12 November 2019

Intai kesilapan sendiri

11 Rabiul Awal 1441H 08 November 2019M السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم Manusia sering mengintai-intai keburukan dan kesilapan orang lain. Bak kata perpatah melayu, "Kuman di seberang laut boleh nampak..." عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ Dari Abu Dzar RA ia berkata; Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya (dosa), serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (Hadith Riwayat At- Tirmidzi) Oleh kerana itu, biar pun seseorang itu ada sepuluh kebaikan dan hanya ada satu keburukan atau kesilapan, namun yang satu itulah yang akan dilihat, diperkatakan dan diperbesarkan. Allah azza wa jalla tidak begitu. Dia yang memiliki rahmah dan kasih sayang tidak begitu... Allah ta'ala menghargai kebaikan hamba-hambaNya dan sentiasa membuka pintu kemaafan dan keampunanNya... مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali ganda amalannya. (Al-An'aam: 160) وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً  Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Alllah menulis satu keburukan saja. (Hadith Riwayat Al-Bukhari dan Muslim) Bila hati diliputi kejahilan terhadap diri sendiri... قال ابن عطاء الله في الحكم :  أجهل الناس من ترك يقين ما عنده لظن ما عند الناس "Sejahil-jahil manusia ialah seorang yang meninggalkan keyakinan yang ada padanya untuk menerima persangkaan yang ada pada manusia". Seseorang yang meninggalkan keyakinan tentang keaiban dirinya, kerana terpesona dengan sangkaan manusia terhadap kebaikan dirinya, maka dialah sejahil- jahil manusia. Ini disebabkan ia mendulukan persangkaan terhadap keyakinan. Ia mendulukan apa yang bukan pada pengetahuan tentang dirinya berbanding apa yang ia tahu tentang dirinya. Ini merupakan penyelewengan tazkiyah nafs yang bahaya kerana bakal terjerumus pada lembah ghurur (tertipu) Ambil berat tentang diri sendiri... حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ خَبُثَتْ نَفْسِي وَلَكِنْ لِيَقُلْ لَقِسَتْ نَفْسِي Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah radliallahu 'anha dari Nabi SAW beliau bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; Khabutsat nafsi (diriku sangat buruk), akan tetapi hendaknya ia mengatakan laqisat nafsi (diriku ada kekurangan)". (Hadith Riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad) قال ابن عطاء الله في الحكم : الناس يمدحونك لما يظنونه فيك فكن أنت ذامّا لنفسك لما تعلمه منها  Berkata Ibnu 'Athoillah dalam Al Hikam: Manusia memujimu, kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Maka, celalah dirimu karena apa yang kau tahu (aib dan kekurangan) ada pada dirimu". فَأَثَـٰبَهُمُ ٱللَّهُ بِمَا قَالُوا۟ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۚ وَذَ ٰ⁠لِكَ جَزَاۤءُ ٱلۡمُحۡسِنِینَ "Lalu Allah memberikan pahala kepada mereka disebabkan (pengakuan iman yang ikhlas) yang telah mereka ucapkan, (iaitu mereka dibalas dengan) Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; mereka pula tetap kekal di dalamnya. Dan yang demikian itu, adalah balasan orang-orang yang berusaha berbuat kebaikan." (Al-Ma'idah: 85) Jagalah akhlak dalam perhubungan sesama kita, jangan ada umpatan, fitnah, hinaan, merendah-rendah orang lain dan sebagainya. Jadilah kita orang bertaqwa, yang melakukan amal soleh dan menjauhi mungkar, serta berakhlak mulia dalam pergaulan sesama manusia. Justeru, rawatilah nafsu sendiri. Ambil beratlah tentang dirimu sendiri...

No comments: