Showing posts with label MANUSIA. Show all posts
Showing posts with label MANUSIA. Show all posts

27 January 2020

MANUSIA

أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
Sakit kepala? Puncanya adalah saluran darah tersumbat!(سُبْحَانَ اللَّهِ)‎ Tasbeh Hatiku berdetik setiap saat  
(أسْتَغْفِرُاللهَ)Istighfar dari Kerdipan Mataku 
(الْحَمْدُ لِلَّهِ)Tahmid Dengan‎ Denyutan Nadiku 
(لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)Tahlil ‎Degupan Jantongku 
(اللَّهُ أَكْبَرُ)‎Takbir Hela Turun Naik Nafasku 
اَلْحَمْدُ ِللهِ syukur kepada اللهَ 
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ   ...            ALLAH  اللهَ 
                 اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
MANUSIA

MANUSIA







ALLAH HU

HU ALLAH

ALLAH HU – HU ALLAH
* Letak Nafas, Ampas, Tanapas dan Nufus *



Letak nafas, ampas, tanapas dan nufus (tubuh)

letak nafas, ampas, tanapas dan nufus (kepala, hati)

Nur-Kalbu

Nyawa terbag



* ISLAM, IMAN DAN KALBU *
Penafsiran ISLAM secara Makrifat (1)
Penafsiran ISLAM secara Makrifat (2)
Penafsiran IMAN secara Makrifat (1)
Penafsiran IMAN secara Makrifat (2)
Penafsiran KALBU secara Makrifat (1)
Penafsiran KALBU secara Makrifat (2)


* ZIKIR ALLAH HU – HU ALLAH *

PERGERAKAN ZIKIR ALLAH HU
PERGERAKAN ZIKIR HU ALLAH
** ZIKIR NAFAS **
Ilmu Hakekat Usul Diri
Cara berzikir HU ALLAH hendaklah kita mulai dengan lafaz HU dari pusat kita, tarik nafas keatas hingga ke kepala tengadahkan kepala ke langit-langit kemudian hembuskan kuat dgn lafaz ALLAH dengan tenaga kearah pusat dan biarkan menular ke jantung, sebut kalimah HU ALLAH dengan jelas, perlahan (jangan cepat) serta ikuti mahrajnya dgn betul, selama melafazkan HU hendaklah panjang 2 Alif (4 harakat) dan hembuskan dengan lafaz ALLAH pun dengan panjang yang sama, saat sampai di pusat tahan nafas sehingga dapat menyebut seberapa banyak HU ALLAH didalam satu nafas. Pada awal permulaan zikir hendaklah dibuat secara nyaring di mulut tetapi kemudian diperlahankan secara beransur-ansur sehingga tertutup mulut (tidak kedengaran dilafazkan di mulut) dan berzikirlah HU ALLAH didalam hati saja, berzikir sebanyak yang kita mampu dan buat secara istiqomah.
Cara zikir ALLAH HU dimulai dengan lafaz ALLAH dengan panjang 2 Alif (4 harakat) dari pusat naik ke kepala, tengadahkan kepala ke langit-langit, kemudian lafazkan HU dengan bertenaga hembuskan ke pusat hingga terasa mengalir di jantung kita, saat sampai kepusat tahan nafas hingga kita dapat menyebut ALLAH HU seberapa kali dalam satu nafas. Cara buat sama dengan yang diatas.

** TAJALLI & TARAKKI **


TAJALLI (menurunkan kwalitas)

TARAKKI (meningkatkan kwalitas
Piramid Tajalli – Tarakki

KALIMAH TAUHID
LAILLAHAILLALLAH
LAILLAHAILLALLAH
LAILLAHAILLALLAH
LAILLAHAILLALLAH
LAILLAHAILLALLAH


LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADDARRASULULLAH

SYAHADAT TAUHID DAN SYAHADAT RASUL
LAILLAHAILLALLAH   MUHAMMAD RASUL ALLAH
PENJABARAN LAILLAHAILLALLAH MUHAMMAD RASUL ALLAH

SYAHADAH DALAM AL-IKLAS DAN AL-FATIHAH
LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADDARRASULLAH


* ALLAH + MUHAMMAD **

SAKSIKAN PADA YANG SATU PADA YANG SATU

ALLAH YANG SATU
MUHAMMAD
MUHAMMAD TUBUH MANUSIA

DIRI MANUSIA ZAHIR DAN BATHIN
ALLAH DAN MUHAMMAD
GABUNGAN ALLAH + MUHAMMAD

Pergerakan NUR KALBU
Ber-awal NUR itu keluar dari HATI yaitu PERASAAN yang merupakan ISTANA MUHAMMAD di pancarkan-lah ke PIKIRAN menjadi AKAL yang merupakan ISTANA ALLAH kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu TINDAKAN dan tindakan atau PERBUATAN yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu KEBIASAAN dari kebiasaan menjadi suatu KARAKTER selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut. Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik
Pergerakan NUR KALBU

Ber-awal NUR itu keluar dari HATI yaitu PERASAAN yang merupakan ISTANA MUHAMMAD di pancarkan-lah ke PIKIRAN menjadi AKAL yang merupakan ISTANA ALLAH  kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu TINDAKAN dan tindakan atau PERBUATAN yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu KEBIASAAN dari kebiasaan menjadi suatu KARAKTER selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut.

Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik
MUHAMMAD + RASUL + ALLAH

MUHAMMAD  RASUL  ALLAH

MUHAMMAD RASUL ALLAH (2)

Muhammad itu menyatakan rahasia Allah
Perjalanan REINKARNASI

Aku pernah berada dalam keadaan AN-ORGANIK (Mineral), dan mulai menerima Pertumbuhan. Kemudian aku mati sebagai TUMBUHAN dan menjadi HEWAN.
Aku mati sebagai HEWAN dan menjadi ADAM (MANUSIA), lalu kenapa aku harus takut, ketika maut menjemput?
Pada perubahan berikutnya aku mati sebagai MANUSIA, hingga aku naik dan menegadahkan wajah-ku bersama para MALAIKAT.
Dan aku harus melepaskan diri dari (keadaan) MALAIKAT : “SEGALA-NYA AKAN MUSNAH KECUALI WAJAH-NYA”
Sekali lagi aku harus ber-korban dan meninggal sebagai MALAIKAT, aku akan menjadi SESUATU YANG TAK TERBAYANGKAN sebelumnya.
Kemudian aku menjadi KETIADAAN , ketiaadan membisikkan ditelinga-ku nyayian merdu “SESUNGGUHNYA KEPADA-NYALAH KITA KEMBALI”.

-
INNALILLAHI WAINNAILLAIHI ROJIUN
Demikian-lah sebelum menjadi dan berada dalam Kerajaan Manusia terlebih dahulu kita telah berada pada Dunia Mineral, Tunbuh-tumbuhan dan Hewan baru kemudian menjadi Manusia.

RASUL


INILAH NYAWA MANUSIA
(RO = Nafas, SYIN = Amfas, WAU = Tanafas, LAM = Nufus)

R A S U L

R A S U L

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Ber-awal Manusia itu ditajallikan dari Adam a.s dengan empat anasir yaitu :
-          Di
-          Waddi
-          Mani
-          Manikam
Dalam proses mentajalikan Jasad manusia yang menanggung Rahasia Allah s.w.t. semua-nya terkandung di dalam kalimat :
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Kalimat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM  Adalah : membicarakan segala aspek kejadian JASAD manusia, kaitannya dengan ZATULHAQ.
Ber-awal   BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM mengandung 20 Huruf termasuk satu huruf gaib yaitu huruf ALIF yang ada pada awal BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, maka disini boleh-lah ditulis :

Hal ini membawa arti kepada sifat Dua Puluh-Nya Allah s.w.t.
PENJABARAN HURUF YANG ADA PADA KATA BISMILLAH

-          Huruf ALIF BATIN yang ada pada permulaan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu menyatakan Hakekat daripada Rahasia Allah yang ditajalikan dari Alam Gaibul Gaib.
-          Huruf BA pada BISMILLAH itu adalah hakekat dari Mani yang mengandungi Rahasia Allah.
-          Huruf SYIN pada BISMILLAH itu adalah Hakekat Sperma pada mani yang mengandung diri Rahasia Allah.
-          Huruf MIM pada BISMILLAH itu mengisyaratkan pada Af’al Mani (sperma).
-          Huruf ALIF pada BISMILLAH itu adalah hakekat saluran Mani melalui batang kemaluan lelaki.
-          Huruf LAM LAM pada BISMILLAH itu mengisyaratkan kepada bekas Mani.
-          Huruf HA pada BISMILLAH itu adalah hakekat kemaluan Perempuan.


20 SIFAT ALLAH DALAM KALIMAT  ” BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM


….
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (3)

Adapun Hakekat          BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu adalah Makrifat-nya antara kemaluan lelaki dan perempuan yang menjadi penyampai Rahasia Allah untuk ditanggung oleh umat manusia..

Penyampai-an atau pemindahan diri Rahasia Allah ke Hakekat manusia itu dibuat melalui Proses Persetubuhan (sex) antara lelaki dan perempuan..

Ber-awal Hakekat Titik pada huruf BA itu adalah Hakekat Ulat Mani (sperma) yang mengandung Diri Rahasia Allah s.w.t dan huruf HA itu adalah Hakekat kemaluan perempuan (Burit).

Adapun huruf ALIF yang ada pada permulaan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu adalah letaknya pada martabat ZAT semata – mata yaitu pada LATA’YAN,

Huruf BA itu adalah letaknya martabat SIFAT yaitu martabat LATA’YAN AWAL atau dinamakan juga martabat  Noktah Awal,

Dan huruf SYIN itu adalah letaknya pada martabat ASMA yaitu pada martabat LATA’YAN TANI  atau martabat Noktah Dua.

Sedangkan huruf MIM itu letaknya pada martabat AFF’AL yaitu pada martaba ALIF yaitu martabat INSANUL KAMIL atau martabat Hakekat sebenar-nya MANUSIA..

Selanjutnya  “ALLAH” adalah hakekat kandungan yaitu Diri Rahasia yang lengkap pada martabat KAMIL MULKAMIL maka terkandung-lah ia-nya akan ZAT, SIFAT, ASMA dan AFF’AL.


  (ZATUL-HAQ, SIFATUL-HAQ, ASMAUL-HAQ DAN AFFALUL-HAQ)


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (4)

Penjabaran tiap-tiap huruf :















Firman Allah dalam Al-Qur’an
Surah Thoha ayat 55

MINHA KHOLAQNAKUM WAFIHA NU’IDUKUM WAFIHA NUKHRIJUKUM TAROTAN UKHRO
MINHA KHOLAQNAKUM                                             :  Dari “HA”  kamu diciptakan,
WAFIHA NU’IDUKUM                                                   :  dan dari “HA” ini kamu dimasukan.
WAFIHA NUKHRIJUKUM TAROTAN UKHRO        :  dan dari “HA” ini juga kamu dikeluarkan.




* Tanda Kematian *



Tanda-tanda Kematian pada diri seorang manusia



ALLAH  اللهَ ALLAH  اللهَ ALLAH  اللهَALLAH  اللهَ
Sakit kepala? Puncanya adalah saluran darah tersumbat!
ALLAH  اللهَ ALLAH  اللهَALLAH  اللهَALLAH  اللهَ

MANUSIA
              اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
        والله أعلم بالـصـواب 
           Moga Bermanfaat.
              Insya ALLAH 
.........................................................



08 March 2012

03. Penurunan manusia ke peringakat rendah paling bawah


Allah Yang Maha Tinggi menciptakan roh suci sebagai ciptaan yang paling sempurna, yang pertama diciptakan, di dalam alam kewujudan mutlak bagi Zat-Nya. Kemudian Dia berkehendak menghantarkannya kepada alam rendah. Tujuan Dia berbuat demikian ialah bagi mengajar roh suci mencari jalan kembali kepada yang sebenar di tahap Maha Kuasa, mencari kedudukannya yang dahulu yang hampir dan akrab dengan Allah. Dihantarkan-Nya roh suci kepada perhentian utusan-utusan-Nya, wali-wali-Nya, kekasih-kekasih dan sahabat-sahabat-Nya. Dalam perjalanannya, Allah menghantarkannya mula-mula kepada kedudukan akal asbab bagi keesaan, bagi roh universal, alam nama-nama dan sifat-sifat Ilahi, alam hakikat kepada Muhammad s.a.w. Roh suci memiliki dan membawa bersama-samanya benih kesatuan. Apabila melalui alam ini ia dipakaikan cahaya suci dan dinamakan ‘roh sultan'. Apaabila melalui alam malaikat yang menjadi perantaraan kepada mimpi-mimpi, ia mendapat nama ‘roh perpindahan'. Bila akhirnya ia turun kepada dunia kebendaan ini ia dibaluti dengan daging yang Allah ciptakan untuk kesesuaian makhluk-Nya. Ia dibaluti oleh jirim yang kasar bagi menyelamatkan dunia ini kerana dunia kebendaan jika berhubung secara langsung dengan roh suci maka dunia kebendaan akan terbakar menjadi abu. Dalam hubungannya dengan dunia ini ia dikenali sebagai kehidupan, roh manusia.

Tujuan roh suci dihantar ke tempat ciptaan yang paling rendah ini ialah supaya ia mencari jalan kembali kepada kedudukannya yang asal, makam kehampiran, ketika ia masih di dalam bentuk berdaging dan bertulang ini. Ia sepatutnya datang ke alam benda yang kasar ini, dan dengan melalui hatinya yang berada di dalam mayat ini, menanamkan benih kesatuan dan menunbuhkan pokok keesaan di dalam dunia ini. Akar pokok masih berada pada tempat asalnya. Dahannya memenuhi ruang kebahagiaan, dan di sana demi keredaan Allah, mengeluarkan buah kesatuan. Kemudian di dalam bumi hati roh itu menanamkan benih agama dan bercita-cita menumbuhkan pokok agama agar diperolehi buahnya, tiap satunya akan menaikkannya kepada peringkat yang lebih hampir dengan Allah.

Allah membuatkan jasad-jasad atau tubuh-tubuh untuk dimasuki oleh roh-roh dan bagi roh-roh ini masing-masing mempunyai nama yang berbeza-beza. Dia bena ruang penyesuaian di dalam tubuh. Diletakkan-Nya roh manusia, roh kehidupan di antara daging dan darah. Diletakkan-Nya roh suci di tengah-tengah hati, di mana dibena ruang bagi jirim yang sangat seni untuk menyimpan rahsia di antara Allah dengan hamba-Nya. Roh-roh ini berada pada tempat yang berbeza-beza dalam tubuh, dengan tugas yang berbeza, urusan yang berbeza, masing-masing umpama membeli dan menjual barang yang berlainan, mendapat faedah yang berbeza. Perniagaan mereka sentiasa membawakan kepada mereka banyak manfaat dalam bentuk nikmati dan rahmat Allah.
"Daripada apa yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terang, (mereka) mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi". (Surah Fatir, ayat 29).

Layaklah bagi setiap manusia mengetahui urusannya di dalam alam kewujudan dirinya sendiri dan memahami tujuannya. Dia mestilah faham bahawa dia tidak boleh meminda apa yang telah dihukumkan sebagai benar untuknya dan digantungkan dilehernya. Bagi orang yang mahu meminda apa yang telah dihukumkan untuknya, yang terikat dengan cita-cita dan dunia ini Allah berkata:
"Tidaklah (mahu) dia ketahui (bagaimana keadaan) apabila dibongkarkan apa-apa yang di dalam kubur? Dan dizahirkan apa-apa yang di dalam dada?" (Surah ‘Aadiyat, ayat 9).
"Dan tiap-tiap manusia Kami gantungkan (catatan) amalannya pada tengkuknya..." (Surah Bani Israil, ayat 13).

02. Manusia kembali ke kampung halaman,kepada asal usul permulaan mereka

Manusia dipandang daripada dua sudut; wujud lahiriah dan wujud rohani. Dalam segi kewujudan lahiriah keadaan kebanyakan manusia adalah berlebih kurang sahaja di antara satu sama lain. Oleh yang demikian peraturan kemanusiaan yang umum boleh digunakan untuk sekalian manusia bagi urusan lahiriah mereka. Dalam sudut kewujudan rohani yang tersembunyi di sebalik wujud lahiriah, setiap manusia adalah berbeza. Jadi, peraturan yang khusus mengenai diri masing-masing diperlukan.

Manusia boleh kembali kepada asalnya dengan mengikuti peraturan umum, dengan mengambil langkah-langkah tertentu. Dia mestilah mengambil peraturan agama yang jelas dan mematuhinya. Dengan demikian dia boleh maju ke hadapan. Dia boleh meningkat dari satu peringkat kepada peringkat yang lebih tinggi sehingga dia sampai dan memasuki jalan atau peringkat kerohanian, masuk ke daerah makrifat. Peringkat ini sangat tinggi dan dipuji oleh Rasulullah s.a.w, "Ada suasana yang semua dan segala-galanya berkumpul di sana dan ia adalah makrifat yang murni".

Untuk sampai ke peringkat tersebut Perlulah dibuang kepura-puraan dan kepalsuan yang melakukan kebaikan kerana menunjuk-nunjuk. Kemudian dia perlu menetapkan tiga matlamat. Tiga matlamat tersebut sebenarnya adalah tiga jenis syurga. Yang pertama dinamakan Ma'wa - syurga tempat kediaman yang aman. Ia adalah syurga duniawi. Kedua, Na'im - taman keredaan Allah dan kurniaan-Nya kepada makhluk-Nya. Ia adalah syurga di dalam alam malaikat. Ketiga dinamakan Firdaus - syurga alam tinggi. Ia adalah syurga pada alam kesatuan akal asbab, rumah kediaman bagi roh-roh, medan bagi nama-nama dan sifat-sifat. Kesemua ini adalah balasan yang baik, keelokan Allah yang manusia berjasad akan nikmati dalam usahanya sepanjang tiga peringkat ilmu pengetahuan yang berturut-turut; usaha mematuhi peraturan syariat; usaha menghapuskan yang berbilang-bilang pada dirinya, melawan penyebab yang menimbulkan suasana berbilang-bilang itu, iaitu ego diri sendiri, bagi mencapai peringkat penyatuan dan kehampiran dengan Pencipta; akhirnya usaha untuk mencapai makrifat, di mana dia mengenali Tuhannya. Peringkat pertama dinamakan syariat, kedua tarekat dan ketiga makrifat.

Nabi Muhammad s.a.w menyimpulkan keadaan-keadaan tersebut dengan sabda baginda s.a.w, "Ada suasana di mana semua dan segala-galanya dikumpulkan dan ia adalah hikmah kebijaksanaan (makrifat)". Baginda s.a.w juga bersabda, "Dengannya seseorang mengetahui kebenaran (hakikat), yang berkumpul di dalamnya sebab-sebab dan semua kebaikan. Kemudian seseorang itu mesti bertindak atas kebenaran (hakikat) tersebut. Dia juga perlu mengenali kepalsuan dan bertindak ke atasnya dengan meninggalkan segala yang demikian". Baginda s.a.w mendoakan, "Ya Allah, tunjukkan kepada kami yang benar dan jadikan pilihan kami mengikuti yang benar itu. Dan juga tunjukkan kepada kami yang tidak benar dan permudahkan kami meninggalkannya". Orang yang kenal dirinya dan menentang keinginannya yang salah dengan segala kekuatannya akan sampai kepada mengenali Tuhannya dan akan menjadi taat kepada kehendak-Nya.

Semua ini adalah peraturan umum yang mengenai diri zahir manusia. Kemudian ada pula aspek diri rohani atau diri batin manusia yang merupakan insan yang tulen, suci bersih dan murni. Maksud dan tujuan diri ini hanya satu iaitu kehampiran secara keseluruhan kepada Allah s.w.t. Satu cara sahaja untuk mencapai suasana yang demikian, iaitu pengetahuan tentang yang sebenarnya (hakikat). Di dalam daerah wujud penyatuan mutlak, pengetahuan ini dinamakan kesatuan atau keesaan.

Matlamat pada jalan tersebut harus diperolehi di dalam kehidupan ini. Di dalam suasana itu tiada beza di antara tidur dengan jaga kerana di dalam tidur roh berkesempatan membebaskan dirinya untuk kembali kepada asalnya, alam arwah, dan dari sana kembali semula ke sini dengan membawa berita-berita dari alam ghaib. Fenomena ini dinamakan mimpi. Dalam keadaan mimpi ia berlaku secara sebahagian-bahagian. Ia juga boleh berlaku secara menyeluruh seperti israk dan mikraj Rasulullah s.a.w. Allah berfirman:
"Allah memegang jiwa-jiwa ketika matinya dan yang tidak mati, dalam tidurnya, lalu Dia tahan yang dihukumkan mati atasnya dan Dia lepaskan yang lain". (Surah Zumaar, ayat 42).

Nabi s.a.w bersabda, "Tidur orang alim lebih baik daripada ibadat orang jahil". Orang alim adalah orang yang telah memperolehi pengetahuan tentang hakikat atau yang sebenar, yang tidak berhuruf, tidak bersuara. Pengetahuan demikian diperolehi dengan terus menerus berzikir nama keesaan Yang Maha Suci dengan lidah rahsia. Orang alim adalah orang yang zat dirinya ditukarkan kepada cahaya suci oleh cahaya keesaan. Allah berfirman melalui rasul-Nya:
"Insan adalah rahsia-Ku dan Aku rahsianya. Pengetahuan batin tentang hakikat roh adalah rahsia kepada rahsia-rahsia-Ku. Aku campakkan ke dalam hati hamba-hamba-Ku yang baik-baik dan tiada siapa tahu Keadaannya melainkan Aku."
"Aku adalah sebagaimana hamba-Ku mengenali Daku. Bila dia mencari-Ku dan ingat kepada-Ku, Aku besertanya. Jika dia mencari-Ku di dalam, Aku mendapatkannya dengan Zat-Ku. Jika dia ingat dan menyebut-Ku di dalam jemaah yang baik, Aku ingat dan menyebutnya di dalam jemaah yang lebih baik".

Segala yang dikatakan di sini jika berhasrat mencapainya perlulah melakukan tafakur - cara mendapatkaan pengetahuan yang demikian jarang digunakan oleh orang ramai. Nabi s.a.w bersabda, "Satu saat bertafakur lebih bernilai daripada satu tahun beribadat". "Satu saat bertafakur lebih bernilai daripada tujuh puluh tahun beribadat". "Satu saat bertafakur lebih bernilai daripada seribu tahun beribadat".

Nilai sesuatu amalan itu tersembunyi di dalam hakikat kepada yang sebenarnya. Perbuatan bertafakur di sini nampaknya mempunyai nilai yang berbeza.

Sesiapa merenungi sesuatu perkara dan mencari penyebabnya dia akan mendapati setiap bahagian mempunyai bahagian-bahagian sendiri dan dia juga mendapati setiap satu itu menjadi penyebab kepada berbagai-bagai perkara lain. Renungan begini bernilai satu tahun ibadat.

Sesiapa merenungi kepada pengabdiannya dan mencari penyebab dan alasan dan dia dapat mengetahui yang demikian, renungannya bernilai lebih daripada tujuh puluh tahun ibadat.

Sesiapa merenungkan hikmah kebijaksanaan Ilahi dan bidang makrifat dengan segala kesungguhannya untuk mengenal Allah Yang Maha Tinggi, renungannya bernilai lebih daripada seribu tahun ibadat kerana ini adalah ilmu pengetahuan yang sebenarnya.

Pengetahuan yang sebenarnya adalah suasana keesaan. Orang arif yang menyintai menyatu dengan yang dicintainya. Daripada alam kebendaan terbang dengan sayap kerohanian meninggi hingga kepada puncak pencapaian. Bagi ahli ibadat berjalan di dalam syurga, sementara orang arif terbang kepada kedudukan berhampiran dengan Tuhannya.
Para pencinta mempunyai mata pada hati mereka
mereka memandang sementara yang lain terpejam
sayap yang mereka miliki tanpa daging tanpa darah
mereka terbang ke arah malaikat Tuhan jualah yang dicari!

Penerbangan ini terjadi di dalam alam kerohanian orang arif. Para arifbillah mendapat penghormatan dipanggil insan sejati, menjadi kekasih Allah, sahabat-Nya yang akrab, pengantin-Nya. Bayazid al-Bustami berkata, "Para Pemegang makrifat adalah pengantin Allah Yang Maha Tinggi".

Hanya pemilik-pemilik ‘pengantin yang pengasih' mengenali mereka dengan dekat dan secara mesra.. Orang-orang arif yang menjadi sahabat akrab Allah, walaupun sangat cantik, tetapi ditutupi oleh keadaan luaran yang sangat sederhana, seperti manusia biasa. Allah berfirman melalui rasul-Nya:
"Para sahabat-Ku tersembunyi di bawah kubah-Ku. Tiada yang mengenali mereka kecuali Aku".

Kubah yang di bawahnya Allah sembunyikan sahabat-sahabat akrab-Nya adalah keadaan mereka yang tidak terkenal, rupa yang biasa sahaja, sederhana dalam segala hal. Bila melihat kepada pengantin yang ditutupi oleh tabir perkahwinan, apakah yang dapat dilihat kecuali tabir itu?

Yahya bin Muadh al-Razi berkata, "Para kekasih Allah adalah air wangi Allah di dalam dunia. Tetapi hanya orang-orang yang beriman yang benar dan jujur sahaja dapat menciumnya". Mereka mencium keharuman baunya lalu mereka mengikuti bau itu. Keharuman itu mengwujudkan kerinduan terhadap Allah dalam hati mereka. Masing-masing dengan cara tersendiri mempercepatkan langkahnya, menambahkan usaha dan ketaatannya. Darjah kerinduannya, keinginannya dan kelajuan perjalanannya bergantung kepada berapa ringan beban yang dibawanya, sejauh mana dia telah melepaskan diri kebendaan dan keduniaannya. Semakin banyak seseorang itu menanggalkan pakaian dunia yang kasar ini semakin dia merasakan kehangatan. Penciptanya dan semakin hampirlah kepada permukaan akan muncul diri rohaninya. Kehampiran dengan yang sebenar (hakikat) bergantung kepada sejauh mana seseorang itu melepaskan kebendaan dan keduniaan yang menipu daya.

Penanggalan aspek yang berbilang-bilang pada diri membawa seseorang hampir dengan satu-satunya kebenaran. Orang yang akrab dengan Allah adalah orang yang telah membawa dirinya kepada keadaan kekosongan. Hanya selepas itu baharulah dia dapat melihat kewujudan yang sebenarnya (hakikat). Tidak ada lagi kehendak pada dirinya untuk dia membuat sebarang pilihan. Tiada lagi ‘aku' yang tinggal, kecuali kewujudan satu-satunya iaitu yang sebenarnya (hakikat). Walaupun berbagai-bagai kekeramatan yang muncul melalui dirinya sebagai membuktikan kedudukannya, dia tidak ada kena mengena dengan semua itu. Di dalam suasananya tidak ada pembukaan terhadap rahsia-rahsia kerana membuka rahsia Ilahi adalah kekufuran.

Di dalam buku yang bertajuk "Mirsad" ada dituliskan, ‘Semua orang yang kekeramatan zahir melalui mereka adalah ditutup daripadanya dan tidak memperdulikan keadaan tersebut. Bagi mereka masa kekeramatan muncul melalui mereka dianggap sebagai masa perempuan keluar darah haid. Wali-wali yang hampir dengan Allah perlu mengembara sekurang-kurangnya seribu peringkat, yang pertamanya ialah pintu kekeramatan. Hanya mereka yang dapat melepasi pintu ini tanpa dicederakan akan meningkat kepada peringkat-peringkat lain yang lebih tinggi. Jika mereka leka mereka tidak akan sampai ke mana-mana.

06 March 2012

Permulaan Jasad Manusia

Permulaan Jasad Manusia PDF | Print | E-mail
Permulaan Jasad Manusia

[Yang pertama muncul kepada kewujudan dalam Alam Besar dan kumpulan terakhir yang dikeluarkan]

Hakikat dalaman manusia tumbuh
menjadi kerajaan dengan kekuasaan yang nyata

Kemudian zatnya bersemayam di atas singgahsana Adam
sebagaimana Arasy diduduki oleh Yang Maha Pemurah.

Hakikat jasadnya muncul dalam bentuk asalnya,
dan kerajaan bagi kewujudan kedua lengkap dengannya.

Pengenalan ilmunya lahir dalam kenyataannya
di kalangan yang mulia dan yang membenci

Maka mimpinya menjadi remeh-temeh lantaran pengetahuannya
dan syaitan yang direjam menjadi bangga.

Mereka mencari kehampiran Allah dalam Malakut-Nya
tetapi syaitan kecil membawa kesesatan kepada mereka.


[Kejadian alam yang didiami]

Ketahuilah! Semoga Allah membantu kamu! - masa didiami alam semulajadi ini yang dikongkong oleh masa dan dikandung oleh ruang adalah 71,000 tahun yang diketahui dalam dunia ini. Tempuh masa ini adalah 11 hari daripada hari-hari nama-nama yang lain. Dan satu dua perlima hari daripada hari-hari Pemilik Pendakian. Ada berbagai-bagai jenis hari. Allah berfirman,
"Dalam satu hari yang ukurannya 50,000 tahun" (4:70)
dan
"satu hari pada sisi Tuhan kamu seumpama 1000 tahun bilangan kamu"(22:47).
Hari yang paling singkat ialah yang diukur melalui pergerakan sfera yang meliputi yang menyata dalam hari kita 24 jam. Hari yang paling singkat bagi orang Arab, iaitu yang ini, kepunyaan sfera yang paling besar. Itu adalah kerana pengaruhnya terhadap sfera di dalamnya kerana pergerakan apa yang di bawahnya pada malam dan siang pergerakan permukaannya mengheret baki sfera yang diliputinya.


[Pergerakan asas dan pergerakan permukaan sfera]

Setiap pergerakan sfera diikuti oleh pergerakan permukaannya. Setiap sfera di bawahnya ada dua pergerakan pada pergerakan yang sama: pergerakan asas dan pergerakan permukaan. Setiap pergerakan asas pada setiap sfera mempunyai hari tertentu berlaku daripada Sfera Yang Meliputi yang dinyatakan dengan firman-Nya, "menurut kiraan kamu". Semuanya melintasi Sfera Yang Meliputi. Bilamana ia melintasinya secara keseluruhannya, harinya menjadi kepunyaannya dan lakarannya berpusing. Hari yang paling singkat ialah 28 hari "menurut kiraan kamu". Ia adalah ukuran lintasan pergerakan bulan dalam Sfera Yang Meliputi.

Allah dirikan tujuh planet di langit supaya pandangan manusia boleh menyaksikan lintasan sfera-sfera dalam Sfera Yang Meliputi
"bagi mengetahui bilangan tahun dan hitungan" (10:5). "Dia tentukannya melalui setesen-setesen supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hitungan" "Kami akan bezakan segala perkara" (17:11) "Ia adalah ketentuan Yang maha Berkuasa, Maha Mengetahui" (6:96).
Setiap planet ada hari yang ditentukan yang membezakan mereka di antara satu sama lain menurut kelajuan pergerakan aslinya atau kecil-besar saiz sferanya.


[Penciptaan Qalam dan Loh Mahfuz]

Ketahuilah Allah kemudiannya menciptakan Qalam dan Loh Mahfuz dan memanggilnya Akal dan Roh. Dia kurniakan kepada Roh dua sifat: sifat ilmu dan sifat amal atau perbuatan. Dia menjadikan Akal sebagai pengajar dan menyampaikan secara menggunakan penyaksiannya, seperti keadaan memotong daripada bentuk pisau tanpa ia mengatakan apa-apa mengenainya. Allah ciptakan unsur (jauhar) tanpa diri iaitu Roh yang telah diceritakan yang dipanggil habuk (debu). Ini adalah istilah yang sampai kepada kita daripada 'Ali ibn Abi Talib.


[Penciptaan habuk (haba')]

Habuk disebut dalam bahasa Arab. Allah berfirman,
"ia bertaburan seperti habuk" (56:6).
Ia adalah demikian bila 'Ali ibn Abi Talib menyaksikannya, bermakna unsur ini bertaburan dalam bentuk aslinya, dan tiada bentuk yang terlepas daripadanya kerana anasir yang dipanggil habuk ini membentukkan bentuk rupa.. Ia ada dengan setiap bentuk oleh hakikatnya. Ia tidak boleh dipecahkan ataupun dinyatakan secara pengurangan. Ia seumpama keputihan yang wujud pada setiap benda putih oleh zatnya dan hakikatnya. Tidak dikatakan ada pengurangan keputihan menurut kadar benda itu menerima keputihan. Ini menyerupai keadaan unsur ini.


[Empat peringkat di antara Roh dengan Habuk]

Allah mengadakan empat tahap di antara Roh ini yang dinyatakan oleh dua sifat tersebut dan habuk itu. Dia jadikan setiap peringkat sebagai satu tahap bagi empat malaikat. Dia melantik malaikat-malaikat ini sebagai penjaga kepada apa yang Dia keluarkan pada alam di bawah mereka, daripada 'Illiyun' hingga ke "yang paling bawah". Dia kurniakan kepada setiap malaikat ini pengetahuan yang perlu di bawa ke dalam alam.

Yang pertama Allah bawa kepada kewujudan dalam bentuk asal yang berhubung dengan ilmu dan pentadbiran malaikat-malaikat ini ialah Badan Sejagat (Universal). Bentuk pertama yang Allah bukakan dalam badan ini ialah bentuk sfera (seperti bola) kerana ia adalah bentuk yang terbaik. Kemudian Allah membawanya kepada kewujudan dengan kesempurnaan gubahan, dan jadikan semua yang Dia ciptakan di bawah penjagaan malaikat-malaikat ini. Dia amanahkan kepada mereka urusan berkenaan dalam dunia ini dan juga akhirat dan memeliharanya daripada melanggar apa yang Dia perintahkan kepada mereka. Dia menceritakan kepada kita bahawa mereka,
"tidak menderhakai Allah pada yang Dia perintahkan dan mereka melaksanakan apa yang mereka diperintahkan" (66:6).


[Penciptaan benda-benda (muwalladat)]

Kemudian Dia selesai menciptakan bahan-bahan yang tidak bernyawa, tumbuh-tumbuhan dan haiwan pada akhir 71,000 tahun dunia yang kamu hitung dan aturkan dunia ini dalam keadaan yang paling rapi. Daripada ciptaan yang pertama hinggalah yang terakhir, iaitu haiwan, Dia tidak menggunakan kedua-dua tangan-Nya dalam ciptaan apa sahaja kecuali manusia. Manusia adalah bentuk habuk yang berjasad. Segalanya kecuali untuk itu Dia ciptakan daripada perintah Ilahi atau dengan sebelah tangan. Allah berfirman,
"Apabila Kami berkehendak menjadikan sesuatu Kami hanya katakan 'jadi!(Kun)' maka jadilah ia" (16:40).
Ini adalah perintah Ilahi. Dalam hadis ada mengatakan Allah ciptakan syurga Adn dengan tangan-Nya, menulis Taurat dengan tangan-Nya, menanam pokok Thuba dengan tangan-Nya dan menciptakan Adam, iaitu manusia, dengan kedua-dua tangan-Nya. Bagi menunjukkan kemuliaan bagi Adam, Allah berfirman kepada iblis,
"Apa yang menghalang engkau sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan tangan-tangan-Ku?" (38:75).


[Sfera paling rendah dan Buruj Dua Belas (zodiak)]

Bila Allah ciptakan sfera yang paling rendah, iaitu yang pertama dinyatakan di atas, Dia membahagikannya kepada 12 bahagian dipanggil "Buruj". Allah berfirman,
"dan langit dengan buruj-buruj" (85:1).
Setiap bahagian ada buruj dan bahagian-bahagian tersebut ada empat suasana. Dia ulangi setiap bahagian daripada empat bahagian itu pada tiga tempat. Dia jadikan bahagian-bahagian ini seumpama tempat perhentian dan takungan air di mana pengembara berhenti, dan dalamnya pelayar yang dalam pelayaran mengembara maka pada perhentian inilah sampainya perjalanan planet-planet yang melalui mereka. Apa yang Allah adakan dalam sfera planet-planet ini yang laluannya melalui buruj-buruj tersebut supaya, melalui lintasan dan perjalanan mereka, diadakan apa yang Dia berkehendak pada alam anasir dan semulajadi. Dia jadikan mereka sebagai tanda perjalanan bagi kesan pergerakan sfera buruj-buruj, maka ketahuilah akan yang demikian!


[Alam semulajadi dan empat anasir]

Alam semulajadi pada satu bahagian daripada empat bahagian itu ialah panas dan kering; keduanya sejuk dan kering; ketiganya panas dan basah; dan keempatnya sejuk dan basah. Dia jadikan bahagian kelima dan kesembilan seperti bahagian yang pertama, yang keenam dan kesepuluh seperti yang kedua, yang ketujuh dan kesebelas seperti yang ketiga, dan yang kelapan dan kedua belas seperti yang keempat dalam keadaan semulajadinya. Jadi Allah isikan badan semulajadi menurut perbezaan, dan badan anasir tanpa perbezaan, dalam yang empat ini iaitu: panas, sejuk, kering dan basah. Walaupun mereka empat acuan, Allah jadikan dua daripadanya sebagai asas kepada kewujudan dua yang lain. Haba mengeluarkan kekeringan dan sejuk mengeluarkan kebasahan. Ini dinyatakan oleh Allah dengan firman-Nya,
"Tidak ada yang basah atau yang kering melainkan sudah ada dalam Buku Yang Nyata" (6:59)
lantaran sebab itu, oleh kerana ia dikeranakan, mesti ada kewujudan sebab, atau jika ia adalah kesan, maka ia mesti ada sebab, bagaimanapun kamu meletakkannya. Kewujudan sebab tidak memerlukan kewujudan sesuatu akibat.


[Al-Falak al-Atlas]

Bila Allah ciptakan sfera yang pertama ini, ia berpusing dengan lakaran yang penghujungnya hanya Allah sahaja mengetahuinya kerana tiada badan terhad di atasnya untuk melintasinya. Ia adalah badan tipis (jarang) yang pertama. Pergerakan menurut perkiraan dan dijadikan jelas. Allah tidak ciptakan apa-apa dalamnya. Kemudian pergerakan menjadi jelas dan berakhir pada sesuatu yang berada di dalamnya. Jika tidak demikian, pergerakan di dalamnya tidak akan menjadi jelas samasekali kerana tidak ada planet dalam al-Falak al-Atlas, dan ia menyerupai dirinya sendiri. Jadi ukuran satu pergerakan dalamnya tidak diketahui dan tidak juga ditentukan. Sekiranya ada sebahagian daripadanya di dalamnya ia adalah berbeza daripada bahagian yang lain, maka tanpa keraguan pergerakannya akan dikira dengannya. Tetapi Allah mengetahui ukurannya, akhirannya dan ulangannya. Hari terjadi daripada pergerakan itu. Di sana tidak ada malam atau siang pada hari itu.

Kemudian perjalanan sfera ini berterusan dan Allah ciptakan 35 malaikat sebagai tambahan kepada 16 malaikat yang telah kami nyatakan. Jadi jumlahnya menjadi 411 malaikat. Malaikat-malaikat ini termasuklah Jibrail, Mikail, Israfil dan Izrail. Kemudian Dia ciptakan 974 malaikat dan tambahkan mereka kepada golongan malaikat yang telah kami nyatakan. Dia bukakan kepada mereka dan perintahkan mereka menurut bakat mereka yang Dia ciptakan. Mereka berkata,
"Kami tidak turun, melainkan dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya apa yang di hadapan dan apa yang di belakang kita, dan yang di antara keduanya. Dan Tuhanmu tidak pernah lupa" (19:64).
Allah berfirman kepada mereka,
"Mereka tidak menderhakai Allah pada apa yang diperintahkan kepada mereka," (66:6).
Mereka adalah malaikat yang khususnya menjadi penjaga. Allah ciptakan malaikat yang menjadi penghuni langit dan bumi untuk beribadat kepada-Nya. Tidak ada tempat di langit dan di bumi yang tidak ada malaikat padanya. Allah terus menciptakan malaikat daripada nafas dunia selagi ia bernafas.


[Penciptaan Kediaman yang paling hampir]

Bila pergerakan sfera ini, yang tempuhnya 54,000 tahun menurut kiraan kamu, sudah lengkap, Allah jadikan dunia ini dan tentukan baginya ketentuan yang jelas yang mana ia akan berakhir dan bentuknya akan terhapus. Ia akan ditukarkan daripada menjadi tempat kediaman kita dan menerima bentuk tertentu, iaitu apa yang kita lihat hari ini, kepada
"bumi digantikan dengan bumi lain, dan langit juga".
Bila 36,000 tahun kiraan kamu mencukupi bagi pergerakan sfera ini, Allah jadikan alam baharu: Syurga dan Neraka yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya, kedua-duanya yang bahagia dan yang celaka. Di sana 9,000 tahun kiraan kamu di antara penciptaan alam ini dan penciptaan alam akhirat. Sebab itulah ia dinamakan "yang kemudian" kerana ciptaannya diperlambatkan sehingga selepas penciptaan alam ini yang dipanggil "yang pertama" kerana ia diciptakan sebelumnya. Allah berfirman,
"Yang kemudian adalah lebih baik bagi kamu daripada yang terdahulu" (97:4).
Dia menyampaikan kepada Rasul-Nya s.a.w, dan tidak mengadakan ketentuan binasa bagi Alam Akhirat. Ia adalah abadi.


[Bumbung Syurga ialah al-Falak al-Atlas]

Allah jadikan sfera ini sebagai bumbung Syurga. Kita panggilnya Arasy yang pergerakannya tidak khusus dan tidak juga jelas. Pergerakannya berterusan, tiada kesudahan. Tidak ada ciptaan yang telah kami nyatakan diciptakan tanpa matlamat kedua, iaitu menghubungkan dirinya kepada kewujudan manusia yang menjadi Wakil Raja dalam dunia ini. Saya katakan "matlamat kedua" kerana matlamat pertama penciptaan ialah mengenal Allah dan beribadat kepada-Nya kerana inilah tujuan seluruh alam maya diciptakan. Tidak ada apa kecuali yang meninggikan puji-pujian-Nya. Makna matlamat kedua dan pertama ialah hubungan kehendak, bukan dalam ruangan masa berkehendak, kerana kehendak Allah adalah sifat mutlak sebagaimana Zat-Nya di ceritakan seperti juga semua sifat-sifat-Nya.


[Pegerakan langit dan Pegerakan bumi]

Kemudian Allah ciptakan sfera-sfera ini dan langit-langit, dan mengilhamkan kepada setiap langit dengan perintah-Nya dan mengaturkan cahaya-cahaya dan lampu-lampu di dalamnya, dan mengisikannya dengan para malaikat dan menjadikannya bergerak. Jadi semuanya bergerak kerana mentaati Allah, datang kepada-Nya, mencari kesempurnaan kehambaan yang layak bagi masing-masingnya, kerana Allah perintahkan kepada langit dan bumi, "Datanglah dengan rela atau terpaksa" dengan perintah yang ditujukan kepada mereka. Mereka menjawab, "Kami datang dengan rela". Jadi, mereka terus menerus datang dan terus bergerak, sekalipun pergerakan bumi tersembunyi daripada kita. Ia bergerak mengelilingi pusat kerana ia berpusing. Bagi langit pula, ia datang dengan rela apabila Allah perintahkan. Bumi datang dengan rela apabila ia mengetahui akan dipaksa dan Allah mesti membawanya bila Dia berfirman, "atau dengan terpaksa". Itulah yang dimaksudkan dengan firman-Nya, "atau dengan terpaksa". Ia datang dengan rela secara terpaksa!
"Dia dirikan tujuh langit dalam dua hari, dan Dia mengilhamkan kepada setiap langit dengan perintah-Nya" (41:12).


[Penciptaan bumi dan ketentuan makanan padanya]

Allah ciptakan bumi dan tentukan makanan padanya menurut bahan-bahan keluarannya. Dia sediakan khazanah bagi keperluan pemakanan mereka. Kami telah sentuh mengenai aturan pembentukan dunia dalam buku al-'Aql al-Mustawfir. Sebahagian daripada ketentuan makanannya ialah kewujudan air, udara dan api, begitu juga apa yang dikandungi sebagai wap, awan, kilat, guruh, dan kesan-kesan daripada langit.
"Itu adalah ketentuan Yang Maha Gagah, Maha Mengetahui" (6:96).
Dia jadikan jin daripada api, dan burung, reptilia di darat dan di laut, dan serangga daripada kereputan bumi agar udara menjadi bersih bagi kita, bebas daripada wap kereputan. Jika wap kereputan itu bercampur dengan udara yang dalamnya Allah amanahkan kehidupan dan kesejahteraan manusia dan haiwan, akan membuatkan mereka jatuh sakit, lemah dan kepayahan. Jadi Allah sucikan atmosfera untuknya sebagai kasihan belas-Nya bila Dia jadikan makhluk ini daripada benda-benda reput. Dengan demikian hanya kedapatan sedikit penyakit.


[Penciptaan manusia]

Dan kemudian Kerajaan siap disusunkan dan disediakan, namun tidak ada makhluk yang mengetahui daripada jenis apakah Wakil Raja itu akan diwujudkan, sedangkan demi kewujudannya Allah sediakan kerajaan ini. Apabila masa yang ditentukan menurut ilmu-Nya sampai bagi mengwujudkan Wakil Raja tersebut, 17,000 tahun sesudah dunia ini didiami dan 8,000 tahun selepas alam kemudian, yang tidak ada kesudahan, didiami, Allah perintahkan malaikat membawakan segenggam tanah yang berbagai-bagai jenis daripada bumi. Berbagai-bagai kisah yang panjang diceritakan mengenai perihal malaikat mengambil tanah tersebut. Allah mengambilnya dan mengulinya dengan tangan-tangan-Nya. Ini adalah perkataan-Nya,
"apa yang Aku ciptakan dengan tangan-tangan-Ku" (38:75).

Allah mengamanahkan setiap malaikat yang telah disebutkan dengan amanah bagi Adam. Dia berfirman,
"'Aku ciptakan manusia daripada tanah liat" (38:71).
Amanah ini yang ada dengan kamu adalah miliknya. Bila Aku ciptakannya, setiap kamu berikan kepadanya apa yang kamu ada yang Aku amanahkan kamu baginya.
"Bila Aku siap menciptakannya dan Aku tiupkan daripada roh-Ku kepadanya, maka sujudlah kepadanya" (15:29).
Kemudian Allah uli tanah liat bagi ciptaan Adam dengan kedua-dua tangan-Nya, sehingga ditukarkan baunya iaitu kebusukan tanah liat. Itu adalah bahagian yang udara berada di dalam binaannya. Dia jadikan bahagian luarnya sebagai tempat bagi anak-cucunya yang bahagia dan yang celaka. Dia amanahkan apa yang ada dalam tangan-tangan-Nya. Allah menerangkan bahawa yang bahagia di dalam tangan kanan-Nya dan yang celaka di dalam tangan kiri-Nya. "Kedua-dua tangan Tuhanku adalah tangan kanan yang suci". Dia berfirman, "Itu adalah bagi syurga dan yang melakukan kebaikan ahli syurga. Itu adalah untuk neraka dan mereka yang melakukan amalan ahli neraka".

Dia amanahkan keseluruhannya dalam tanah liat Adam, dan gabungkan yang bertentangan di dalamnya secara prinsip anggaran. Dia bentuknya atas pergerakan lurus, dan ia di bawah penguasaan Virgo. Dia jadikan enam arah baginya: atas, iaitu yang melepasi kepalanya, bawah yang bertentangan dengannya iaitu di bawah kakinya, kanan yang berada di sebelah bahagiannya yang kuat, dan kiri yang bertentangan dengannya yang disebelah bahagiannya yang lemah, hadapan ialah yang sebelum mukanya, dan belakang yang bertentangan iaitu yang di belakang tengkuknya. Dia bentukkan, seimbangkan dan susunkannya. Kemudian Dia tiupkan daripada roh-Nya kepadanya. Bila ia sudah ditiupkan kepadanya, apabila ia menjalar ke seluruh bahagian tubuhnya, empat perkara muncul . Empat perkara itu ialah: cecair kuning (hempedu), cecair hitam, darah dan air liur.

Cecair kuning dari anasir api yang daripadanya ia dijadikan, firman-Nya,
"daripada tanah liat seumpama pembuat periuk (dari tanah liat yang dibakar)" (55:14).
Cecair hitam daripada tanah, firman-Nya,
"Dia ciptakannya daripada tanah" (15:26).
Darah daripada udara, dan daripada perkataan-Nya, "tanah liat yang busuk". Air liur daripada air yang dengannya tanah diuli dan menjadi tanah liat. Kemudian Allah datangkan kuasa daya tarikan yang dengannya haiwan menarik makanan, kemudian kuasa mencengkam yang dengannya haiwan memegang apa yang menjadi makanannya, kemudian kuasa penghadaman yang dengannya makanan dihadamkan, dan kemudian kuasa membuang yang dengannya dia mengeluarkan daripada dirinya - peluh, wap, udara, najis dan lain-lain.

Bagi penyebaran wap dan pembahagian darah di dalam urat daripada hati dan setiap bahagian haiwan, ia dengan kuasa penarikan, bukan kuasa pembuangan. Bahagian kuasa pembuangan hanya apa yang ia keluarkan, iaitu bahan-bahan buangan. Kemudian Allah datangkan kuasa memberi makan, membesar, deria-deria, imaginasi, ilusi, kebolehan menyimpan dan ingatan. Semuanya ini dalam manusia sama sahaja dengan yang dalam haiwan, tidaklah meletakkannya pada taraf manusia melainkan kerana empat kebolehan: kebolehan imaginasi, ilusi, kebolehan menyimpan dan daya ingatan. Kebolehan ini lebih kuat dalam manusia daripada dalam haiwan.

Kemudian Dia kurniakan kepada manusia bakat atau kebolehan untuk mengerti, pemikiran dan akal, dan ini menjadikannya berbeza daripada haiwan. Dia letakkan sekalian bakat-bakat ini pada jasad manusia sebagai alat bagi Diri Zahir memperolehi segala manfaat daripadanya.
"Kemudian Dia bentuknya kepada makhluk yang lain" (23:14),
iaitu kemanusiaan. Dia jadikan manusia mengenal melalui bakat-bakat tersebut, dan dia menjadi hidup, mengetahui, berkuasa, berkehendak, berkata-kata, mendengar dan melihat menurut sempadan yang dimilikinya.
"Segala puji bagi Allah, sebaik-baik Pencipta" (23:14).

Kemudian Allah tidak menamakan Diri-Nya dengan sebarang nama tanpa meletakkan sebahagian daripada sifat nama tersebut kepada manusia sebagai bahagian yang daripada-Nya yang menyata dalam dunia menurut apa yang wajar baginya. Kerana itulah ada orang yang memahamkan perkataan Rasulullah s.a.w, "Allah ciptakan manusia dalam rupa-Nya" sebagai membawa maksud ini. Dia hantarkan manusia sebagai Wakil Raja iaitu wakil-Nya di bumi kerana bumi merupakan sebahagian daripada alam perubahan dan pertukaran, yang bertentangan dengan Alam Tinggi. Pengadilan berlaku di kalangan penghuni bumi menurut perubahan yang berlaku pada alam langit. Dengan demikian prinsip-prinsip bagi semua nama-nama Ilahi menyata. Maka Adam lebih tepat merupakan khalifah di bumi daripada di langit dan syurga. Di sana apa yang Dia perintahkan adalah: pengetahuan Nama-nama, sujudnya malaikat-malaikat, dan keingkaran iblis sebagaimana yang akan dibicarakan pada bahagian yang sesuai nanti, Insya' Allah.


[Jasad manusia dan jenisnya]

Tajuk ini dikhususkan untuk membicarakan tentang permulaan jasad manusia. Ada empat jenis: jasad Adam, jasad Hawa, jasad Isa dan jasad keturunan Adam. Setiap jasad ini berbeza daripada pembentukan jasad-jasad lain menurut hukum sebab musabab, sekalipun bersamaan dalam bentuk zahiriah dan rohaniah. Kami katakan ini, dan membicarakan mengenainya agar akal yang lemah tidak terdorong untuk membayangkan kuasa Ilahi atau hakikat sebagai tidak cukup berkuasa, dan menganggapkan bahawa makhluk bangsa manusia ini muncul daripada hanya satu penyebab yang zatnya memperkenankan pembentukan ini. Allah menyangkal keraguan ini lantaran pembentukan manusia ini muncul pada Adam dengan cara yang ia tidak muncul pada Hawa; jasad Hawa muncul melalui perantaraan yang jasad Adam tidak muncul melaluinya; dan jasad keturunan Adam muncul melalui cara yang jasad Isa tidak melaluinya. Setiap daripada semua ini dipanggil manusia menurut istilah. Ianya begitulah seharusnya diketahui bahawa Allah mempunyai ilmu mengenai segala perkara dan bahawa Dia berkuasa berbuat apa sahaja.

Kemudian, Allah gabungkan semua empat jenis makluk ini dalam satu ayat Quran, Surah al-Hujurat (49:13) Dia berfirman,
" Wahai manusia, Kami yang ciptakan kamu"
bermaksud Adam, "daripada lelaki" bermaksud Hawa dan "daripada perempuan" bermaksud Isa, dan digabungkan "daripada lelaki dan perempuan" bermaksud melalui perkahwinan dan kelahiran. Ayat ini adalah sebahagian daripada "semua perkataan" dan "ungkapan yang jelas" yang disampaikan kepada Rasulullah s.a.w.


[Jasad Adam dan jasad Hawa]

Kemudian jasad Adam muncul sebagaimana yang dinyatakan, dan dia tidak ada keinginan untuk berkahwin. Allah sudah mengetahui ketentuan untuk kelahiran, pembiakan dan perkahwinan dalam kewujudan ini. Perkahwinan pada tempat ini adalah bagi kesinambungan kewujudan jenis-jenis. Kemudian Dia ciptakan Hawa daripada tulang rusuk Adam yang paling kecil. Oleh sebab itu perempuan berada pada peringkat yang lebih rendah daripada lelaki seeprti firman Allah,
"Lelaki ada kelebihan di atas perempuan" (2:228).
Jadi perempuan tidak dapat mengatasi lelaki. Hawa memiliki kebengkokan yang ada pada tulang rusuk, maka dengannya dia mempunyai kecenderungan kepada anak-anak dan suami. Kecenderungan lelaki (=kemesraan) kepada perempuan adalah kecenderungannya terhadap dirinya sendiri kerana perempuan adalah sebahagian daripadanya. Perempuan tertarik kepada lelaki kerana dia diciptakan daripada tulang rusuk, dan tulang rusuk ada kelengkungan dan kecenderungan.


[...cinta Adam dan cinta Hawa]

Allah isikan bahagian Adam yang daripadanya muncul Hawa dengan keinginan terhadapnya (Hawa) kerana tidak seharusnya ada kekosongan pada kewujudan. Bila Dia isikan pada Adam keinginan, Adam merindui Hawa sebagaimana dia merindui dirinya sendiri kerana Hawa adalah daripadanya. Hawa merindui Adam kerana Adam adalah asalnya di mana dia diciptakan. Cinta Hawa adalah kecintaan kepada asal usul, dan kecintaan Adam adalah cintakan diriny sendiri. Kerana sebab itu, kecintaan lelaki kepada perempuan menyata kerana perempuan adalah sama dengannya, dan perempuan pula diberikan bakat yang ditentukan dengan sifat pemalu dalam menyintai lelaki. Perempuan mampu berahsia kerana asal usulnya tidak disatukan kepadanya seperti Adam disatukan kepada Hawa.

Allah gubahkan dalam tulang rusuk itu semua yang Dia gubahkan dan ciptakan pada jasad Adam. Pembentukan jasad Adam dalam bentuknya sama seperti pembuat periuk menggubahkan daripada tanah liat dan bakaran. Pembentukan jasad Hawa sama seperti tukang kayu gubah ukiran pada kayu. Bila dia ukirkan Hawa dalam tulang rusuk dan tentukan bentuknya, sempurnakan pembentukannya, ditiupkan padanya daripada roh-Nya. Hawa mendapat tempat sebagai perempuan yang hidup dan boleh berkata-kata, mengambil tempatnya dalam pembiakan. Adam berasa tenteram dengan Hawa dan Hawa berasa tenteram dengan Adam. Hawa adalah "pakaian Adam dan Adam pakaian Hawa" Allah berfirman,
"Mereka adalah pakaian kamu dan kamu pakaian mereka" (2:187).
Keinginan menjalar kepada seluruh bahagian jasadnya dan dia mencari Hawa.


[Kejadian jasad jenis ketiga]

Kemudian Adam menutupi Hawa dan menuangkan air ke dalam kandungannya dan dengan setitik air itu, darah haid yang Allah tentukan untuk perempuan mengalir, dan dalam jasad itu terbentuk jasad ketiga yang berbeza daripada cara pembentukan jasad Adam dan Hawa. Inilah jasad jenis ketiga. Allah peliharakan pembentukan di dalam kandungan itu seperingkat demi seperingkat dengan perubahan daripada air mani kepada darah beku kepada segumpal daging kepada tulang. Kemudian Allah pakaikan daging kepada tulang. Bila pertumbuhan kehaiwanan ini lengkap, Dia bentukkan makhluk lain dan dengannya meniupkan roh manusia ke dalamnya.
"Segala puji bgai Allah, Pencipta yang paling baik" (23:14).

Sekiranya bukan kerana terlalu panjang, tentuk mai terangkan pembentukan manusia di dalam kandungan seperingkat demi seperingkat, dan malaikat yang menjaga yang mengawasi pembentukan janin dalam kandungan sehinggalah ia keluar. Tetapi kami mahu perkatakan tentang tubuh manusia. Walaupun sama menurut takrif, kenyataan, perasaan dan bentuk yang khusus, sebab bagi komposit berbeza agar tidak ada orang yang membayangkan bahawa ia kepunyaan zat penyebab. Maha Tinggi Allah! Itu merujuk kepada Pelakun yang dipilih yang melakukan apa yang Dia kehendaki bila Dia kehendaki tanpa larangan atau tidak berupaya dalam satu perkara berbanding dengan perkara lain.
"Tiada Tuhan melainkan Dia, Maha gagah, Maha Bijaksana" (3:18).


[Kejadian jasad Isa]

Pengkaji haiwan dan tumbuh-tumbuhan mengatakan mani perempuan tidak mempunyai apa-apa yang dibentuk daripadanya - walaupun janin yang dalam kandungannya datang daripada mani lelaki. Oleh yang demikian kami jadikan pembentukan Isa sebagai pembentukan yang lain, sekalipun peraturannya di dalam kandungan menyamai peraturan bagi jasad-jasad bayi yang lain. Kejadian jasad Isa adalah daripada mani perempuan kerana Roh zahir kepadanya tanpa menyalahi peraturan, atau ianya daripada tiupan nafas tanpa air. Jasad Isa adalah jasad jenis keempat, yang berbeza cara kejadiannya dengan jasad-jasad yang lain. Allah berfirman,
"Sesungguhnya, kesamaan Isa" (2:56)
iaitu kejadian Isa,
"dengan Allah adalah umpama kesamaan Adam. Dia ciptakannya daripada habuk".
Gantinama itu merujukkan kepada Adam. Kesamaan itu merujuk kepada kejadian Isa tanpa bapa, iaitu keadaan kejadiannya menyerupai kejadian Adam, sekalipun Dia ciptakan Adam daripada habuk. Kemudian Allah katakan, "Jadi!".

Isa tidak berada dalam kandungan Maryam selama tempuh kandungan biasa. Pembentukannya berlaku dengan cepat kerana Allah berkehendak menjadikannya sebagai tanda bagi manusia dan menjadikannya sebagai penafian kepada anggapan mereka yang berpegang kepada hukum alam yang biasa, tidak dengan kejadian yang rahsia dan ajaib yang Allah pertaruhkan dalamnya. Sebahagian mereka yang berakal merumuskan hal ini sebagai hukum alam dan berkata, "Kami hanya tahu apa yang Engkau beritahu, dan ia mengandungi perkara-perkara yang kami tidak tahu".


[Manusia di bumi seperti akal di langit]

Inilah sebabnya kami nyatakan permulaan kejadian jasad manusia dan kenyataan bahawa terdapat empat jenis jasad yang terbentuk secara berbeza dan manusia merupakan kejadian yang paling akhir. Maka ia adalah seumpama akal dan berhubungan dengannya kerana kewujudan ini adalah bulatan. Permulaan bulatan ialah kewujudan Akal Awal seperti yang dinyatakan dalam hadis: "Yang pertama Allah ciptakan ialah Akal". Ia merupakan jenis pertama. Kejadian berakhir pada jenis manusia, maka bulatan menjadi lengkap dan manusia dihubungkan degan akal, sebagaimana titik akhir bulatan disambungkan dengan awalnya. Begitulah keadaannya. Di antara dua hujung bulatan itu adalah semua jenis atau bangsa yang Allah ujudkan dalam alam ini, di antara Akal Awal, iaitu Qalam, dan manusia, iaitu kejadian terakhir.

Kemudian garisan muncul daripada titik yang berada di tengah-tengah bulatan kepada garis lengkung bulatan yang muncul daripadanya, dan muncul bersamaan pada setiap bahagian garis lengkung. Ia serupa dengan hubungan Allah dengan semua yang wujud. Ia adalah hubungan yang sama. Perubahan tidak berlaku sama sekali. Semua perkara bergantung kepada-Nya dan menerima apa yang Dia kurniakan seperti bahagian garis lengkung bergantung kepada titik pusat.

Allah binakan bentuk manusia secara pergerakan lurus seumpama bentuk kayu pemyokong kepada khemah. Dia jadikan manusia sebagai penyokong bumbung langit. Allah menahannya daripada jatuh kerananya. Jadi manusia adalah seumpama kayu penyokong khemah. Bila bentuk manusia ini dihapuskan, dan tiada seorang manusia yang masih ada di muka bumi, maka langit pun runtuh, pada hari itu ianya akan jatuh kerana kayu penyokongnya iaitu manusia sudah terhapus.

Kemudian kehidupan akan berpindah ke Alam Kemudian kerana manusia sudah berpindah ke sana. Dunia ini akan menjadi satu keruntuhan disebabkan manusia telah meninggalkannya. Jadi kita ketahui dengan jelas bahawa manusialah yang menjadi tujuan diwujudkan dunia ini dan manusialah khalifah-Nya yang sebenar dan manusia itulah bekas yang menyatakan nama-nama Ilahi. Manusia membawa bersamanya semua hakikat-hakikat alam - malaikat, sfera (cakerawala), tubuh, alam semulajadi, bahan-bahan galian dan haiwan. Ini adalah menurut apa yang hanya diberikan kepadanya daripada pengetahuan tentang nama-nama Ilahi, sekalipun saiz dan jisimnya yang kecil. Allah berfirman,
"Tentunya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia" (40:57)
kerana manusia dihasilkan daripada langit dan bumi, maka mereka menyerupai ibu bapa mereka. Allah menaikan darjat mereka kerananya,
"tetapi kebanyakan manusia tidak tahu" (7:187).
Dia tidak maksudkan lebih besar pada ukuran kerana yang demikian dapat ditangkap oleh pancaindera.


[Ujian bagi Manusia yang paling utama (al-Insan al-Akbar)]

Walau bagaimanapun, Allah menguji manusia dengan ujian yang tidak dikenakan kepada makhluk yang lain, samada Dia akan jadikannya bahagia atau Dia akan jadikannya celaka menurut apa yang Dia benarkan dia menggunakannya. Ujian yang Dia gunakan bagi menguji manusia ialah Dia jadikan pada manusia itu bakat atau kebolehan berfikir dan jadikan bakat ini berkhidmat kepada bakat lain yang dinamakan akal. Dia jadikan akal, seklipun ia tuan kepada fikiran, mengambil apa yang fikiran berikan kepadanya. Dia tidak berikan kepada fikiran sebarang bidang kecuali kebolehan berimaginasi. Dia jadikan bakat imaginasi sebagai bekas yang mengumpulkan apa yang bakat-bakat pancaindera berikan kepadanya. Dia juga berikan kepadanya bakat yang dinamakan pemahaman. Jadi dalam bakat imaginasi, tidak ada apa yang diperolehi kecuali apa yang diberikan oleh deria atau apa yang bakat pemahaman berikan. Anasir pemahaman datangnya daripada benda-benda yang berhubung dengan deria. Ia mengumpulkan bentuk-bentuk yang tidak ada sumber, sekalipun semua bahagiannya wujud dalam deria.

Itu kerana akal dijadikan bersih tanpa tipudaya dan tanpa pengetahuan yang agak-agak. Fikiran diberitahukan, "Bezakan di antara yang benar dan yang salah yang ada dalam bakat imaginasi ini." Fikiran mengkaji menurut apa yang ia ada. Ia mungkin memperolehi keraguan dan ia juga mungkin menemui pembuktian tanpa ia mengetahui yang demikian, sekalipun ia mengakui yang ia mengetahui bentuk keraguan daripada pembuktian. Ia memperolehi pengetahuan sementara ia tidak mengambil kira kekurangan anasir yang ia jadikan asas perolehan pengetahuannya. Akal menerima daripadanya dan membuat keputusan dengannya. Jadi kejahilannya boleh jadi lebih besar daripada pengetahuannya.

Kemudian Allah perintahkan akal supaya mengenali-Nya agar ia boleh merujuk kepada-Nya, tidak kepada sesuatu yang lain. Akal memahami yang bertentangan daripada apa yang Yang Haq kehendaki daripadanya, bila Dia berfirman,
"tidakkah mereka fikirkan?" (7:184) "kepada mereka yang berfikir" (10:24 dll).
Ia bergantung kepada fikiran dan jadikannya penghulu yang diikuti dan mengabaikan apa yang Allah maksudkan bila Dia sebut fikiran. Dia memberitahunya supaya berfikir agar ia dapat melihat bahawa tiada cara untuk mengetahui Allah melainkan dengan kurniaan makrifat Allah. Oleh kerana itu perkara yang sebenarnya akan disingkapkan kepadanya. Tidak semua akal memiliki pemahaman ini - ianya hanya akal yang dipilih oleh Allah dari kalangan anbia dan aulia.

Sekiranya saya ketahui jika mereka telah berkata, "Ya, bahkan!" dengan pemikiran mereka bila Allah bawakan mereka mengaku dengan diri mereka [terhadap ketuhanan Allah sebelum mereka diciptakan] di dalam genggaman keturunan anak-cucu Adam! Dia buat mereka mengakui demikian bila Dia mengambil mereka daripada pinggang-pinggang mereka adalah lantaran kekhuatiran. Walau bagaimanapun, bila mreka beralih kepada kebolehan berfikir mereka mengenai makrifat Allah, mereka tidak bersetuju sama sekali walaupun kepada satu keputusan mengenai makrifat Allah. Setiap kumpulan menubuhkan pengajiannya sendiri, dan kenyataan mereka mengenai kehadiran Ilahi yang dilindungi bertambah-tambah. Ahli-ahli fikir ini bertindak terlalu berani terhadap Allah. Semua ini menjadi sebahagian daripada ujian yang kami katakan bila Allah jadikan fikiran pada manusia.

Ahli Allah memerlukan Allah dalam mempercayai-Nya yang Dia pertanggungjwabkan kepada mereka mengenai makrifat-Nya. Mereka mengetahui bahawa yang dikehendaki daripada mereka ialah mereka merujuk kepada-Nya dalam hal tersebut, dan dalam segala hal. Sebahagian daripada mereka berkata, "Maha Suci Dia yang tidak mengadakan jalan untuk mengenali-Nya melainkan ketidakupayaan untuk mengenali-Nya!" Ada yang berkata, "Ketidakupayaan mencapai pengertian itulah pengertian". Rasulullah s.a.w bersabda, "Aku tidak berupaya menghitung puji-pujian-Mu!" Allah berfirman,
"Mereka tidak berupaya melingkungi-Nya dengan ilmu mereka" (20:110).
Mereka kembali kepada Allah dalam mengenali-Nya dan meninggalkan anggapan mengenai darjat-Nya dan melaksanakan tuntutan-Nya. Mereka tidak meletakkan-Nya pada apa yang tidak harus difikirkan mengenai-Nya. Telah dinyatakan bahawa adalah ditegah daripada memikirkan tentang Zat Allah. Allah berfirman,
"Allah memberi amaran kepada kamu tentang Diri-Nya" (3:28,30).
Allah kurniakan makrifat-Nya kepada mereka iaitu kurniaan-Nya dan menjadikan mereka saksi bagi makhluk-Nya dan kenyataan apa yang Dia jadikan mereka saksi. Jadi mereka tahu apakah yang secara logiknya mustahil melalui fikiran, adalah tidak mustahil melalui hubungan Ilahiah. Sebahagian daripada yang tersebut akan diketahui dalam tajuk "Bumi dijadikan daripada baki tanah liat Adam" dan tempat yang lain.

Iaitu yang manusia berakal berhutang budi kepada Allah lantaran dirinya mengetahui bahawa Allah berkuasa berbuat apa sahaja, mungkin atau mustahil - dan bukan segalanya mustahil. Dia memiliki kuasa yang berkesan dan kurniaan yang melimpah. Tidak ada ulangan pada apa yang Dia bawa kepada kewujudan - lebih tepat perkara yang serupa berlaku dalam anasir yang Dia bawa kepada kewujudan dan inginkan kesinambungan. Jika demikian kehendaknya, ia akan dihapuskan dengan tiupan.
"Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Gagah, Yang Bijaksana" (3:18).