06 March 2018

Allah Maha Besar. Berapa besarkah Allah ?



Seluruh manusia yang beriman pasti mengakui dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah itu Maha Besar. Untuk menambah keyakinan tersebut dan sekaligus untuk mengetahui betapa kecilnya seorang manusia, penulis akan ajak berangan-angan atau membayangkan seberapa besar Allah dengan membandingkan bumi yang kita tempati dengan benda-benda yang ada di alam semesta ini. Dengan mengetahui seberapa besar bumi ini dan seberapa besar alam semesta ini, kita akan menemukan jawaban sebesar apa Tuhan yang mencipatakan alam semesta ini, dan tentunya nantinya akan bermuara pada keyakinan kita yang penuh tentang kebesaran dan keagungan Allah.

Pertama-tama marilah kita bandingkan seberapa besar planet Bumi yang kita tinggali ini dengan planet-planet lain. Kalau planet Bumi dibandingkan dengan planet-planet seperti Venus, Mars, Mercuri, dan Pluto, maka planet Bumi ini cukup besar. Jika ibaratnya besarnya Pluto adalah sebesar kelereng, maka bumi ini kurang lebih sebesar bola tennis. Tetapi jika dibandingkan dengan planet-planet seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, bumi ini akan terlihat sangat kecil. Kalau Jupiter sebesar bola sepak, maka Bumi ini hanya sebesar kelereng. Kemudian jika planet-planet yang lebih besar dari planet Bumi tersebut dibandingkan dengan Matahari, maka planet-planet tersebut terlihat sangat kecil. Jika Matahari sebesar bola sepak, maka Jupiter hanya sebesar kelereng dan bumi akan terlihat seperti “titik” dalam matahri tersebut. Jadi matahari yang merupakan bintang terdekat dengan bumi ini ukurannya besar sekali. Itu baru membandingkan bumi dengan planet lain dan matahari. Selanjutnya jika kita bandingkan lagi besarnya Matahari dengan benda-benda angkasa lain yang berhasil diamati, akan terlihat bahwa matahri ini sangat kecil (untuk melihat gambar tentang ukuran alam semesta di sekitar kita, click http://www.rense.com/general72/size.htm ). Matahari akan terlihat seperti kelereng jika dibandingkan dengan benda angkasa bernama Arcturus yang diumpamakan sebesar bola sepak. Lalu, Arcturus itu sendiri akan terlihat sebesar kelereng kalau dibandingkan dengan benda angkasa bernama Antares yang diumpakan sebesar bola sepak. Itu baru benda-benda angkasa disekitar kita (yang berhasil diamati manusia). Padahal di alam semesta ini ada banyak galaksi yang merupakan kumpulan jutaan bintang-bintang yang bertebaran di alam semesta ini. Bumi, planet lain dan matahari merupakan salah satu bagian dari sebuah galaksi. Singkatnya, karena Allah menciptakan alam semesta ini, tentu Dia lebih besar dari alam semesta ini. Masih berani berlaku sombongkah kita setelah mengetahui betapa kecil diri kita ini dan betapa Maha Besar Allah pencipta alam semesta ini. Kita tidak bisa membayangkan begitu besarnya Allah karena alam semesta ciptaanNya begitu kecil bagiNya. Maka tiada kata yang lebih tepat selain mengucapkan “Allahu Akbar”, Allah Maha Maha besar.
Oleh: Ali Said

Jenis air yang keluar daripada kemaluan



1) Air mani

adalah air yang keluar dari kemaluan lelaki dan perempuan apabila seseorang itu telah mencapai ke tahap memuncak kepuasan nafsunya. Ia berwarna putih. Apabila basah ia pekat dan mempunyi bau. Jika ia kering pula ia berdebu akibat digosok.
Hukumnya wajib mandi bagi orang yang keluar air mani.
Air mani ini suci dari segi syarak jadi pakaian yang terkena air mani boleh dibawa solat..
Hadis Saidatina Aisyah r.a:
Diriwayatkan daripada Alqamah r.a katanya:
Bahawa suatu pagi seorang sahabat mencuci pakaiannya. Lalu Saidatina Aisyah r.a berkata: Sepatutnya kamu membasuh sebahagiannya sahaja.
Sekiranya kamu melihat kekotorannya, basuhlah tempat kotor tersebut.
Sebaliknya jika tidak kelihatan, memadailah dengan kamu memercikkan air disekitarnya sahaja. Sesungguhnya aku pernah mengikis air mani yang terdapat pada pakaian Rasulullah s.a.w seterusnya baginda menggunakan pakaian tersebut untuk mendirikan sembahyang.
(Nombor hadith dalam Sahih Muslim : #434,Bab Hukum Air Mani)
2) Air wadi
warnanya putih dan cair. Ia sejenis cecair yang keluar dari kemaluan lelaki dan perempuan apabila seseorang itu kepenatan seperti berlari, jogoing dan lain-lain daripada pekerjaan yang menggunakan tenaga.
Hukumnya tidak wajib mandi hanya dikehendaki membasuh anggota yang terkena air wadi tersebut.
Air wadi ini najis dan tidak sah dibawa solat.
3) Air Mazi
Warnanya jernih dan bertali. Ia merupakan air yang keluar dari kemaluan lelaki dan wanita apabila seseorang itu berada dalam keghairahan (syahwat).
Hukumnya tidak wajib mandi setelah keluar air tersebut.
Ia najis dan wajib dibasuh anggota yang terkena air mazi dan tidak boleh dibawa solat.
further discussion : forum iLuvislam.com
p/s :
untuk perempuan, pakailah pantiliners terutamanya apabila hendak keluar dari rumah supaya memudahkan kita hendak bersolat.. ada pelbagai jenama dijual di pasaran. bagi mereka yang allergic,pakai yang unscented (tanpa perfume).. so sebelum nak solat, kita boleh bersihkan diri dan tukar pantiliners yang baru. kalau tak nak pakai pantiliners, pastikan anda bersolat dalam keadaan tiada air wadi pada pakaian.
Wallahualam…

Rahsia huruf Alif Lam Mim dalam al Quran



Mungkin kita sering bertanya mengapa Alif Lam Mim dijadikan sebagai ayat per tama dalam Al-Quran setelah surat Al-fatihah? Lalu mengapa Al-fatihah dan Alif Lam Mim berada disurat per tama dan diawal surat kedua dalam Al-Quran, padahal wahyu yang per tama kali turun adalah Al-alaq 1-5?

Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca, bahwa jalan hidup yang harus kita jalani didunia mulai dari per tama dilahirkan sampai dengan meninggal ada dalam Al-Quran. Mulai dari kewajiban yang harus kita lakukan ketika per tama kali kita dilahirkan, kewajiban yang harus dilakukan ketika tumbuh menjadi anak – anak, remaja, dewasa sampai dengan meninggal dunia termaktub dalam Al-Quran pada juz 1 – 30.
Jalan hidup yang harus kita lalui harus berdasarkan atas surat Al-Fatihah yang mana sebagai induk dari Al-Quran. Lalu setelah itu, kita mengikuti alur dari juz – juz yang terkandung dalam Al-Quran. Sebagai contoh ketika kita berumur 20 tahun, maka alangkah baiknya kita mempelajari juz 20 dari Al-Quran itu sendiri. karena hal – hal yang akan kita hadapi, kewajiban yang harus kita lakukan pada usia 20 tahun terdapat dalam Al-Quran dalam juz ke-20. begitu juga seterusnya.
lalu bagaimana seandainya umur kita sudah lebih dari 30 tahun, sedangkan dalam Al-Quran sendiri hanya terdapat 30 juz? Maka saat itulah, masa kita untuk mengamalkan semua yang telah kita pelajari dari juz 1 – 30 dari Al-Quran. karena, kebanyakan dari manusia, mendapat ujian kehidupan yang paling banyak pada usia 1 – 30 tahun. karena pada masa itu, manusia mendapat banyak ujian nafsu, harta dan segala macam godaan.
Lalu apa salah satu rahasia dan kekuatan dari “Alif Lam Mim”, sehingga dijadikan sebagai ayat pertama dari surat Al-Baqarah?
ketika kita baru dilahirkan didunia ini, ternyata Allah SWT menginginkan kita mempelajari “Alif Lam Mim”. karena itulah 3 macam pilihan jalan kehidupan manusia didunia. “Alif Lam Mim” terdiri dari huruf ” م ل ا ” yang mana 3 huruf ini mempunyai kandungan makna yang sangat dahsyat.
Huruf pertama, yaitu ” ا = Alif ” menjelaskan manusia yang pada masa hidupnya, berada pada jalan yang lurus sebagaimana huruf “Alif” tersebut. Yaitu, manusia yang selalu mentaati segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, menjaga hawa nafsunya, mulai dari pertama dia dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Yang mana jalan hidupnya selalu diridho’i oleh Allah SWT. sehingga surga Firdaus selalu menantikan manusia – manusia seperti ini.
Huruf kedua, yaitu ” ل = Lam ” menjelaskan manusia yang jalan hidupnya seperti huruf “Lam”, ketika dia baru dilahirkan dia berada dijalan yang lurus. Tetapi setelah menjalani tahapan kehidupan, ketika dia tumbuh menjadi anak – anak, remaja, dewasa dan sebelum meninggal dunia dia telah berbelok kekiri, dia meninggalkan semua kewajiban, tidak mentaati Allah SWT dan rasul – Nya. dia melupakan jalan kehidupan yang seharusnya dia lalui, Jalan lurus yang sudah diberikan oleh ALlah SWT sebelum dan ketika dia dilahirkan dibumi melalui hidayah – Nya. Dan malaikat Malik pun sudah siap menunggunya dipintu neraka. Naudzubillah min dzalik.
Huruf ketiga, yaitu ” م = Mim ” menjelaskan manusia yang jalan kehidupannya seperti huruf “Mim”. dia berputar – putar dalam kehidupannya mencari kebenaran, tapi diakhir tahapan pencariannya dia menemukan jalan lurus. Yang mana ketika dia baru dilahirkan, dia berada dijalan yang lurus. Tapi ketika dia tumbuh dan beranjak dewasa dia berputar – putar sendiri dalam kehidupannya mencari jalan kebenaran sejati. Dan akhirnya dengan izin Allah SWT diakhir pencariannya, dia menemukan jalan yang diridho’i oleh Allah SWT. Dan surga pun siap menerimanya.
Lalu jalan kehidupan manakah yang akan kita pilih???
Jalan kehidupan seperti huruf ” م ل ا ” “Alif” kah, “Lam” kah atau “Mim” kah???
Semoga kita selalu dijalan yang benar, dan terhindar dari jalan kehidupan seperti huruf ” ل “. Amin.

Rasulullah saw di mata sahabat



Jalan yang paling mudah untuk kita melihat dan mengetahui cara yang sepatutnya kita menyanjung Rasulullah SAW dan bagaimana seharusnya kita meletakkan pandangan dan ikatan hati kita terhadap Baginda SAW.

Kelebihan para sahabat
Al-Quran dan hadis telah mencatatkan para sahabat ialah insan-insan agung dan jaguh-jaguh yang menjuarai keseluruhan gelaran terhebat dalam segenap aspek kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Mereka adalah para penghulu yang mempunyai pencapaian tertinggi dalam ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Mereka juga adalah sahabat-sahabat yang menjuarai gelaran tertinggi dalam persahabatan dan menjaga etika persahabatan dengan Rasulullah SAW.
Sehingga mereka merangkul gelaran pejuang terhandal dan terkuat mempertahankan Rasulullah SAW dan agama yang dibawa oleh Baginda SAW.
Apa yang jelas, sehebat mana pun manusia yang datang selepas para sahabat, tiada seorang pun yang dapat menandingi ketinggian dan ganjaran pahala yang dikurniakan kepada mereka.
Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya seseorang kamu membelanjakan emas setinggi gunung Uhud pun, nescaya tidak akan mencapai satu gantang seseorang daripada mereka, apatah lagi setengah daripadanya”.
Keghairahan para sahabat memuji Nabi SAW
Mereka juga adalah insan yang paling kuat memuji dan mengagungkan Rasulullah SAW sehinggakan dilihat Nabi SAW sentiasa menjadi keutamaan mereka yang lebih utama daripada diri dan nyawa mereka sendiri.
Nama Rasulullah SAW sentiasa meniti di bibir mereka, wajah Nabi SAW sentiasa bertakhta di hati mereka dan keindahan Rasulullah SAW sentiasa menambat hati mereka.
Tidak ada dalam Islam tegahan daripada memuji baginda SAW. Yang ada hanya tegahan menyamatarafkan baginda SAW dengan manusia yang lain dan tegahan daripada menyamatarafkan baginda SAW dengan Allah atau menyatakan baginda SAW adalah anak tuhan seperti yang dipercayai oleh penganut ajaran Kristian.
Sirah para sahabat dipenuhi dengan kata-kata pujian dan sanjungan mereka terhadap Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin seorang insan yang dimuliakan oleh Allah dengan sifat-sifat keistimewaan dan dinobatkan dengan ketinggian kesempurnaannya tidak menarik hati manusia untuk menyayangi dan melantunkan kata-kata pujian memujinya.
Jika Heraclius seorang raja dari bangsa Eropah yang duduk di singgahsana yang indah dan memiliki kedudukan di sisi rakyatnya terlontar di lidahnya kata pujian terhadap baginda SAW apabila mengetahui sifat-sifat Nabi SAW, bagaimana pula hati seorang Muslim yang disuluhi cahaya kebenaran dan keimanan?
Abu Sufyan pernah mengaku secara jujur rasa kagumnya melihat kecintaan para sahabat terhadap Nabi SAW dengan berkata: “Aku tidak pernah melihat dari kalangan manusia seseorang yang mencintai seseorang seperti kecintaan sahabat-sahabat Muhammad terhadap Muhammad”.
Amru ibn al ‘As r.a pernah berkata: Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah SAW. Tidak ada seorang pun yang lebih agung pada pandanganku daripadanya. Aku tidak mampu memenuhi pandangan mataku dengan sifat-sifatnya, kerana terlalu mengagungkannya. Seandainya aku diminta untuk menggambarkan peribadi Baginda SAW, pasti aku tidak akan mampu kerana aku tidak mampu memenuhi pandangan mataku dengan kehebatannya. (riwayat Muslim)
Mereka terlalu mengagungkan Rasulullah SAW dan menjaga peradaban dan tingkah laku terhadap baginda SAW sama ada ketika Rasulullah berada di hadapan mereka atau tidak.
Imam Tirmizi r.a meriwayatkan hadis daripada Anas r.a: Bahawa Rasulullah SAW pernah menemui para sahabatnya daripada golongan Ansar dan Muhajirin ketika mereka sedang duduk. Di antara mereka terdapat Abu Bakar dan Umar ibn al Khattab. Tidak seorang pun di antara mereka yang mengangkat pandangan kepada Rasulullah SAW kecuali Abu Bakar dan Umar al Khattab. Kedua-duanya memandang baginda SAW dan Nabi SAW memandang mereka berdua. Mereka berdua tersenyum kepada baginda SAW, dan baginda juga tersenyum kepada mereka berdua”.
Usamah ibn Syarik r.a berkata: “Aku mendatangi Rasulullah SAW ketika para sahabat berada di sekeliling baginda SAW. Aku lihat seakan-akan terdapat burung di atas kepala mereka”.
Apabila Nabi Muhammad SAW berbicara, maka mereka yang duduk bersamanya akan menundukkan kepala mereka, seakan-akan terdapat burung di atas kepala mereka.
‘Urwah ibn Mas’ud pernah menyaksikan betapa besar penghormatan dan pengagungan para sahabat r.a terhadap Rasulullah SAW ketika dia diutuskan oleh kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW pada Tahun Perjanjian Hudaibiah.
Menurut Urwah, jika Nabi SAW berwuduk, air wuduknya menjadi rebutan para sahabat hingga mereka hampir berbunuh-bunuhan kerananya. Tidaklah baginda SAW berludah dan berkahak, melainkan mereka menadahnya dengan telapak tangan mereka, lalu menggosok-gosokkannya ke muka dan badan mereka.
Tiada sehelai rambut baginda SAW yang jatuh ke tanah, kecuali mereka berebut-rebut mengambilnya. Apabila baginda mengeluarkan suatu perintah, mereka segera melakukannya.
Apabila baginda berbicara, mereka merendahkan suara di hadapannya. Mereka tidak menajamkan pandangan mereka kepada baginda SAW kerana membesarkannya.
Ketika kembali kepada kaum Quraisy yang mengutusnya, ‘Urwah ibn Mas’ud berkata: “Wahai bangsa Quraisy! Sesungguhnya aku pernah menemui Kisra (Raja Farsi) dalam kerajaannya dan aku juga pernah menemui Qaisar (Raja Rom) di dalam kerajaannya. Aku juga pernah melihat Najasyi (Raja Habsyah) di dalam kerajaannya. Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak pernah melihat seorang raja pada suatu kaum seperti Muhammad SAW dengan para sahabatnya”.
Dalam riwayat yang lain, dia berkata: “Tidak pernah sekali pun aku melihat seorang raja yang diagungkan oleh rakyatnya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW diagungkan oleh para sahabatnya. Sesungguhnya, aku telah melihat suatu kaum yang tidak akan menyerahkannya (Muhammad SAW) kepada musuh-musuhnya untuk selama-lamanya”.
Lihatlah bagaimana para sahabat begitu mengagungkan Nabi Muhammad SAW dengan pelbagai kebesaran. Mereka tidak pernah dikatakan musyrik atau kafir kerana menyanjung baginda SAW. Mereka telah menjaga hak ketuhanan dan kerasulan dengan sempurna.
Bagaimana pula dengan kita? Adakah sirah para sahabat yang menjadi ikutan atau amalan jahiliah yang kita amalkan?
Menyempitkan perbicaraan mengenai perkara yang luas ini hanya akan menjauhkan umat manusia daripada Nabi SAW dan dari menghayati keindahan Islam itu sendiri.
Ini secara tidak langsung akan menjauhkan umat Islam dari roh Islam yang sebenar kerana Rasulullah SAW adalah lambang dan simbol kepada roh Islam yang sejati.
Ketandusan roh Islam dalam jiwa umat Islam akan melahirkan umat Islam yang lemah, lesu dan mudah diperkotak-katikkan oleh agenda musuh-musuh Islam

Pencinta Keluarga Nabi Muhammad saw



Wahai pencinta keluarga Nabi Muhammad SAW bersatulah dan jangan bercerai berai, jangan pula mudah di adu domba oleh orang-orang yang ingin memisahkan kalian kepada keluarga Nabi Muhammad SAW, para habaib itulah satu darah yang wajib kita mencintai mereka semua karena ditubuh mereka ada darah Nabi Muhammad SAW.

Ilmu yang diajarkan mereka semua sama walaupun cara mereka berbeda-beda, kita sebagai pencinta keluarga Nabi Muhammad SAW tidak boleh menyalahkan perbedaan mereka karena kecintaan itu tidak melihat perbedaan, kecintaan yang tulus di dalam hati ialah ia akan selalu menjunjung tinggi keluarga Nabi Muhammad SAW dan selalu membantu segala kesusahan mereka dari setiap kesulitan dan ancaman orang-orang yang di dalam hatinya memiliki ketidak senangan terhadap cucu Nabi Muhammad SAW, bersatulah dengan menjunjung tinggi majelis-majelis mereka, cintai mereka seperti kamu mencintai dirimu sendiri karena Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat As-Syuro “katakanlah yaa Muhammad Engkau tidak meminta upah apapun dari dakwahmu, suruhlah umatmu mencintai keluargamu”
Dan di dalam surat Al-Kautsar Allah SWT berfirman : “Terputuslah mereka dari Rahmat Allah SWT bagi orang-orang yang yang membenci keluarga Nabi Muhammad SAW”.
Wahai pencinta keluarga Nabi Muhammad SAW orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani tidak akan pernah ridho dengan adanya akan habaib dan begitu juga golongan-golongan islam yang sekongkol dengan orang-orang yahudi, mereka bagaimana pun caranya berusaha untuk menghancurkan para habaib dan pengikut-pengikutnya dengan menyebarkan bermacam-macam fitnah dan mengadu domba, berhati-hatilah dan selalu memohon kepada Allah SWT agar selalu dikuatkan iman dan islam karena tidak ada tempat yang lebih indah nanti kecuali bersama kakek mereka yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai kakek para habaib dan Nabi yang terakhir untuk umat manusia.
http://habaib.org

Keturunan Nabi Muhammad saw



This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

8 Responses to Keturunan Nabi Muhammad saw

  1. elfan berkata:
    APAKAH ADA KETURUNAN AHLUL BAIT?
    Dlm Al Quran yang menyebut ‘ahlulbait’, rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.
    1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.
    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.
    2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: ‘Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu ‘ahlulbait’ yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.
    3. QS. 33:33: “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu ‘ahlulbait’ dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.
    Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau.
    Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari:
    1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg ‘nabi’ dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.
    2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau ‘anak tunggal’ dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.
    3. Isteri-isteri beliau.
    4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan ‘nasab’-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.
    Bagaimana tentang pewaris tahta ‘ahlul bait’ dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam.
    Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.
    Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, karena kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.
    Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya.
    Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta ‘ahlul bait’.
    • hamba keturunan Adam berkata:
      assalamualikum tuan pumya blog yg di hormati,sy nak tambah komen di atas hanya utk memeriahkan blog tuan tiada niat lain. hasan dan husin(cucu Rosulullah) keturunan mereka memang bersambung dgn Rosulullah melalui hubungan darah dan mereka berhak mengatakannya,tetapi mereka bukan ahlulbait,ahlulbait ialah para ulama2 yg meneruskan syiar islam yg di perjuangkan oleh baginda rosulullah tak kiralah dari keturunan mana ia dtng,dan klu keturunan hasan dan husin ini ada yg bertaraf ulama maknanya mereka juga ahlulbait.contoh ulama bertaraf ahlulbait,imam Hambali,imam maliki,imam hanafi,imam syafie,imam ghazali,dan lain2.ini pendapat dari orang awam dlm hukum hakam,harap2 adalah ulama yg membetulkan komen ini hehe
      • jalanakhirat berkata:
        Waalaikumusalam
        hamba keturunan Adam,
        Itu sebab ada disebut keturunan rohani dan sulbi.
        wasalam.
      • Sesungguhnya siapa yang mengkaji al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW akan mendapati bahwa AhI al-Bayt Nabi SAW mempunyai maqam dan kedudukan yang teristimewa, yang telah diterangkannya oleh para imam umat, ulama, ahli-ahli tafsir, perawiperawi hadith, ahli-ahli sejarah dan sirah, ulama fiqh serta sarjana-sarjana daripada setiap mazhab dan aliran pemikiran yang mengetahui hal ini.
        Dalam beberapa kitab hadith, sirah, tafsir, buku-buku sastera, syair dan kitab-kitab Manaqib yang dikarang oleh ulama Islam tidak kira mazhab dan ikutannya telah menonjolkan kedudukan Ahi al-Bayt yang tersendiri dan terpenting dengan menceritakan keagungan keturunan yang diberkati in diukur keimanan seseorang itu dengan kasih
        sayang kepada Nabi dan Ahl al-Baytnya, umat Islam berlumba-lumba untuk mengetahui sejarah hidup keluarga rasul dan mendalamkan kecintaan mereka terhadap keluarga Nabi. Sebaliknya yang melahirkan perasaan marah dan sakit hati adalah dan kalangan mereka yang memusuhi dengan melakukan beberapa kesukaran dan dugaan terhadap keluarga Nabi SAW yang mulia.
        Sesungguhnya Ahi al-Bayt ini merupakan bintang-bintang yang teristimewa yang membawa ilmu, taqwa, akhlak, kemuliaan dan menegakkan kebenaran,
        mempertahankan Islam dengan ilmu dan pedang serta menentang kezaliman dan penganiayaan. Oleh sebab itu umat Islam sependapat bahwa tidak ada pada umat ini yang memiliki kedudukan, kemuliaan dan keistimewaan-keistimewaan yang telah dikhaskan oleh Allah untuk Ahl al-Bayt ini, mereka sahaja yang telah diberikan keistimewaan “bersih daripada kekotoran dan dosa.”
        “Sesungguhnya Allah menghendaki supaya menghapuskan kekotoran dan kamu Ahl al-Bayt dan membersihkan kamu dengan sebersihnya.”
        Mereka sahajalah yang telah diberikan keistimewaan Allah dengan menjadikan kasih sayang (mawaddah) kepada Al al-Bayt sebagai suatu kewajiban kepada umat ini dan sebagai hak nabi ke atas umatnya. Allah berfirman;
        “Katakanlah (Muhammad): aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang pada keluarga, dan siapa yang mengerjakan kebajikan akan kami tambahkan bagi kebaikan pada kebaikannya itu.”
        Hanya kepada mereka sahaja Allah menjadikan bacaan salawat ke atas mereka itu wajib pada sembahyang lima waktu, dengan menyebut nama mereka bersama-sama dengan Rasulullah. Allah berfirman;
        “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat bersalawat untuk nabi, wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah ke atasnya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
        Rasullullah SAW telah mengajar umatnya bagaimana hendak bersalawat kepadanya dan kepada keluarganya. Apabila Rasullullah ditanya, “Bagaimana kami hendak bersalawat’ kepadamu Ya Rasullullah”,
        Rasulullah SAW Menjawab, Ucapkan:
        “Ya Allah berselawatlah ke atas Muhammad dan Al Muhammad sebagaimana kamu bersalawat ke atas Nabi Ibrahim dan Keluarga Ibrahim. Sesungguhnya kamu Maha Terpuji lagi Maha Dimuliakan.”
        Tidak ada sesiapapun di kalangan umat (Muhammad) yang mempunyai kelebihan-kelebihan dan sifat (di atas), dan sini kita dapat mengetahui keagungan Ahl al-Bayt dan maqam mereka, kewajiban-kewajiban untuk mengasihi, meneladani dan berjalan mengikut cara mereka.
        Sesungguhnya al-Qur’an tidak menjelaskan kedudukan dan maqam Ahl al-Bayt melainkan dengan tujuan supaya umat Muhammad mencontohi mereka, sesudah Rasullullah dan mengasihi mereka dengan eratnya serta mengambil suatu daripada mereka.
        Al-Qur’an tidak memperkenalkan mereka dengan takrif ini kecuali karena adanya tujuan-tujuan aqidah dan risalah yang mengajak setiap muslim untuk menilainya dan berfikir serta mengkaji kebangkitan risalah yang dikurniakan Allah dan segi kedudukan Imamah
        dan Kepimpinan umah, setelah mereka diperkenalkan dengan pengertian pengenalan mereka oleh Rasullullah SAW.
        Kami akan kemukakan menurut takrif al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, para imam, ulama dan sarjana-sarjana Islam – mengenai keluarga nabi yang diberkati dan disucikan serta pemimpin-pemimpin yang ulung.
        BAB-1
        AHL AL-BAYT DI DALAM
        AL-QUR’AN AL-KARIM
        Al-Qur’an al-Karim merupakan sumber pemikiran, syariah dan nilai setiap yang dibawa oleh al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dan kalam Allah yang Maha Suci, yang menggubal cara hidup dan menetapkan undang-undangnya.Setiap muslim mengetahui bahwa apa juga yang dibawa oleh al-Qur’an adalah -syariah Allah dan risalah yang diwajibkan beramal dengannya dan berjalan menurut petunjuknya.
        Al-Qur’an menceritakan tentang Ahi al-Bayt dengan mengguna uslub yang berikut:
        1. Dengan terus terang menyebut nama mereka dengan menggunakan istilah yang digunakan al-Qur’an, adakala al-Qur’an menyebut mereka dengar nama Ahl a1-Bayt, sebagaimana dalam ayat al-Tathir’ 1 dan kadang-kadang disebut dengan “Al-Qurba” sepertimana dalam ayat al-Mawaddah 2. Dengan sebab itu turunnya beberapa ayat al-Qur’an yang dijelàskan oleh Sunnah Nabi dan dihuraikan untuk umat pada ketika itu, serta diriwayatkan oleh ahliahli tafsir, perawi-perawi hadis dan ahli-ahli sejarah dalam kitab-kitab dan ensikiopedia mereka.
        2. Dengan mencatat peristiwa dan kejadian yang berlaku khusus mengenai Ahl al-Bayt, dengan turunnya beberapa ayat yang menceritakan kelebihan dan maqam Ahl al-Bayt, dengan turunnya beberapa ayat yang menceritakan kelebihan dn maqam Ahl aI-Báyt, dengan memuji-muji mereka dan perhatian umat terhadap mereka sama ada secara berkelompok seperti dalam ayat al-Mubãhilah 3, dan ayat al-Ta’am dalam surah al-Dahr dan lain-lain atau secára berasingan seperti dalam ayat al-Wilãyah yaitu Maksudnya:
        “Sesungguhnya wali kamu adalah Allah dan rasulNya dan orang-orang yang beriman yaitu mereka yang mendirikan al-solah dan menunaikan zakat, sedang mereka dalam keadaan rukuk.”
        Kami akan kemukakan sebahagian daripada ayat-ayat yang banyak Menjelaskan keutamaan dan kedudukan Ahl al-Bayt. ‘a.s. dengan secara terperinci dan terang.
        PERTAMA: AYAT AL-TATHIR
        Kebanyakan kitab al-tafsir dan hadis menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Ahl at-Bayt ‘a.s. ialah keluarga Nabi Muhammad SAW, mereka ialah ‘Ali, Fatimah, al-Hasan dan alHusayn.
        Tersebut dalam kitab al-Dur- al-Manthur karangan al-Suyuti, hadis dikeluarkan oleh al-Tabrãni daripada Umm Salamah bahwa Rasullullah SAW bersabda kepada Fatimah :
        “Datanglah kepadaku suamimu dan kedua-dua anaknya”, kemudian Fatimah datang bersama-sama mereka, kemudian RasulIullah SAW menutupi mereka dengan kain penutup daripada negeri Fadak, lalu melëtakkkan tangannya SAW ke atas mereka dengan bersabda, maksudnya: Ya Allah sesungguhnya mereka ini adalah Ali Muhammad.
        Dalam setengah riwayat menggunakan lafaz (Al Muhammad) – maka jadikanlah salawat dan keberkatan kamu ke atas keluarga Muhammad sebagaimana telah kami jadikannya ke atas keluarga Ibrahim sesungguhnya kamu Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.
        Berkata Umm Salamah: Aku bukakan kain penutup supaya aku dapat masuk ke dalam bersama-sama mereka Nabi SAW menjawab: Kamu tinggal di tempat kamu dan kamu di atas kebaikan.”
        1 al-Ahzab, 33 2 al-Syura, 23. 3 Al- ‘Imran, 61ipada al-Tabatabai, Tafsir al-Mizan, Jld. 16, hlm. 316 dalam mentafsir ayat berkenaan dan diriwayatkan oleh al-Tirmizi, Jld. 6, Manaqib Ahl Bayt, hlm. 308 dengan sanadnya daripada Ibn Salamah yaitu anak tiri Nabi berkata kepada Nabi di rumaj Umm Salamah lalu Nabi memanggil Fatimah, Hasan Husayn dan Ali di belakangnya dan menyelubungi mereka itu dengan kain, kemudian baginda bersabda maksudnya: “Ya Allah mereka itu adalah Ahlul Baytku, buangkanlah kekotoran daripada mereka dan sucikanlah mereka itu dengan sesuci-sucinya. Umm Salamah berkata: dan aku bersama-sama mereka ya Nabi Allah, tetapi Rasullullah merentap kain penutup itu daripada tanganku dan bersabda sesungguhnya kamu berada dalam kebaikan.”
  2. Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aali Muhammad.
    Assalamualikum wrt. tuan yg ampunya blog yg saya muliakan semoga dirahmati Allah swt dan Rasul saww dunia wal’akhirat. Izinkan ana menambah apa yg disebutkan di atas perihal Apakah ada keturunan Ahlulbait Nabi saww, bkn utk menunjuk pandai sekadar berkongsi ilmu.

    Dalam alquran, Allah swt berfirman :
    “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu pada pandangan Allah ialah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah itu Maha Mengerti.” (Al-Hujurat : 13).

    Ayat di atas memberitahukan bahwa nasab seseorang itu tidak dapat dijadikan dasar untuk membedakan ketinggian derajatnya di sisi Allah swt, selain tingkat ketaqwaan yang ada padanya. Sebagian orang berpendapat, bukankah sudah terang dan nyata bahwa manusia semua berdarah sama, oleh karena itu mengapa pula harus ada segolongan manusia yang dikatakan mempunyai derajat dan bernasab mulia. Jika demikian halnya maka hal itu adalah perbuatan setan yang pertama kali merasa bangga dengan penciptaannya yang berasal dari api dibandingkan penciptaan Adam yang berasal dari tanah. Semua itu bertentangan dengan ajaran Islam.
    Di sinilah sebenarnya terletak pokok kekeliruan pada sebagian umat Islam karena tidak dapat memahami hakikat maksud keistimewaan dan keutamaan yang ada pada diri para ahlu bait Rasulullah saw. Memang benar, dan tidak diragukan lagi bahwa di hari akhirat kelak setiap orang bertanggungjawab di atas amal perbuatan sendiri, dan ketinggian derajatnya di sisi Allah saw adalah diukur pada tingkat ketaqwaan yang dimiliki. Namun begitu, kita harus dapat membedakan antara perbuatan atau amalan seseorang dengan zat yang dimilikinya. ‘Perbuatan’ adalah satu soal dan ‘zat’ soal yang lain. ‘Perbuatan’ sama sekali tidak dapat menghapuskan ‘zat’ yang dimiliki oleh seseorang individu, apalagi bagi seseorang yang bernasab dan bersilsilah dari keturunan Rasulullah saw sendiri. Sesungguhnya banyak ayat hadits yang telah menguraikan tentang keutamaan ahlu bait. Janganlah merasa ragu, tidak percaya dan menentang bahwa sesungguhnya ahlu bait berasal dari darah daging yang suci, yakni darah daging yang Nabi Muhammad saw.
    Rasulullah saw bersabda :
    “Hai manusia bahwasanya keutamaan, kemuliaan, kedudukan dan kepemimpinan ada pada Rasulullah Rasulullah dan keturunannya. Janganlah kalian diseret oleh kebatilan”
    (Yanabi’ al-Mawaddah (2/131) ).

    Walau cacat bagaimanapun pribadi seorang keturunan Rasulullah saw, ia akan mempertanggungjawabkan di akhirat kelak, namun darah Rasulullah saw yang mengalir di tubuhya tidak dapat dikikis dan dihilangkan, karena itu merupakan ketentuan Allah swt. Keistimewaan mereka adalah berdasarkan kudrat yang dikurniakan Allah swt, bukan buatan manusia atau siapapun. Ciri-ciri khusus zat Rasulullah saw yang mengalir dalam sulbi dan darah daging diri para ahlul-bait tidak ada pada manusia lain.
    ‘… mereka itu keturunanku diciptakan (oleh Allah) dari darah dagingku dan dikaruniai pengertian serta pengetahuannku. Celakalah (neraka wail) bagi orang dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubunganku dari mereka. Kepada mereka itu Allah tidak akan menurunkan syafa’atku.’ (Kanzu al-Ummal (12/98)).
    Rasulullah saw bersabda :
    Kami ahlu bait tidak seorangpun yang dapat dibandingkan dengan kami. (Yanabi’ al-Mawaddah (2/17)).
    Imam Ali bin Abi Thalib dalam kitab Nahj al-Balaghoh berkata, ‘Tiada seorang pun dari umat ini dapat dibandingkan dengan keluarga Muhammad saw’. Imam Ali mengatakan bahwa tiada orang di dunia ini yang setaraf (sekufu’) dengan mereka, tiada pula orang yang dapat dianggap sama dengan mereka dalam hal kemuliaan.

    Turmudzi meriwayatkan sebuah hadits berasal dari Abbas bin Abdul Mutthalib, ketika Rasulullah ditanya tentang kemuliaan silsilah mereka, beliau menjawab:
    “Allah menciptakan manusia dan telah menciptakan diriku yang berasal dari jenis kelompok manusia terbaik pada waktu yang terbaik. Kemudian Allah menciptakan kabilah-kabilah terbaik, dan menjadikan diriku dari kabilah yang terbaik. Lalu Allah menciptakan keluarga-keluarga terbaik dan menjadikan diriku dari keluarga yang paling baik. Akulah orang yang terbaik di kalangan mereka, baik dari segi pribadi maupun dari segi silsilah”. (Al-Syaraf al-Muabbad Li Aali Muhammad : 79).

    Baihaqi, Abu Nu’aim dan Tabrani meriwayatkan dari Aisyah, Disebutkan bahwa Jibril as pernah berkata :
    “Jibril berkata kepadaku : Aku membolak balikkan bumi, antara Timur dan Barat, tetapi aku tidak menemukan seseorang yang lebih utama daripada Muhammad saw dan akupun tidak melihat keturunan yang lebih utama daripada keturunan Bani Hasyim”. ( Al-Masyra’ al-Rawi (1/30) ).

    Ketahuilah bahwa para ahlu bait mempunyai martabat kudrati yang berkesinambungan dari darah daging keluarga nubuwwah dengan Rasulullah saw. Martabat ahlu bait memang tidak dapat diletakkan sama tinggi dengan martabat Rasulullah saw, namun martabat ahlu bait tidak pula setaraf dengan martabat manusia yang bukan berasal dari ahlul bait. Sesungguhnya Allah swt telah mengembangbiakkan keturunan Rasulullah saw untuk melaksanakan amanah sebagai para pemimpin ummah ke jalan yang lurus, adalah sebagai keberkahan bagi umat Islam dan sarana keselamatan bagi mereka. Sabda Rasulullah saw :
    “Bintang-bintang adalah petunjuk keselamatan bagi penghuni langit, dan ahlu baitku penyelamat bagi ummatku” . ( Ihya al-Mait : 37).
    Walaupun ahlu bait tidak mewarisi kudrat kenabian dan kerasulan melalui keturunan mereka di kalangan keluarga nubuwwah, dan mereka kadang melanggar batas hukum syariah itu disebabkan karena mereka tidak maksum, namun hakikatnya, ini sama sekali tidak menghilangkan jatidiri dan kudrati mereka sebagai anak cucu dari keturunan suci, yaitu Rasulullah saw.
    Sebagai contoh Abu Jahal dan Abu Lahab yang berasal dari Quraisy, perbuatan mereka tidak sedikitpun menghilangkan atau menghapuskan status bangsa Quraisy sebagai bangsa yang mulia.
    “Sebaik-baiknya manusia adalah bangsa Arab, sebaik-baiknya bangsa Arab adalah Quraisy. Sebaik-baiknya Quraisy adalah Bani Hasyim”. (Al-Masyra’ al-Rawi (1/30) ).
    Begitu juga bagi ahlu bait., walaupun terdapat segelintir dari mereka yang melanggar batas-batas agama, namun ini tidak sedikitpun menghilangkan atau menghapuskan zat dan kudrati mereka sebagai cucu Rasulullah saw. Apalagi sejarah membuktikan banyak dari kalangan ahlu bait yang telah tampil ke baris depan sebagai pemimpin ummah yang unggul dan berwibawa.
    Walaupun para ahlil bait Rasulullah menurut dzatnya telah mempunyai keutamaan, namun Rasulullah tetap memberi dorongan kepada mereka supaya memperbesar ketaqwaan kepada Allah swt, jangan sampai mereka mengandalkan begitu saja hubungannya dengan beliau. Karena hubungan suci dan mulia itu saja tanpa disertai amal saleh tidak akan membawa mereka kepada martabat yang setinggi-tingginya di sisi Allah swt. Rasulullah saw bersabda :
    “Barang siapa dilambatkan oleh amalnya, tidak dapat dipercepatkan oleh nasabnya”.
    (Istijlab Irtiqa’ al-Ghuruf : 54).

    Berkaitan dengan pelanggaran batas-batas agama, para ahlu bait sama dengan umat Islam lainnya, yakni wajib melakukan taubat dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi dosa yang dilakukan. Dalam konteks ini, perlu pemahaman bahwa tidak ada kelonggaran pada ahlu bait Rasulullah saw dalam mentaati hukum syara’.
    Sesungguhnya syariat Allah swt berlaku untuk semua umat Islam dan tetap sama pada siapapun mereka, kecuali beberapa kelebihan pada Nabi dan Rasul, contohnya Rasulullah saw diizinkan Allah swt untuk menikah lebih dari empat orang isteri. Barang siapa yang tidak bertaqwa dan melanggar hukum-hukum Allah, ia pun pasti tidak luput dari balasan hukum, walau bagaimana istimewa kedudukan atau asal nasabnya. Islam tidak mengenal diskriminasi yang menggangu timbangan keadilan maupun hubungan yang dapat merubah hukum sehingga menyimpang dari kebenaran yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
    Walau bagaimanapun dalam menangani masalah akhlaq buruk seorang ahlul-bait terhadap seorang umat Islam (yang tidak menyentuh soal agama), orang tersebut harus tahu dan sadar dengan siapa dia berurusan, karena dia berurusan dengan anak cucu Rasulullah saw. Walaupun menuntut hak apabila dizalimi adalah dihalalkan oleh hukum syara’, akan tetapi kita harus ingat akan zat yang dimiliki oleh ahlu bait yang membuat kezaliman yang ada dalam tubuhnya.
    Muhammad Abduh Yamani mengupas persoalan ini dengan panjang lebar. Antara lain beliau menyebut: “Demi Allah, katakan kepadaku, apa yang engkau lakukan terhadap anak seseorang yang menganiayaimu atau berbuat buruk kepadamu, tetapi ayahnya mempunyai jasa yang teramat besar atas dirimu? Tidakkah engkau ingat kebaikan ayahnya terhadapmu? Tidakkah engkau menghargai jasanya kepadamu? Apakah engkau memperlakukannya seperti dia mempelakukan buruk kepadamu tanpa terlebih dahulu engkau kenali dulu siapa ayahnya dan apa jasanya kepadamu? Apakah engkau tidak mengetahui bahwa ayahnya merasa kasihan bila melihatmu sengsara atau engkau mengalami gangguan, tetapi sebaliknya ayahnya berbelas kasihan dan sayang kepadamu? Bagaimana pula jika ayah atau kakeknya lebih utama bagimu daripada dirimu sehingga ia membahayakan dirinya untuk memberi manfaat kepadamu.”
    Sesungguhnya hak Rasulullah saw tidak dapat ditunaikan oleh seseorang, siapa pun dia. Dan sesungguhnya Rasulullah saw tidak meminta darimu lebih dari mencintai kerabatnya! Dengan wajah apa engkau menghadap Nabi saw ketika beliau memberi syafaat bagimu disisi Allah, meskipun balasan salah seorang cucunya, padahal beliau tidak minta apa pun darimu kecuali hanya mencintainya.
    “Nabi itu hendaknya lebih utama bagi orang mukmin daripada diri mereka sendiri”.(Al-Ahzab : 16).

    “Katakanlah, Hai Muhammad : Aku tidak minta upah (imbalan) apa pun atas hal itu (dakwah risalah Islam), kecuali agar kalian mencintai keluargaku”. (Al-Syura : 23).
    Muhammad Abduh seterusnya berkata: “Apabila seseorang ahlu bait berbuat buruk atau berbuat salah atau berbuat zalim kepada seseorang, maka haknya boleh diambil secara penuh dan tidak melebihkannya. Akan tetapi, yang lebih utama ialah bila ia memaafkan orang yang berbuat jahat dan memaafkan kezaliman serta kesalahan demi memuliakan Rasulullah saw, jika ia sanggup melakukan itu, demi mengamalkan wasiatnya tentang ahlu baitnya’.
    Perlu mendapat perhatian bahwa walaupun umat Islam dianjurkankan memaafkan kesalahan seseorang ahlu bait yang berbentuk pribadi itu, atau apa yang disebut ‘hablun-minan-nas’, yaitu hubungan sesama manusia, namun kesalahannya dalam melanggar perintah Allah swt tetap perlu diadili dan diberi hukuman yang setimpal berdasarkan ketetapan agama Islam, umpamanya berzina, mencuri, minum arak, menyebarkan faham sesat dan sebagainya. Dalam lain perkataan, tidak ada satupun orang yang mendapat pengecualian dalam hal perlaksanaan syariat Islam, dan dalam konteks ‘hablun-minallah’, yaitu hubungan dengan Allah swt, maka pelanggaran yang dilakukan melampaui batasan syariat merupakan pengkhianatan hamba kepada Tuhannya, berbeda dengan perlakuan pribadi buruk sesama manusia. Maka terserah hak umat Islam untuk memilih apakah dia mau memaafkan kesalahan tersebut ataupun tidak.
    Semoga Allah SWT memberi kita taufik dan hidayah-Nya untuk memegang wasiat dan amanat Rasulullah saw tentang ahlubaitnya. Dan semoga Allah SWT ridho dan memuliakan kita atas perlakuan kita yang berada dalam batasan syariat kepada para ahlu bait Rasulullah saw itu.
  3. elfan berkata:
    Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
    ليس مِن رجلٍ ادَّعى لغير أبيه وهو يَعلَمه إلاَّ كفر بالله، ومَن ادَّعى قوماً ليس له فيهم نسبٌ فليتبوَّأ مقعَدَه من النار ))، رواه البخاريُّ (3508)، ومسلم (112)، واللفظ للبخاري
    “Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).
  4. “Sesungguhnya Allah telah menjadikan sekalian nabi daripada sulbinya dan Allah menjadikan keturunanku dari sulbi yang ini, maksudnya ialah ‘Ali.” 41
    Begitu juga ketika Nabi SAW mendukung al-Hassan dan al-Hussein, Rasulullah SAW bersabda:
    “Tiap-tiap anak ada bapanya, sesungguhnya asabah (keturunan) mereka mengikut bapa mereka kecuali anak Fatimah bahwa sesungguhnya akulah bapa mereka dan asabah mereka.” 42
    41. al-Tabari, Zakha’ir al-Uqba, h.67
    42. 6 Hadith ini telah disebutkan dengan perbedaan oleh al-Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, jld.1,h.24 manuskrip. Juga oleh al-Muttaqi dalam kanz al-‘Ummal, jld. 6, h.22; al-Muhibb al-Tabari dalam Zakha’ir al-Uqba, h.121; al-Suyuti dalam Ihya al-Mayyit, h, 26, dengan lafaz berikut: diriwayatkan oleh al-Tabrani daripada Umar bersabda Rasulullah: “Tiap-tiap anak perempuan maka keturunannya adalah daripada bapanya kecuali anakku Fatimah maka akulah keturunan mereka dan akulah bapa mereka.”

  5. A. Razak Bin Rashidi berkata:
    Alhamdulillah terbaik izinkan sy mengamalkan kaf 40 & 50 utk sy dan rawatan sy.

Rahsia ayat Kaf 40



RAHSIA KAF 40
Hizbul Kaf atau Hizib Kaf Empat Puluh ini adalah antara amalan rahsia orang-orang tua kita dahulu. Ianya ibarat berlian segunung, sangat berharga dan menjadi buruan penuntut ilmu hikmah pada zaman sekarang, kerana bukan senang untuk mencari dan menemukan orang yang memiliki hizib ini. Jikalau dapat bertemu pun, belum tentu dia akan diajar dan diijazahkan. Hal ini kerana sudah menjadi resam orang-orang tua melayu, “meletakkan sesuatu yang berharga, biarlah kena pada tempatnya”, kerana takut ilmu itu disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Lebih-lebih lagi pada zaman yang serba moden dan canggih ini, ramai manusia yang dengan terlalu mudah membuat penilaian dan melabelkan ilmu hikmat dengan ilmu sesat, ilmu hitam, sihir, syirik dan pelbagai lagi tuduhan dan tohmahan yang tidak bertanggungjawab. Walhal dia sendiri tidak tahu dan tidak menyelidiki apakah hakikat ilmu yang dilabelkan dengan sesat itu. Maka jadilah orang yang tidak belajar dan mengetahui hal ilmu kerohanian dan hikmat, membuat penilaian yang bukan-bukan berbanding dengan orang yang belajar dan mengetahuinya.
Kaf empat puluh ini ada mempunyai empat puluh khasiat dan kegunaan. Bahkan khasiatnya dikatakan lebih dari itu. Hizib ini mempunyai beberapa riwayat yang sedikit berbeza, tetapi jumlah huruf kafnya tetap cukup empat puluh. Bahkan ada yang sampai lima puluh kafnya. Sebelum mengamalkannya adalah lebih baik kita mengambil ijazah dahulu daripada ahlinya.
Kata orang-orang tua Kelantan, Hizib yang berbahasa Suryani ini adalah ilmu Rijalul Ghaib. Hizib ini 80% hampir sama dengan hizib Nabi Nuh. Kalimat-kalimatnya mirip seperti sebuah syair kuno yang amat sukar untuk diterjemah dan difahami. Namun begitu, supaya mujarab dan cepat mustajabnya, hendaklah diamalkan setiap hari berturut-turut sehingga sampai empat puluh hari, atau yang sebaiknya diistiqamahkan sepanjang hayat. Insya-Allah kita sendiri akan dapat merasakan satu kelainan dan dapat merasakan kekuatan energinya (aura).
Matan hizib kaf 40 tak dapat saya masukkan lagi kerana ada masalah.
Kaifiat Amalan
Amalan sebagai Wirid
Jika hendak dijadikan sebagai wirid harian. Sebelum membacanya, hendaklah terlebih dahulu membaca Al-Fatihah niat hadiah kepada Rasulullah SAW, kemudian membaca Selawat sebanyak tiga kali dan Ayatul Kursi satu kali. Kemudian barulah kita membacanya sebanyak tiga kali.
Boleh diwiridkan secara beristiqamah atau berterusan pada waktu pagi dan petang atau tiap-tiap kali selepas selesai solat lima waktu.
Amalan Untuk Riadhah Atau Khalwat
Kaifiatnya seperti berikut :
 Hendaklah berpuasa 3 hari dan mewiridkan kaf 40 sebanyak 7000 kali.
 Berwirid bermula dari subuh dan tamat pada hari ketiga lepas Isyak.
 Berwirid hendalah duduk, lebih utama di atas tanah atau batu. Tidak boleh berdiri semasa beramal.
 Tidak boleh berkata-kata dengan sesiapa pun.
 Hendaklah berwirid di tempat yang berasingan atau jauh dari orang ramai (sunyi)
 Memasang bau-bauan yang wangi.
 Riadhah hendaklah ditamatkan dalam masa 3 hari.
 Pada malam terakhir, akan dihadiri Khadam Ayat Ini. Firasat kita akan dapat mengetahui dan mengesan kehadirannya. Seperti tubuh menjadi bersemangat, keras, suasana malam berangin, sejuk, pendengaran akan lebih sensitif. Itu adalah tanda amalan kita menjadi dan telah berjaya di kuasai. Seterusnya, pelbagai mimpi dan firasat cara-cara pengunaan ayat ini akan anda perolehi insya-Allah.
Khasiat Kaf Empat Puluh
Antara khasiatnya yang dapat saya nukilkan daripada beberapa buah kitab adalah seperti berikut :
(1) Menyerang musuh.
Jika hendak menghadap musuh, maka bacalah Kaf 40 ini sebanyak tiga kali di hadapan tangga dan dihembuskan kekanan, kiri dan hadapan serta genggamkan tangan dan kancingkan gigi. Kemudian berjalan melangkah barulah dilepaskan genggaman tangan itu tadi. Maka teruskanlah berjalan. Insya-Allah terpelihara daripada musuh seteru.
(2) Membutakan mata musuh
Supaya musuh tidak dapat melihat kita, maka bacalah kaf ini sebanyak tiga kali dan hembuskan pada pasir, tanah dan sebagainya. Setelah itu lontarkan pasir tersebut ke arah musuh. Insya-Allah musuh tidak akan dapat melihat kita.
(3) Musuh berlawan sama sendiri.
Bacakan kaf ini sebanyak tujuh kali dan hembuskan pada pasir, kayu, tanah atau sebagainya. Kemudian lontarkan ke arah musuh. Insya-Allah mereka akan berlawan dan berlaga sesama sendiri.
(4) Kelimunan.
Jikalau musuh terlampau ramai, maka bacalah kaf ini sebanyak bilangannya iaitu empat puluh kali pada pasir, tanah, batu, kayu dan sebagainya. Kemudian lontarkan ke arah musuh, nescaya gelap gelitalah pandangan mereka insya-Allah.
(5) Menawarkan Bisa-bisa senjata atau sengatan binatang.
Jika terkena bisa-bisa senjata atau binatang, kaf ini hendaklah dibaca sebanyak tiga kali dan dihembus serta diludahkan ke tempat yang terkena itu. Insya-Allah hilang dan turunlah bisa-bisa itu.
(6) Perempuan lekat uri.
Jika perempuan lekat uri atau mati anaknya di dalam perut, maka bacakan kaf ini sebanyak sembilan kali pada air di dalam tudung periuk tembaga atau pada minyak tanak. Kemudian diberi minum sedikit dan dihembuskan kepada perut perempuan itu. Insya-Allah Taala keluarlah uri atau anak itu.
(7) Memperbanyakkan air susu.
Jikalau perempuan kurang air susunya, bacakan kaf ini sebanyak tujuh kali pada air kemudian sapukan dengan sisir dan diurut-urutkan susunya itu. Insya-Allah susunya akan bertambah banyak. Atau dijampikan pada jantung pisang kelat. Kemudian direbus dan diberi makan kepada perempuan yang bersalin itu, maka susunya akan bertambah.
(8) Menghalau pelesit.
Bagi orang yang kerasukan syaitan, hendaklah dibacakan kaf ini sebanyak tiga kali pada lada hitam yang dipecah-pecahkan sedikit atau dibelah dua. Kemudian letakkan di sebelah atas dan di sebelah bawah ibu jarinya serta dipicit-picit dan ditekan. Insya-Allah akan keluar.
(9) Menahan darah.
Barangsiapa yang luka dan banyak keluar darahnya, bacakan kaf ini sebanyak tiga kali dan dihembus serta diludahkan pada tempat luka itu tadi, nescaya darahnya akan berhenti insya-Allah taala.
(10) Menghilangkan Bisa-bisa binatang.
Jika kita disengat lipan, kala, jengking, ular dan sebarang binatang yang berbisa, samaada yang di darat atau di laut. Hendaklah membaca kaf 40 ini dengan segera dan serta merta selepas disengat itu tiga kali dan dihembus serta diludahkan pada tempat yang disengat. Insya-Allah bisa-bisa itu akan hilang dengan segera. Molek juga dibaca pada air garam dan disapu pada tempat itu.
(11) Menjauhkan bahaya dan gangguan hantu puaka.
Bacalah kaf ini tiga kali ketika hendak tidur, insya-Allah selamat sejahtera dalam perlindungan Allah Taala daripada gangguan dan kekacauan hantu puaka itu. Kalau dibaca kaf ini di tempat yang keras atau berpuaka, insya-Allah sejahtera dari gangguan mereka dan hal ini telah beberapa kali dicuba dan terbukti.(Ada satu hikayat) sewaktu Jepun menjajah Tanah Melayu suatu ketika dahulu, ramai orang yang keluar berniaga ke Bangkok dengan kapal layar atau tongkang. Semasa dalam pelayaran di tengah laut tiba-tiba muncul tiga jenis warna api menghampiri tiang layar. Setelah dilihat oleh anak-anak kapal nyatalah api itu adalah hantu. Jikalau api itu terjun turun ke atas kapal, pastinya kapal itu akan tembus. Semua anak-anak kapal terperanjat dengan kemunculan 3 jenis api itu tadi, lalu membaca beberapa ayat untuk menghalau hantu jembalang, namun api itu tidak juga terpadam. Maka dibacanya pula akan hizib kaf ini, belum lagi habis hizib ini dibaca, api itu pun terus terpadam. Akhirnya baru lah mereka sedar akan kelebihan kaf empat puluh ini.
(12) Sakit mata.
Bacalah Kaf ini lima kali dan hembuskan ke mata yang sakit itu selama tiga atau tujuh pagi. Serta dibuat sedikit air tawar untuk diminum dan dilumur pada mata yang sakit itu. Insya-Allah akan segera sembuh
(13) Terkena lintasan atau sawan.
Bacalah kaf ini tujuh kali pada orang yang terkena lintasan hantu syaitan atau pada kanak-kanak yang sawan dan timang-timangkan kanak-kanak tersebut. Insya-Allah selamat.
(14) Penawar demam.
Baca kaf ini tujuh kali pada air kelapa muda dan diberi minum kepada orang yang demam. Insya-Allah akan segera sembuh.
(15) Kuat Badan.
Sesiapa yang terasa lemah badannya, hendaklah membaca kaf ini tiga kali kemudian disuhud atau tarik nafas dalam-dalam. Insya-Allah kuatlah badannya. Tetapi petua ini tidak boleh dilakukan kerap kali. Hanya jarang-jarang ketika terdesak sahaja.
Dan dilarang sama sekali melakukannya bagi orang yang dibawah umur 25 tahun, kerana takut kepanasan.
(16) Tuju demam kura.
Bacakan kaf ini sembilan kali pada orang yang demam kura. Mulakan dengan bacaan Al-fatihah, selawat tiga kali dan buatkan rajah Lam Alif dengan kapur pada perutnya. Kemudian tekan dengan ibu jari pada lubang rajah Lam Alif itu serta dipulas-pulaskan. Lakukan pengubatan ini sampai tujuh pagi insya-Allah sembuh.
(17) Menumbangkan Tiang Kayu berpenunggu.
Bacalah kaf ini tujuh kali serta ayat ( Walaqad fatannaa Sulaimaana Wa alqaina ’ala kursiyyihi jasadan tsumma anaab ) tujuh kali dalam keadaan mengelilingi pokok atau tiang yang hendak ditebang itu, nescaya larilah hantu syaitan, jin yang menjadi penghuni tiang itu tadi. Maka selamatlah kita daripada gangguan dan kejahatan mereka.
(18) Sakit pinggang
Jika sakit pinggang, bacalah kaf ini tujuh kali pada tiap-tiap pagi. Apabila sampai kepada tempat syaja’nya itu, kepala lutut hendaklah dipalu atau dipukul dengan tangan, manakala tangan yang sebelah lagi hendaklah memalu atau memukul pinggang sejatuh atau serentak dengan perkataan kaf itu. Demikianlah lakukan pada lutut yang sebelah lagi, insya-Allah sembuh.
(19) Memperbanyakkan makanan yang sedikit.
Baca kaf ini 21 kali pada makanan yang sedikit, insya-Allah akan mencukupi untuk tetamu yang ramai.
(20) Menjinakkan binatang liar.
Baca tujuh kali pada sebaldi air dan diberi minum kepada kerbau atau binatang yang liar, insya-Allah ia akan menjadi jinak. Atau dimandikan pada kerbau yang beranak. InsyaAllah susunya akan menjadi.
(21) Pelaris.
Bacalah hizib kaf ini tiap-tiap hari sebanyak 44 kali untuk melariskan perniagaan kita.
(22) Pengebal
Kata orang, antara khasiatnya lagi adalah untuk kekebalan kulit dan kekuatan tulang dari segala jenis benda keras seperti logam. Ilmu kebal secara umumnya bolehlah dibahagikan kepada tiga jenis :
a. Ilmu Kebal Defensif ( kebal ketika diserang sahaja).
b. Ilmu Kebal Atraktif / Demontratif ( khusus untuk demontrasi / dabus, dll ).
c. Ilmu Kebal Pro Aktif ( boleh dipakai di mana sahaja, tanpa mengira waktu, boleh diperlihatkan kepada orang ramai. Kekebalannya sentiasa aktif walaupun tidak diserang).
a. Kategori pertama biasanya daripada aliran ilmu hikmah. Ilmu kebalnya diperolehi melalui pengisian oleh guru , riadah, pertapaan dan lain-lain. Amalan hizib kaf 40 termasuk di dalam kategori ini.
b. Kategori kedua biasanya daripada aliran kebudayaan, ilmu-ilmu kedaerahan. Tiap-tiap daerah memiliki ciri khas ilmu kebal masing-masing. Ilmu itu berasal dari pengisian oleh guru atau amalan wirid dan riadah
c. Kategori ketiga inilah yang paling ekstrim, biasanya kekuatan ilmu berasal daripada mustika alam atau batu permata yang memiliki kekebalan alami seperti rantai bumi, batu badar besi, besi kuning dan lain-lain. Biasanya kebal kategori ini sering disalahgunakan oleh orang-orang jahat dan tidak bertanggungjawab.
Diceritakan bahawa pahlawan masyhur Si Pitung juga memakai hizib kaf 40 ini sebagai azimat. Menjadikan dirinya kebal dari sebarang jenis senjata. Kata orang, ilmunya itu dituntut daripada Al Habib Husein Al Idrus. Wallahua’lam.
(23) Pelembut Besi
Jikalau kita melakukan riadah hizib kaf 40 ini, pada hari terakhir riadah, kita hendaklah memegang sebatang besi. Semasa mewiridkan hizib ini kita hendaklah memicit-micit besi itu. Jikalau besi itu jadi lembut seperti kita memicit batang lilin, maka itulah tandanya amalan kita telah berhasil dan menjadi.
(24) Orang Gila
Bacalah hizib ini kepada orang gila beberapa kali sehingga hilang gilanya. Insya-Allah berkat ikhtiar.
(25) Meredakan ribut dan ombak besar.
Bacalah hizib ini tiga kali dan tiuplah ke arah ribut atau ombak besar itu.
Insya-Allah ribut dan ombak besar itu akan reda.
(26) Hendak Masuk Hutan.
Jika kita hendak masuk hutan, bacalah terlebih dahulu hizib ini di tepi hutan sebelum masuk. Insya-Allah selamat daripada segala kejahatan yang ada di dalam hutan itu.
(27) Perang Sabil .
Jika berlaku peperangan, pengamal mampu memimpin 40 orang pengikut dengan selamat pulang dan pergi. Insya-Allah.
(28) Pendinding
Hizib ini mujarab untuk dibuat pendinding, samaada daripada kejahatan jin, manusia atau binatang buas. Lebih utama dibaca selepas Ayatul Kursi lalu ditiup ke tujuh arah dengan niat memagar diri sejauh mata memandang. Insya-Allah selamat daripada gangguan.
Versi kedua kaf 40
Versi kedua kaf 40 ini ada penambahan pada akhirnya. Menjadikan jumlah bilangan kafnya 55, berikut adalah matannya :
كفاك ربك كم يكفك وكفة
كفكافها ككمين كنا من كلك
تكر كرا ككر الكر في كبيد
تهك مشكشكة كلك لك الكلك
كفاك مبي كفا الكفي كربتهم
يا كوكبا كنا يهكي كوكب الفلك (ك 40)
ككر يرة كفكم كالكهف فكم لكم
ككأ كائن كبيد يكفي كم الكاف (ك 55)
“ Kafa ka rabbuka kam yakfika wakifatan
kifka fuha kakaminin kana min kalakin
takirru karran kakarril karri fi kibidin
tahki musyaksyakatan kallak lakil kalak
kafa ka mabi kafal kafa kurbatuhum
ya kaukaban kana yahki kaukabalfalak -(kaf40)
kakur yaratin kaffukum kalkahfi fukom lakom
kaka’ ka i’n kibidin yakfi kumul kaf ” -(kaf 50).
Penutup
Alhamdulillahi hamdan katsiran. Wahai saudara-saudaraku. Apabila amalan hizbul kaf ini telah sebati dan jazam dalam diri kita, maka ia akan menjadi doa 1001 guna mengikut niat kita insya-Allah.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلي آله وصحبه وسلم
والحمدلله رب العالمين