29 February 2020

SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa

أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Sakit kepala? Puncanya adalah saluran darah tersumbat!(سُبْحَانَ اللَّهِ)‎ Tasbeh Hatiku berdetik setiap saat  
(أسْتَغْفِرُاللهَ)Istighfar dari Kerdipan Mataku 
(الْحَمْدُ لِلَّهِ)Tahmid Dengan‎ Denyutan Nadiku 
(لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)Tahlil ‎Degupan Jantungku 
(اللَّهُ أَكْبَرُ)‎Takbir Hela Turun Naik Nafasku 
اَلْحَمْدُ ِللهِ syukur kepada اللهَ 
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ   ...     اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ                  ALLAH اللهَ 
                                                                       ALLAH اللهَ  
                                      SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa                                                                                                 

 SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa

Abdul Karim bin Muhammad Nur – Kerinci Indonesia menyusun sebuah kitab yang menjadi pegangan seluruh murid beliau yang ditulis menggunakan huruf jawi (Arab Melayu), mudah-mudahan Allah meredhai dan menjadi khazanah berguna untuk diri hamba dan generasi seterusnya - http://www.jalansufi.com/


1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ushuluddin atau 'Aqidul Iman.

Kepada Sahabat yang arifin dan budiman sudilah kiranya berbagi pada hamba yang awam untuk menghuraikan Mubada (Pendahuluan)dari pada Ilmu ini.....mudah-mudahan bermanfaat.
1. Nama.
2. Mana tempat ambilannya
3. Apa kandungannya
4. Apa-apa tempat bahasannya atau Maudu’nya
5. Apa faedah ilmu ini
6. Apa nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu
7. Siapa orang yang menghantarkan ilmu ini atau yang mengeluarkannya
8. Apa hukumnya
9. Apa kelebihannya
10. Apa kesudahan ilmu ini

Adapun Mubadi ilmu tauhid itu sepuluh perkara:
1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ussuluddin, ilmu ‘Aqidul Iman
2. Tempat ambilannya : yaitu diterbitkan daripada Qur’an dan Hadits
3. Kandungannya yaitu mengandung pengetahuan dari hal membahas ketetapan pegangan kepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada beberapa simpulan atau ikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil supaya diperoleh I’t’ikad yang yakin (kepercayaan yang putus/Jazam sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimana kepercayaan itu.
4. Tempat bahasannya atau Maudu’nya kepada empat tempat:
a. Pada Zat Allah Ta’ala dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahil padaNya dan sifat-sifat yang harus padaNya.
b. Pada zat rasul-rasul dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahil padanya dan sifat-sifat yang harus padanya
c. Pada segala kejadian dari segi jirim dan jisim dan ngarad sekira-kira keadaannya itu jadi petunjuknya dan dalil bagi wujud yang menjadikan dia
d. Pada segala pegangan dan kepercayaan dengan kenyataan yang didengar daripada perkhabaran rasul-rasul Allah seperti hal-hal surga dan neraka dan hari kiamat
5. Faedah ilmu ini yaitu dapat mengenal Tuhan dan percaya akan rasul dan mendapat kebahagian hidup didunia dan hidup di akhirat yang kekal.
6. Nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu, yaitu ilmu ini ialah ilmu yang terbangsa kepada agama islam dan yang paling utama sekali dalam agama islam.
7. Orang yang menghantarkan ilmu ini atau mengeluarkannya yaitu, yang pertama mereka yang menghantarkan titisan ilmu tauhid dengan mendirikan dalilnya untuk menolak perkataan meraka yang menyalahi ialah dari pada ulama-ulama yang mashur yaitu Imam Abu Al hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur At Maturidi tetapi mereka pertama yang menerima ilmu tauhid daripada Allah Ta?ala ialah nabi Adam alaihissalam, dan yang akhir sekali Nabi Muhammad SAW.
8. Hukumnya, yaitu fardhu ‘ain bagi tiap-tiap orang yang mukallaf laki-laki atau perempuan mengetahui sifat-sifat yang wajib, yang mustahil dan yang harus pada Allah Ta’ala dengan jalan Ijmal atau ringkasan begitu juga bagi rasul-rasul Allah dan dengan jalan tafsil atau uraian .
9. Kelebihannya yaitu semulia-mulia dan setinggi-tinggi ilmu daripada ilmu yang lain-lain, karena menurut haditsnya nabi: Inallahata’ala lam yafrid syai’an afdola minattauhid wasshalati walaukana syai’an afdola mintu laf tarodohu ‘ala malaikatihi minhum raakitu wa minhum sajidu, artinya, Tuhan tidak memfardukan sesuatu yang terlebih afdhol daripada mengEsakan Tuhan. Jika ada sesuatu terlebih afdhol daripadanya niscaya tetaplah telah difardhukan kepada malaikatnya padahal setengah daripada malaikatnya itu ada yang ruku’ selamanya dan setengah ada yang sujud selamanya dan juga ilmu tauhid ini jadi asal bagi segala ilmu yang lain yang wajib diketahui dan lagi karena mulia , yaitu Zat Tuhan dan rasul dan dari itu maka jadilah maudu’nya semulia-mulia ilmu dalam agama islam.
10. Kesudahan ilmu ini yaitu dapat membedakan antara I’tikad dan kepercayaan syah dengan yang batil dan dapat pula membedakan antara yang menjadikan dengan yang dijadikan atau antara yang Qadim dengan yang muhadasNya

Adapun pendahuluan masuk pada menjalankan ilmu tauhid itu berhimpun atas tiga perkara:
1. Khawas yang lima yaitu, Pendengar, Penglihat, Pencium, Perasa lidah dan Penjabat
2. Khabar Mutawatir, yaitu khabar yang turun menurun. Adapun khabar mutawatir itu dua bahagi:
1. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah orang banyak
2. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah rasul-rasul
3. ‘Aqal, yaitu hukum yang menetapkan sesuatu perkara adanya atau tiadanya.

Akal
Adapun ‘Akal itu dua bahagi :
1. ‘Akal Nazori, yaitu akal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.
2. ‘Akal Doruri, yaitu akal yang tiada berkehendak kepada fikir dan keterangan.
Adapun Hukum ?Akal itu tiga bahagi:
1. Wajib ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal akan tiadanya maka wajib adanya (Zat, Sifat dan Af’al Allah)
2. Mustahil ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal akan adanya maka mustahil adanya (Segala kebalikan daripada sifat yang wajib, sekutu)
3. Harus ‘Akal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baharu/diciptakan)
MUMKINUN (Baharu Alam)
Adapun yang wajib bagi ‘Alam mengandung empat perkara:
1. Jirim, yaitu barang yang beku bersamaan luar dan dalam seperti, batu, kayu, besi dan tembaga
2. Jisim, yaitu barang yang hidup memakai nyawa tiada bersamaan luar dalam seperti manusia dan binatang
3. Jauhar Farad, barang yang tiada boleh dibelah-belah atau dibagi-bagi seperti asap, abu dan kuman yang halus-halus
4. Jauhar Latief, yaitu Jisim yang halus seperti roh, malaikat, jin, syaiton dan nur
Wajib bagi Jirim, Jisim, Jauhar Farad dan Jauhar Latief bersifat dengan empat sifat:
1. Tempat, maka wajib baginya memakai tempat seperti kiri atau kanan, atas atau bawah, hadapan atau belakang
2. Jihat, maka wajib baginya memakai jihat seperti utara atau selatan, barat atau timur, jauh atau dekat
3. Berhimpun atau bercerai
4. Memakai ‘arad, yaitu gerak atau diam, besar atau kecil, panjang atau pendek dan memakai rasa seperti manis atau masam, masam atau tawar dan memakai warna-warna seperti hitam atau putih, merah atau hijau dan memakai bau-bauan seperti harum atau busuk
Hukum Adat Thobi'at
Adapun yang wajib bagi hukum adat Thobi’at yang dilakukan didalam dunia ini sahaja,
Seperti makan, apabila makan maka wajib kenyang sekedar yang dimakan begitu juga api apabila bersentuh dengan kayu yang kering maka wajib terbakar, dan pada benda yang tajam yang apabila dipotongkan maka wajib putus atau luka.
Dan begitu juga pada air apabila diminum maka wajib hilang dahaga sekedar yang diminum. Adapun yang mustahil pada adat Thobi?at itu tiada sekali-kali seperti makan tiada kenyang, minum tiada hilang dahaga, dipotong dengan benda yang tajam tiada putus atau luka dan dimasukkan didalam api tiada terbakar. Akan tetapi yang mustahil pada adat itu sudah berlaku pada nabi Ibrahim as di dalam api tiada terbakar dan pada nabi Isma?il as dipotong dengan pisau yang tajam diada putus atau luka .
Adapun yang mustahil pada adat itu jika berlaku pada rasul-rasul dinamakan Mu’jizat, jika berlaku pada nabi-nabi dinamakan Irhas, jika pada wali-wali dinamakan Karamah, dan jika pada orang yang ta?at dinamakan Ma’unah dan jika berlaku pada orang kafir atau orang fasik yaitu ada empat macam:
1. dinamakan Istidraj pada Johirnya bagus dan hakikat menyalahi
2. dinamakan Kahanah yaitu pada tukang tenung
3. dinamakan Sya’wazah yaitu pada tukang silap mata
4. dinamakan Sihir yaitu pada tukang sihir

 
ALLAH اللهَ ALLAH  اللهَ ALLAH  اللهَALLAH  اللهَ
                                  






















ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَALLAH اللهَ    
                                             
SIFAT 20 - Susunan Abdul Karin Kerinci Indoneisa                                             
                                             
       اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
                والله أعلم بالـصـواب  
                       Moga Bermanfaat.
                             
...........................................................................................................





Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh









Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X  لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X  الله أكبر

Alhamdulillah syukur kepada ALLAH
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh







Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X  لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X  الله أكبر

Alhamdulillah syukur kepada ALLAH

No comments: