuhan,
Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman
dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya
dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih mempunyai
putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan
semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di
hari tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika
musibah yang mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa
lagi bila ia sangat sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba
kesabarannya dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku
lakukan terhadap keluarganya dan putera-puteranya yang ia sangat sayang
dan cintai itu."
Allah
meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman: "Aku mengizinkan engkau
mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal
dan kesabaran tiu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa
engkau tidak akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan
menipiskan kepercayaannya kepada-Ku."
Iblis lalu pergi
bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera Ayyub
di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan
kemegahan, lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan
menjatuhi dan menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah
pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang
dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan menyatakan
turut berdukacita atas musibah yang menimpa puteranya. Ia berkata
kepada Ayyub dalam takziahnya: "Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat
putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh
akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu
selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan
sujud rukukmu siang dan malam."
Mendengar kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap:
"Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-
Nya, Tuhan yang
Maha Pemberi dan Maha Pencabut." Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam
keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkeldan marah kepada dirinya
sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut
Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: "Wahai Tuhan, Ayyub sudah
kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia
ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan
gedung yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan
mentalnya yang kuat dan sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun
batinnya, jiwanya, iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah
sama sekali. Izinkan aku mencubanya kali ini mengganggu kesihatan
bandanya dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan
kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas melakukan
ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan
menjadi lunturlah iman dan akidahnya."
Allah tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda
Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan
bagaimana pun
beratnya cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan dia
menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi
hamba-hamba- Nya. Allah berfirman kepada Iblis: "Bolehlah engkau
mencuba lagi usahamu mengganggu kesihatan badan dan kekuatan fizikal
Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghamba
pilihan-Ku ini."
Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil
penyakit ke dalam
tubuh Ayyub. Baksil-baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang
kesihatan Ayyub yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit,
deman panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya
makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi
pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik . Ianya
akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawankawan
dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular dengan cepatnya kepada
orangorang yang menyentuhnya atau mendekatinya. Ia menjadi terasing
daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap
mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih
sayang, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan
tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu.
Iblis
memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak
meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh,
tidak bergaduh,ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan
lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis merasa kesal hati dan
jengkel melihat ketabahan hati Ayyub menanggung derita dan kesabarannya
menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu
apa usaha lagi yang harus diterapkan bagi mencapai tujuannya merusakkan
aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran dari para
kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk
menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai
sasarannya. Bertanya mereka kepadanya: "Di manakah kepandaianmu dan
tipu dayamu yang ampuh serta kelincinanmu menyebar benih was-was dan
ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-sia?" Seorang
pembantu lain berkata: "Engkau telah berhasil mengeluarkan Adam dari
syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya
tujuanmu itu?"
"Dengan memujuk
isterinya", jawab Iblis. "Jika demikian" berkata syaitan itu
kembali,"Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub,
hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal
merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia."
"Benarlah dan
tepat fikiranmu itu," kata Iblis, "Hanya tinggal itulah satu-satu jalan
yang belum aku cuba. Pasti kali ini dengan cara menghasut isterinya aku
akan berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini."
Dengan rencana barunya pergilah Iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai
seorang
kawan lelaki yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri
Ayyub: "Apa khabar dan bagaimana keadaan suamimu di ketika ini?" Seraya
mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub
kepada Iblis itu, tamunya: "Itulah dia terbaring menderita kesakitan,
namun mulutnya tidak henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia
masih berada dalam keadaan parah, mati tidak hidup pun tidak."
Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahawa ia
kali ini akan berhasil maka diingatkanlah isteri Ayyub akan masa
mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sihat, bahagia
dan makmur dan dibawakannyalah kenangkenangan dan kemesraan.
Kemudian
keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan isteri Ayyub duduk
termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan
suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan
masa di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai
dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian
puteranya, dan kemudian yang terakhirnya diikuti oleh penyakit suaminya
yang parah yang sangat menjemukan itu. Isteri Ayyub merasa kesepian
berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada
sahabat tiada kerabat, tiada handai, tiada taulan, semua menjauhi
mereka kerana khuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan
menjijikkan itu.
Seraya menarik
nafas panjang datanglah isteri Ayyub mendekati suaminya yang sedang
menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata: "Wahai
sayangku, sampai bilakah engkau terseksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah
kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan
terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan
sihat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi
oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? Mohonlah wahai
Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan
musibah yang berpanjangan ini." Berkata Ayyub menjawab keluhan
isterinya: "Wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan
dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah
mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar
kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa
kini.
Aku hendak
bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang
mewah, makmur dan sejahtera itu?" "Lapan puluh tahun", jawab isteri
Ayyub. "Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini?" tanya
lagi Ayyub. "Tujuh tahun", jawab si isteri. "Aku malu", Ayyub
melanjutkan jawabannya," memohon dari Allah membebaskan kami dari
sengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa
kejayaan yang telah Allah kurniakan kepada kami. Kiranya engkau telah
termakan hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan
berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu
kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih
kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejak detik ini aku
haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau
melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini
sampai Allah menentukan taqdir-Nya."
Setelah
ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal
seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada
isteri. Ia bermunajat kepada Allah
dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya.
Ia berdoa: "Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan
kepayahan dan kesusahan serta seksaan dan Engkaulah wahai Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Allah menerima doa Nabi Ayyub yang
telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil
memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis. Allah
mewahyukan firman kepadanya: "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ
air akan memancur dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua
penyakitmu dan akan pulih kembali kesihatan dan kekuatan badanmu jika
engkau gunakannya untuk minum dan mandimu."
Dengan izin Allah
setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuhlah segera Nabi Ayyub
dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala
rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan
kembali menampakkan lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia
menderita. Dalam pada itu isterinya yang telah diusir dan meninggalkan
dia seorang diri di tempat tinggalnya yang terasing, jauh dari jiran,
jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada
jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya kembali, kerana
bukanlah Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada didepannya,
tetapi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sihat afiat seakan-akan
tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya
bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya
mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan
asalnya.
Nabi Ayyub telah
bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali
bila ia sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun
merasa kasihan kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan
menyekutuinya di dalam segala duka dan deritanya. Ia bingung, hatinya
terumbang-ambingkan oleh dua perasaan, ia merasa berwajiban
melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang setia dan bakti itu tidak
patut, kata hatinya, menjalani hukuman yang seberat itu. Akhirnya Allah
memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya: "Hai Ayyub, ambillah
dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan rumput itu
seratus kali sesuai dengan sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan
demikian tertebuslah sumpahmu."
Nabi
Ayyub dipilih oleh Allah sebagai nabi dan teladan yang baik bagi
hamba-hamba Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini
nama Ayyub disebut orang sebagai simbul kesabaran. Orang menyatakan ,
si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan sebagainya. Dan Allah telah
membalas kesabaran dan keteguhan iman Ayyub bukan saja dengan
memulihkan kembali kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya kepada
keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran
duniawinya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat gandanya. Juga
kepadanya dikurniakan lagi putera-putera sebanyak yang telah hilang dan
mati dalam musibah yang ia telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan
kurnia-Nya kepada Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian
yang berat dengan penuh sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah. Kisah
Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga
ayat 44 dan surah Al-Anbiaa' ayat 83 dan 84
ALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَ
اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
..................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................................
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
Doa dan usap keseluruh tubuh setiap lepas solat
Maka ucaplah sebutlah, lafazlah, katalah dengan lidahmu disetiap saat akan zikir memuji dan mengAgungkan kebesaran ALLAH Swt dengan Tasbih dibawah secara istiqomah.
100 X (سُبْحَانَ اللَّهِ)
100X (أسْتَغْفِرُاللهَ)
100X (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
100X (لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ)
100X (اللَّهُ أَكْبَرُ)
100X (اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ)
100X (لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّهِ)
اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ ٱلظَّالِمِينَ
آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
.........................................................................
Zikirullah
No comments:
Post a Comment