Sufyan at-Tsauri, seorang ulama hadis terkemuka, menyatakan, ada 10 perkara yang termasuk dalam kategori sia-sia iaitu:
- Berdoa untuk dirinya sendiri, tetapi tidak memohon doa untuk ibu bapanya sendiri dan kaum Muslimin.
- Orang yang sering membaca Al-Quran, tetapi tidak membaca secara tertib hingga 100 ayat setiap hari.
- Masuk ke dalam masjid, kemudian dia keluar kembali dari masjid tanpa mengerjakan Solat Tahiyatul Masjid.
- Lelaki yang masuk pada Jumaat ke satu kota, kemudian dia keluar dari kota itu tanpa mengerjakan solat Jumaat berjemaah.
- Melalui tanah perkuburan, tetapi tidak mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan tidak mendoakan untuk keselamatan arwah mereka.
- Tinggal dalam suatu lingkungan dengan seorang ulama, tetapi dia tidak mempergunakan kesempatan itu untuk menambah ilmu pengetahuan.
- Bersahabat, tetapi mereka tidak saling menanyakan keadaan masing-masing dan keluarganya.
- Mengundang seseorang menjadi tetamunya, tetapi tidak dipedulikan atau dilayani tetamunya itu.
- Orang yang tidak menyedari tetangganya yang merintih lantaran kelaparan, sedangkan dia sendiri makan kekenyangan di rumahnya.
- Pemuda yang menjadikan zaman mudanya berlalu begitu saja tanpa memanfaatkan waktu berharga untuk menuntut ilmu dan meningkatkan budi pekerti.
Rasulullah SAW melarang melakukan perkara sia-sia dan tidak pernah melakukan sesuatu yang melampaui batas. Perkara ini ada dijelaskan dalam hadis: “Ketika Mu’awiyah berkunjung ke Kufah, maka Abdullah bin Amr bercerita mengenai Rasulullah SAW, katanya Rasulullah SAW tidak pernah melampaui batas dan tidak pernah melakukan perkara keji. Beliau juga berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik antara kamu adalah orang yang paling baik budi pekertinya.” (HR. al-Bukhari).
Rasulullah SAW bersabda; “Tidak akan berganjak dua tapak kaki manusia pada hari kiamat sehinggalah dia disoal tentang empat perkara. Mengenai umurnya kemanakah dihabiskan umurnya? Mengenai ilmunya, apakah yang sudah dilakukan dengan ilmunya? Mengenai hartanya, dari sumber manakah dia perolehi dan jalan manakah dia belanjakan? Dan tentang tubuh badannya, apakah yang telah dia lakukan?” (HR. Tirmizi)
No comments:
Post a Comment