BismillahHirahmanirRahim... الحمد لله syukur kepada الله Everything happening with الله permission : #Sesungguhnya Aku berniat kerana الله:Tugasan geraktubuh badanKu Daku Niatkan Tasbih anggota tubuhku buat الله. Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya kepada~Mu Ya الله.. Setiap Detik Hatiku menyebut Subhanallah سبحان الله Denyutan Nadiku dengan Alhamdulillah الحمد لله Degupan Jantongku bertasbih LA ILAHA ILLALLAH لا إله إلا الله Nafasku berzikir Allāhu akbar الله أكبر
15 April 2013
15. BAB 15 Fenomena Laut
Kami
menghadirkan kepada Anda Profesor Shrceder, ilmuwan kelautan dari Jerman. Kami
bertemu dengannya pada seminar Ilmuwan Kelautan yang diselenggarakan di
Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Saya bertanya untuk mengantarkan
pembicaraan fenomena laut antara penemuan ilmiah dan ayat al-Quran. Pada hari
selanjutnya, Profesor Shroeder berdiri dan memberi komentar apa yang telah kami
katakan:
Saya hendak
memberi komentar tentang kuliah yang disampaikan Syeikh az-Zindani kemarin, dan
akan mengatakan berapa banyak saya menghargai perkuliahan ini dalam rangka
pertemuan ilmiah. Seseorang tidak dibutuhkan untuk menjadi seorang Muslim
(untuk melihat ilmu pengetahuan dalam konteks agama yang lebih luas), bahkan
untuk saya seorang Nasrani, penting tidak hanya melihat ilmu pengetahuan, namun
saya juga dalam perasaan dan gambar yang lebih lebar dan ketika dibandingkan dengan agama, lihatlah
hal ini dalam konteks agama. "
Setelah mengetahui
hal itu, Profesor Shroeder mendiskusikan hubungan antara ilmu pengetahuan dan
agama. Dia menunjukkan jurang pemisah antara agama yang berbeda-beda dan ilmu
pengetahuan. Maka dari itulah terdapat saling bertolak belakang antara
pemikiran pemuka agama dan ilmuwan. Namun, Profesor Shroeder heran ketika dia
ditunjuk kan kebenaran yang berisi bermacam-macam ayat alQuran yang telah
diturunkan 1400 tahun yang lalu. Dia memberi komentar:
"Dalam
beberapa agama, kita mendapatkan pemuka agama yang berpikir bahwa ilmu
pengetahuan dapat mengambil sesuatu dari agama. Jika ilmu pengetahuan membuat peningkatan, agama harus berputar
kembali, menjadi dilanggar batasannya. Di sinilah kita lihat sebuah pendekatan
yang berbeda secara lengkap. "Syeikh az-Zindani menunjukkan kita bahwa
ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertuliskan di dalam
al-Quran beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya ilmuwan sekarang menemukan apa
yang telah dikatakan sebelumnya, saya pikir hal ini penting. Penting dalam arti
untuk diadakan sebuah simposium atau workshop untuk dijadikan peran serta,
diskusi, dan persetujuan ilmuwan dari seluruh bangsa dan saya yakin bahwa kita
semua akan pulang dan sekarang berpikir lebih banyak lagi tentang hubungan
antara agama dan pengetahuan kelautan'".
Hal ini
menjadi jelas bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah
tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini mengingatkan
kita pada pernyataan sebagai berikut: Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad
tentang hal ini? Siapa yang menurunkan pengetahuan ini kepadanya? Sebab, inilah
kebenaran yang sezaman dengan apa yang diketahui oleh para ilmuwan, baik itu
mereka sebagai ahli astronomi, ahli kelautan, ahli geologi atau ahli dalam
bidang keilmuwan yang lain, akan tetapi al-Quran dan Sunnah telah
menyebutkannya.
Setelah
mendengarkan kita, Profesor Shroeder percaya dengan sepenuhnya dan membuat
pernyataan sebagai berikut:
"Tidak
ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak
berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk.
Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah
(bahasa abstrak) dan bahasa tulisan, sebagaimana yang telah dikatakan Syeikh.
"
Dia meminta
dengan jelas bahwa kenyataan ini dipersembahkan untuk seluruh umat manusia di
seluruh dunia, akan tetapi khusus untuk ilmuwan dalam pusat studi mereka, dalam
semua bahasa. Sehingga mereka paham dengan jelas dan ada hubungan yang benar
antara agama dan ilmu pengetahuan yang telah diklarifikasikan. Kita berbicara
tentang agama yang telah bebas dari distorsi. Pengetahuan yang benar harus
ditegaskan dengan agama yang benar. Sebagaimana dalam konteks Islam, seperti
yang tersebut di dalam al-Quran:
"Katakanlah:
Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. " (QS Yunus : 101)
"Sesungguhnya
pada langit dan bumi benarbenar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk
orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu danpada binatang-binatang
yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang
diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi
sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kamu yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya
kepadamu dengan sebenarnya, maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan
beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan keterangan Nya. " (QS al
Jaats'ryah : 3 -6)
“Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS
az-Zumar : 9)
"Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah. " (QS
Muhammad : 19)
Agama
mendorong kita untuk memperoleh pengetahuan dan mengharapkan kita merenungkan
alam semesta dalam sebuah bahasa yang bisa dipahami sekarang.
14. BAB 14 Kedalaman Laut dan Samudera
Keajaiban al-Quran satu-satunya yang abadi, yang diulangi
sampai hari akhir dan mungkin diketahui oleh seluruh umat manusia meskipun
berbeda tingkat kebudayaan dan waktu sejarah. Suku Badui di padang pasir dan
Profesor di universitas akan mendapatkannya di dalam al-Quran yang akan
mencukupinya.
Kami menghadirkan kepada Anda profesor Dorja Rao. Dia
seorang ahli dalam bidang geologi laut dan sekarang ini mengajar di Universitas
King Abdul Aziz, Jeddah. Kami bertemu dengannya dan menjelaskan beberapa ayat
al-Quran yang berisi tanda-tanda ilmiah di dalam al-Quran. Dia heran dengan apa
yang dia lihat dan dengar. Dia telah membaca terjemahan al-Quran dan ayat-ayat
al-Quran dalam buku-buku tertentu. Di antara ayat-ayat ini, dia mendiskusikan
apa yang telah difirmankan Allah di dalam al-Quran sebagai berikut:
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam,
yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan;
gelap gulita yang tindih bertindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah
dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tidaklah dia mernpunyai cahaya sedikitpun. (QS an-Nur: 40)
Profesor Rao menegaskan bahwa ilmuwan sekarang mengetahui
kegelapan itu dengan peralatan seperti kapal selam yang memungkinkan mereka
untuk menyelami kedalaman samudera, di mana manusia tidak sanggup menyelam
tanpa bantuan untuk kedalaman lebih dari 20 sampai 30 meter. Itulah orang
menyelam untuk mutiara di air dangkal dan tidak dapat menyelam lebih dari
kedalaman ini. Manusia tidak dapat menyelamatkan nyawa pada kedalaman samudera
yang gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Tetapi, ayat ini membicarakan tentang
fenomena yang ditemukan pada samudera yang sangat dalam. Oleh karena itu,
pernyataan Allah tentang kegelapan di dalam samudera luas yang sangat dalam
tidak mengacu hanya untuk laut sebab tidak semua laut dapat digambarkan
sebagaimana memiliki lapisan kegelapan yang terkumpul yang berlapis-lapis.
Bagian lapisan kegelapan ini di laut yang dalam memiliki dua sebab sebagai
hasil dari menghilangkannya warna yang berturut-turut satu lapisan setelah yang
lain. Sinar cahaya itu tersusun dari tujuh warna dan ketika sinar tersebut
mengenai air, kemudian dipantulkan menjadi tujuh warna.
Kita bisa melihat sinar cahaya yang akan melalui
kedalaman samudera. Lapisan paling atas diserap warna merah pada kedalaman
sepuluh meter pertama. Jika seorang penyelam akan menyelam pada kedalaman tiga
puluh meter dan terluka di sana, dia tidak akan bisa melihat darahnya, sebab
warna merah tidak sampai pada kedalaman ini. Pada cara yang sama, sebagaimana
yang kita ketahui, lapisan oranye diserap. Kemudian pada kedalaman lima puluh
meter, lapisan kuning diserap. Pada kedalaman lebih dari dua ratus meter,
lapisan biru diserap dan seterusnya. Dari sini kita mendapatkan bahwa samudera
menjadi semakin lama semakin gelap, bahwa kegelapan terjadi pada lapisan yang
terang. Sebagai alasan yang kedua, kegelapan mula-mula hasil dari pembatas di
mana cahaya itu tersembunyi.
Lapisan cahaya, yang kita lihat di sini, mula-mula dari
matahari dan diserap oleh awan, yang berubah menghamburkan beberapa lapisan
cahaya, karena itu menghasilkan lapisan kegelapan di bawah awan. Inilah lapisan
kegelapan pertama. Kemudian ketika cahaya mencapai permukaan samudera, cahaya
itu akan dipantulkan oleh gelombang permukaan, dengan demikian memberikan
penampakan berkilauan. Inilah alasan bahwa ketika ada gelombang, intensitas
bayangan ini tergantung pada sudut gelombang itu. Oleh karena itu, gelombang
yang memantulkan cahaya dan karena kegelapan itu. Cahaya.yang tidak dipantulkan
menembus kedalaman samudera karena itu kami membagi samudera menjadi dua
lapisan, bagian permukaan dangkal dan bagian dalam. Permukaan samudera yang
dangkal digolongkan dengan cahaya dan kehangatan. Sedangkan samudera yang dalam
digolongkan dengan kegelapan.
Dua bagian samudera ini memiliki sifat yang berbeda. Dan
permukaan lebih jauh terpisah dari bagian dalam oleh gelombang. Gelombang
internal baru ditemukan pada tahun 1900. Akhir-akhir ini, ilmuwan menemukan ada
gelombang internal yang terjadi pada ketebalan permukaan antarlapisan dari
berat jenis yang berbeda. Gelombang internal memiliki perilaku seperti
gelombang di permukaan. Mereka juga dapat meretakkan seperti gelombang
permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat manusia, tetapi dapat
dideteksi dengan mempelajari suhu atau kadar garam pada tempat yang diberikan.
Di bawah gelombang ini, yang terbagi menjadi dua bagian
samudera, kegelapan dimulai. Pada kedalaman ini, ikan tidak dapat melihat.
Mereka hanya memiliki sumber cahaya dari tubuh mereka. Kegelapan ini yang
berlapis dan bertingkat satu dengan yang lain telah dijelaskan dalam al-Quran.
Dengan kata lain, masih ada beberapa gelombang bertingkat
selanjutnya ditemukan pada permukaan samudera. Al-Quran kemudian juga
menjelaskan kegelapan itu. Kegelapan itu disebabkan karena pembatas yang
dijelaskan pada tambahan disebabkan karena perubahan penyerapan warna pada
tingkatan yang berbeda lapisan satu dengan yang lain. Di sini kegelapan yang
total, kapal selam harus membawa sumber cahaya mereka, sehingga siapa yang
menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengenai hal ini?
Kami menunjukkan beberapa ayat kepada Profesor Rao yang
berkaitan dengan keahliannya dan kami bertanya: “Apa yang Anda pikirkan tentang
keberadaan informasi ilmiah di dalam al-Quran? Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa
mengetahui fakta ini pada 14 abad yang lalu?”
Profesor Rao menjawab: "Sulit membayangkan bahwa
tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa
hal yang mereka memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal itu
secara detail sangat susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu
pengetahuan manusia secara sederhana. Manusia normal tidak dapat menjelaskan
fenomena itu secara detail. Dengan demikian, saya pikir, informasi itu pasti
berasal dari sumber supranatural. "
Ya, sumber seperti ilmu pengetahuan itu pasti lebih dari
tingkatan manusia. Sebagaimana yang dikatakan Profesor Rao, tidak datang dari
alam, namun hal ini jauh melebihi alam dan jauh dari kemampuan manusia. Apa
yang dicoba Profesor Rao untuk mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat
dilengkapi dengan kemajuan, untuk itu kebenaran ini ditunjukkan dengan firman
Allah, satu-satunya yang mengetahui alam semesta dan rahasianya. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Quran:
"Katakanlah: al-Quran itu diturunkan oleh (Allah)
yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. . . . " (QS al-Furqan: 6)
Inilah dari Allah. Dengan demikian, kesaksian ilmuwan itu
dipusatkan menjadi satu setelah membuktikan petunjuk ini dan cahaya yang berisi
kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi, untuk itulah al-Quran adalah sumber
petunjuk sampai hari akhir.
13. BAB 13 Laut dan Samudera
Kami menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia, sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah laut yang homogen sebagaimana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat, pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera Atlantik.
Pada foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda, biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan kepada kita di dalam al-Quran bahwa:
"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing " (QS ar-Rahman: 19 - 20)
Secara tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan yang lain.
Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagaimana bisa ada pembatas antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat, sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa melalui pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.
Inilah sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena teknik dan peralatan yang tersedia?
Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya, arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik, saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "
Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:
"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)
Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku kepada manusia sampai akhir zaman.
12. BAB 12 Gunung
Sekarang kami bertemu dengan seseorang ahli yang unik. Dia berbeda dengan ahli yang lain, tetapi pada saat yang sama, dia anggota dari kelompok ahli. Namanya adalah Profesor Siaveda, salah satu anggota ahli geologi dari Jepang. Dia juga salah satu ilmuwan terkenal dunia. Pemikiran Profesor Siaveda dipenuhinya dengan beberapa distorsi dan kecurigaan tentang semua agama. Memang benar apa yang dia katakan yang berkenaan dengan semua agama, kecuali Islam, sebab Islam berbeda dengan semua agama yang ia bicarakan.
Ketika kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan.
Satu dari pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan , sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "
Profesor Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut, sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditulis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,
"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS anNaba'. 7)
Kami bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.
Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.
Allah berfirman:
"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at : 32)
"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)
Namun, siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:
"Saya pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu sungguh luar biasa, saya setuju. "
Ya, apa yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.
Ketika kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan.
Satu dari pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan , sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "
Profesor Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut, sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditulis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,
"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS anNaba'. 7)
Kami bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.
Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.
Allah berfirman:
"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at : 32)
"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)
Namun, siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:
"Saya pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu sungguh luar biasa, saya setuju. "
Ya, apa yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.
11. BAB 11 Geologi
Bagaimana
Anda dapat membuktikan agama yang benar kepada siapa yang tidak berbicara
bahasa Arab atau mengetahui sesuatu tentang kelancaran al-Quran yang tidak
dapat ditiru atau ada bandingannya? Apakah hanya dengan cara itu mereka
mempelajari bahasa Arab ini dan untuk pemilik ilmu pengetahuan? Jawabannya
"tentu tidak". Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia telah menunjukkan
rahmat-Nya kepada mereka dan kepada generasi lain dengan menurunkan bukti yang
tepat kepada seluruh manusia, terlepas dari perbedaan di antara mereka seperti
ras, bahasa, dan waktu.
Kami bertemu
dengan Profesor Palmer, salah satu ahli geologi terkemuka di Amerika Serikat.
Dia mengepalai sebuah panitia yang mengatur ulang tahun perkumpulan atau
Perhimpunan Ahli Geologi Amerika. Ketika kami bertemu dengannya, kami
menunjukkan keajaiban ilmiah beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi, di mana dia
sangat heran dan kaget. Saya ingat sebuah anekdot yang menyenangkan. Ketika
menunjukkannya bahwa al-Quran menyebutkan bagian terdekat dan dinyatakan di
dekat Yerusalem, di mana peperangan yang terjadi di antara Persia dan Romawi.
Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfman:
"Alif
Laam Miim, telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang. " (QS ar Ruum: 13)
Kata
"adna" bisa berarti yang terdekat atau terendah. Penafsir al-Quran,
yang kemungkinan Allah senang dengan mereka yang disebutkan "adnal
ardhi"' yang berarti daerah terdekat dengan Jazirah Arab. Akan tetapi arti
kedua itu juga menyebutkan di sana. Dengan cara inilah al-Quran memberikan satu
kata yang memiliki banyak arti, sebagaimana yang digambarkan Nabi Muhammad SAW
dalam sabdanya:
"Saya
telah diberi banyak kata yang meliputi banyak hal. " (HR Bukhari-Muslim)
Ketika kami
menanyakan bagian bumi yang rendah, kami mendapatkan bahwa hal ini memiliki
tempat yang sama persis sebagai saksi peperangan yang mana Romawi terkalahkan.
Ketika kam.i memberitahu Profesor Palmer tentang hal ini, dia menandingi
sebelum berkata bahwa ada beberapa daerah lain yang lebih rendah daripada yang
disebutkan dalam ayat al-Quran. Dia memberi contoh nama daerah lain itu di
Eropa dan Amerika. Kami meyakinkannya bahwa informasi kami itu teruji dan
tepat. Kami menunjukkannya globe topografi yang menunjukkan bagian yang tinggi
dan rendah. Dia mengatakan bahwa hal ini akan mudah dengan globe untuk
memastikan tempat terendah di bumi. Dia memutar tangan globe dengan tangannya
dan memusatkan tanda pada daerah dekat Yerusalem. Untuk kebenarannya, ada tanda
panah kecil yang menonjol menghadap ke arah area itu dengan kata-kata:
"Daerah yang terdekat yang menghadap ke bumi."
Profesor
Palmer dengan cepat mengakui bahwa informasi kami memang tepat. Dia meneruskan
pembicaraan bahwa negeri ini memang yang terdekat dengan bumi. Profesor Palmer
berkata: "Hal ini terjadi di daerah Laut Mati yang ada di atasnya sini dan
cukup menarik dengan diberi nama di atas globe: "Negeri yang terdekat di
dunia. " Sehingga hal ini didukung oleh tafsiran kata-kata yang kritis.
"
Profesor
Palmer lebih heran lagi ketika menemukan al-Quran berbicara tentang zaman dulu
dan menggambarkan bagaimana awal mula penciptaan, bagaimana bumi dan langit
diciptakan, bagaimana air memancar terus dari tempat terdalam di bumi,
bagaimana gunung ditegakkan di atas daratan, bagaimana tumbuh-tumbuhan dimulai,
bagaimana bumi sekarang, menggambarkan gunung-gunung fenomena alam, serta
perubahan yang ada di permukaan bumi sebagai saksi di Jazirah Arab. Hal ini
bahkan digambarkan masa depan daratan Arab dan masa depan daratan seluruh bumi
ini. Dengan hal ini, Profesor Palmer mengakui bahwa al-Quran adalah kitab yang
menakjubkan yang menggambarkan masa lalu, sekarang, dan masa depan.
Seperti
ilmuwan lain, Profesor Palmer pada mulanya ragu-ragu, tetapi tidak lama
kemudian dia datang dengan pendapatnya. Di Kaim, dia mempresentasikan hasil
penelitiannya yang berhubungan dengan aspek yang tidak dapat ditiru dari ilmu
pengetahuan tentang geologi yang terdapat di dalam al-Quran. Dia mengatakan
bahwa dia tidak mengetahui bahwa seni pernyataan dalam bidang keilmuan selama
zaman Nabi Muhammad SAW. Namun, dari apa yang kita ketahui tentang pengetahuan
dan peralatan yang hanya sedikit pada saat itu, niscaya kita dapat menyimpulkan
bahwa alQuran adalah cahaya yang hebat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW Di sini Profesor Palmer menyimpulkan dengan kata-katanya sebagai berikut:
"Kami
membutuhkan penelitian sejarah sebelum pertengahan timur tradisi lisan untuk
mengetahui apakah kenyataan itu berhubungan dengan peristiwa sejarah yang telah
dilaporkan. Jika tidak ada catatan, hal ini diperkuat dengan kepercayaan bahwa
Allah menurunkannya melalui Nabi Muhammad SAW dengan sedikit pengetahuannya dan
kita hanya menemukan untuk diri kita pada akhir-akhir ini. Kita melihat
kelanjutan dialog dengan topik ilmu pengetahuan menurut al-Quran dalam konteks
geologi. Terima kasih banyak. "
Sebagaimana
Anda lihat, inilah salah satu tokoh besar dalam bidang geologi di dunia
sekarang ini, yang datang dari Amerika Serikat, dia masih mernbutuhkan
seseorang untuk menunjukkan kebenaran kepadanya. Orang Barat dan orang Timur
yang tinggal di tengahtengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, peperangan ini tidak dapat dielakkan sebab semua pesan itu
sebelumnya telah berubah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW
dengan Islam yang menawarkan kebenaran yang telah dirusak.
Seseorang
mungkin bertanya: Bagaimana orangorang ini menerima apa yang kita katakan
kepada mereka ketika kita secara jasmaniah orang-orang bawahan dan kita tidak
mengikuti agama kita dengan taat? Jawaban saya untuk mereka adalah pengetahuan
yang menambah keinsafan dari seseorang yang memperolehnya. Pengetahuan
orang-orang itu peduli hanya untuk melihat kenyataan, tidak hanya pada gambar.
Kekayaan Islam sekarang ini tepat dengan ilmu pengetahuan ini dan kemajuan
ilmiah. Ilmu pengetahuan modern dapat tetap menundukkan kepalanya dalam
penghormatan kepada kitab Allah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Sifat dasar
dari masa purba, al-Fitrah, yang mana Allah menciptakan manusia, tidak mencapai
ketenangan kecuali dengan cara Islam. Orang itulah yang tidak memiliki iman
yang terus-menerus yang dipenuhi rasa gelisah dan bingung. Terlebih lagi
suasana kebebasan di Barat membantu ilmuwan Barat untuk mengekspresikan apa
yang mereka percayai tanpa takut maupun malu. Kami mendengar mereka dalam
beberapa tahap pengakuan dan penegasan keajaiban saat ini, al-Quran yang
mengingatkan kehidupan sampai akhir zaman.
Subscribe to:
Posts (Atom)