أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Sesungguhnya Aku berniat kerana اللهَ
Tugasan gerak organ-organ tubuh badanKu kepada اللهَ
Daku Niatkan Tasbih anggota-anggota organ tubuhku buat اللهَ.
Ku serahkan seluruh kehidupanku kebergantungan sepenuhnya KepadaMu Ya اللهَ
(الْحَمْدُ لِلَّهِ)Tahmid Dengan Denyutan Nadiku
(لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله)Tahlil Degupan Jantungku
(اللَّهُ أَكْبَرُ)Takbir dalam Hela Turun Naik Nafasku
اَلْحَمْدُ ِللهِ syukur kepadaMU YA اللهَ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ... اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ ALLAH اللهَ
ALLAH اللهَ
Mengenal Dunia-Kimyatusy- Sya'adah - Kimyatusy- Sya'adah - Mengenal Dunia
ALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ ... اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ ALLAH اللهَ
Mengenal Dunia-Kimyatusy- Sya'adah - Kimyatusy- Sya'adah - Mengenal Dunia
MENGENAL DUNIA INI
Dunia ini adalah ibarat pasar yang
dilewati oleh pengembara dalam perjalanannya menuju ke suatu tempat. Di sinilah
pengembara itu mengumpulkan bekal untuk perjalanannya. Pendeknya di sinilah
manusia itu dengan menggunakan indera jasmaninya, memperolehi sedikit sebanyak
pengetahuan tentang kerja-kerja Allah, dan melalui pengetahuan itu untuk
Mengenal Allah. Pandangan terhadap Allah inilah yang menentukan kebahagiaan dan
keselamatan di hari kemudian, kerana untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan inilah,
maka manusia turun ke dunia dan tanah ini. Selagi inderanya ada bersama
dengannya, orang itu dikatakan berada "dalam dunia ini".
Apabila indera ini meninggalkan jasad dan hanya sifat-sifatnya yang perlu saja
yang tertinggal. maka orang itu dikatakan telah kembali "ke
akhirat".
Semasa manusia itu berada dalam
dunia ini, dua hal perlu baginya.
Pertama , melindungi dan
mengasuh(memelihara) Rohnya dan
Keduanya , memelihara dan
menyelenggara tubuhnya.
Makanan Roh itu seperti yang
tersebut sebelum ini, ialah Mengenal dan Cinta kepada Allah.
Jika cinta itu ditumpukan sepenuhnya
kepada " ghair Allah" (selain Allah), maka binasalah Roh itu. Tubuh
itu hanya ibarat binatang tunggangan bagi Roh. Tubuh itu akan hancur tetapi Roh
tetap hidup. Roh itu sepatutnya memelihara tubuh. Ibarat orang yang hendak
mengerjakan Haji ke Mekah, ia perlu memelihara untanya, tetapi jika ia
menghabiskan masa dengan memberi makan dan menghias untanya saja, maka kafilah
akan meninggalkan ia di belakang dan binasalah ia di padang pasir.
Keperluan tubuh manusia itu terbagi
kepada tiga saja yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Tetapi keinginan
tubuh yang ada pada seseorang untuk mendapatkan tiga hal itu cenderung melawan
akal dan melebihkan dari tiga hal itu. Oleh itu, perlulah kemauan itu disekat
dan dibatasi dengan undang-undang syariat yang dibawa oleh Rasul-Rasul.
Berkenaan dunia ini pula, di mana
kita tinggal , terbagi kepada tiga - yaitu binatang, tumbuh-tumbuhan dan galian
(logam). Hasil ketiga hal ini sentiasa diperlukan oleh manusia dan melahirkan
tiga pekerjaan yang utama pada manusia yaitu :
•Kerja Menenun,
•Kerja Membina dan
•Kerja-kerja Logam.
Ini pula terbagi kepada beberapa
cabang lagi seperti Tukang Jahit, Tukang Batu, Tukang Besi dan lain-lain lagi.
Tidak ada yang bebas sendiri, perlu saling berkaitan. Maka timbullah
perhubungan dan perkaitan perdagangan dan perniagaan.
Di sini timbul pula keadaan-keadaan
yang menerbitkan Hasad, Dengki, Tamak, loba dan berbagai-bagai penyakit Jiwa(Roh).
Dengan itu timbul pula pertengkaran dan persengketaan serta keperluaan untuk
berpolitik, berkerajaan dan pengetahuan tentang undang-undang.
Oleh yang demikian, pekerjaan dan
perdagangan di dunia ini makin bertambah rumit dan kusut dan kompleks. Ini kerana
manusia telah lupa bahwa keperluan mereka yang utama adalah hanya tiga hal saja
yaitu pakaian, makanan dan tempat tinggal.
Diri ini hanya bertujuan untuk menjadikan
tubuh itu layak bagi tunggangan Roh dalam perjalanan menuju ke akhirat. Mereka
telah sama terlena seperti orang yang pergi ke Mekah, mereka telah lupa tujuan
perjalanan dan dirinya sendiri, lalu menghabiskan masa memberi makan dan
menghias untanya. Manusia pasti terpesona dan terpikat oleh dunia kecuali ia
berhati-hati benar supaya tidak tergoda. Nabi ada bersabda mengatakan bahwa
dunia ini ibarat Tukang Sihir yang lebih pintar dari Harut dan Marut.
Dunia ini menipu kita
dengan cara sebagai berikut :
Pertama,
ia berpura-pura kekal bersama kita padahal sebenarnya ia sentiasa
berlalu saat demi saat sambil melambaikan tangan mengatakan Selamat Tinggal
kepada kita, seperti bayang-bayang yang nampaknya tetap tetapi sebenarnya
bergerak.
Kedua,
Dunia ini berpusing seperti seperti Ahli Sihir yang menarik tetapi
jahat. Ia berpura-pura Cinta kepada kita, suka kepada kita, tetapi kemudian ia
pergi kepada musuh dan meninggalkan kita manusia kesedihan dan putus asa. Nabi
Isa Alaihissalam melihat dunia ini seperti bentuk nenek berkebaya tua yang
buruk. Beliau bertanya kepada dunia itu berapakah suami yang ia ada. Dunia itu
menjawab suaminya tidak terkira banyaknya. Beliau bertanya lagi adakah suaminya
itu telah mati atau telah diceraikan. Katanya semua mereka itu telah
dibunuhnya.
Nabi Isa Alaihissalam berkata :
"Aku heran kenapa manusia
bodoh, telah melihat bagaimana anda melakukan kekejaman itu namun masih juga
mereka suka dan cinta kepada anda".
Nenek berkebayan yang jahat ini
memakai pakaian yang indah-indah dan menutup mukanya. Kemudian ia pergi
menggoda manusia. Banyaklah manusia yang tergoda dan tertipu dan
dibinasakannya. Nabi SAW. pernah bersabda bahwa di hari Qiyamat kelak, dunia
ini akan berupa dengan bentuk Ahli Sihir, matanya hijau dan giginya menonjol
keluar. Orang yang melihatnya akan berkata :
"Kasihanilah kami! Siapakah
ini?"
Malaikat akan menjawab;
"Inilah dunia yang kamu perbuat
dan pertengkarkan, yang kamu bunuh-membunuh dan sembelih-menyembelih antara
satu sama lain".
Kemudian dia akan dilemparkan ke
Neraka dan di situlah ia akan menjerit :
Oh Tuhan!!! Di manakah mereka yang
mencintai aku dahulu".
Kemudian Allah perintahkan mereka
itu dilemparkan juga ke dalam Neraka itu.
Barangsiapa bertafakur
dengan serius bahwa dahulunya dunia ini tidak wujud dan di masa akan datang ia
akan hilang sirna, maka nampaklah ia bahwa dunia ini ibarat perjalanan di mana
peringkat-peringkatnya berupa tahun, bulan dan batunya dengan harinya, dan
langkahnya dengan saat. Tidak dapat hendak diceritakan bagaimana ruginya mereka
yang menganggap dunia ini tempat kediamannya yang kekal dan membuat rancangan
untuk sepuluh tahun yang akan datang pada mungkin ia akan berada dalam kubur
dalam tempo sepuluh hari lagi. Siapa tahu ??.
Siapa yang meninggalkan dirinya
dalam lautan keindahan dunia fana ini, di masa matinya akan jadi seperti orang
yang menyumbatkan mulut dan perutnya dengan makanan dan kemudian ia memuntahkan
semula. Kelazatannya hilang sirna. Yang tertinggal hanyalah dan aib.
Makin banyak harta-benda, wang,
rumah dan taman yang indah dimilikinya, makin pedih dan payahlah ia hendak
meninggalkan semua itu. Kepedihan dan kesusahan ini akan dibawa hingga selepas
mati kerana jiwa yang sudah biasa dengan nafsu dunia itu akan menjadi sombong juga
selepas mati dan di Akhirat kelak akan merasakan kesusahan dan kepedihan kerana
kemauan dan keinginan yang tidak merasa puas.
Satu daripada ciri atau sifat hal
keduniaan ini ialah pada mulanya nampak seperti hal kecil saja, tetapi
tiap-tiap hal yang nampak "kecil" ini bercabang hingga tidak
terhingga lagi banyaknya, hingga ia menelan dan membolot seluroh masa dan
tenaga manusia itu.
Nabi Isa Alaihissalam pernah berkata
:
"Orang yang cinta
kepada dunia itu ibarat orang yang meminum air laut, makin diminum makin haus
hingga akhirnya ia binasa, namun dahaga tidak juga hilang".
Nabi SAW. pernah bersabda;
"Tidaklah kamu bercampur dengan
keduniaan itu melainkan kamu dikotori sebagaimana orang yang masuk ke air,
pasti akan basah".
Dunia ini ibarat meja yang di
atasnya ada hidangan untuk tamu yang datang silih berganti. Di atasnya ada
pinggan mangkuk emas dan perak, penuh dengan makanan yang sedap-sedap, dan
bau-bauan yang harum mewangi. Tetapi seorang yang bijak akan makan seperlunya,
menghirup wangi-wangian itu, mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, dan
kemudian pergi.
Tetapi tamu yang bodoh, sebaliknya
hendak membawa pulang pinggang mangkuk emas dan perak itu, tetapi benda-benda
itu dirampas balik darinya. Ia suroh pergi. Maka malu dan hina serta putus asa
saja yang diperolehnya.
Sekarang kita tutup penerangan kita
tentang tipu muslihat dunia ini dengan ibarat yang berikut. Katalah sebuah
kapal tiba di sebuah pulau yang penuh sesak dengan penumpang. Nakhoda kapal itu
memberitahu penumpang-penumpang kapal itu ia hendak singgah bebarapa jam saja
di pulau itu, dan mereka boleh naik ke pantai untuk sementara waktu tetapi
jangan terlampau lama. Maka turunlah penumpang-penumpang itu ke pantai dan
masing-masing pergi ke sana dan kemari sesuka hatinya.
Orang yang bijak di antara mereka
itu akan kembali ke kapal dalam masa yang singkat saja dan apabila melihat
kapal itu lapang mereka pun mencari tempat yang nyaman untuk duduk.
Kumpulan penumpang yang kedua pula
berjalan ke sana ke mari lama sedikit sambil menikmati keindahan pokok-pokok
dan bunga-bunga dan mendengar burung-burung menyanyi. Setelah kembali ke kapal,
mereka mendapatkan tempat-tempat yang baik di kapal itu telah diduduki dan
terpaksalah mereka berpuas hati dengan tempat yang kurang nyaman itu.
Kumpulan yang ketiga berjalan dan
bersiar makin jauh di pulau itu dan mereka membawa batu-batu yang beraneka
warna untuk dibawa ke kapal. kerana mereka lambat kembali ke kapal itu, terpaksalah
mereka duduk di tempat-tempat yang kurang baik di dalam perut kapal itu. Mereka
dapati batu yang berkilauan yang mereka bawa itu telah hilang kilauan dan
warna-warninya.
Kemudian yang terakhir pula telah
merayau-rayau terlalu jauh ke tengah pulau itu hingga tidak sadar masa untuk
belayar telah hampir tiba dan tidak pula mendengar panggilan nakhoda itu kerana
mereka terlampau jauh. Maka terpaksalah kapal itu belayar lagi tanpa mereka.
Maka menyesalah mereka dengan putus asa dan dukacita dan akhirnya binasalah
mereka kerana dahaga dan kepalaran ataupun dimakan oleh binatang-binatang buas.
Kumpulan pertama itu ibarat
orang-orang yang beriman yang menjauhkan diri dari pengaroh keduniaan; dan
kumpulan yang terakhir ialah ibarat orang-orang kafir yang hanya memandang
dunia ini saja dan lupa akhirat. Dua golongan yang di antara itu adalah mereka
yang memelihara Imannya mereka tetapi mengikut kata hati dengan mengurangi
hal-hal yang tidak berfaedah di dunia ini.
Meskipun kita telah bercakap banyak
mengecam dunia ini, tetapi hendaklah diingat bahwa ada juga hal-hal di dunia
ini yang bukan terdiri dari benda keduniaan, seperti Ilmu Pengetahuan dan Amal
Sholeh. Manusia akan membawa bersamanya apa-apa Ilmu yang ia punyai masuk ke
Alam Akhirat.
Meskipun amal sholehnya telah
berlalu, namun kesannya tetap tinggal dalam wataknya atau keperibadiannya
khususnya dalam hal peribadatan, yang menghasilkan Cinta kepada Allah dan
mengenangNya sentiasa. Inilah sebagian dari "hal-hal yang baik" yang
tersebut di dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
:
Dan ketahuilah olehmu bahwa di
kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa
urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu
cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka
itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (Hujurat:7)
Lain-lain hal baik dalam dunia ini,
seperti nikah, makanan, pakaian dan sebagainya digunakan oleh orang-orang yang
bijaksana menurut kadarnya kerena ini semua menolongnya untuk mencapai ke Alam
akhirat. Apa saja yang menarik seluroh perhatian hati yang menyebabkan
tertambat ke dunia ini dan lupa ke Akihrat, adalah sebenarnya jahat
semata-mata. Ini diibaratkan oleh Nabi SAW demikian;
"Dunia ini celaka dan semua hal
dalam dunia ini celaka, kecuali Zikir Allah (mengenang Allah) dan apa-apa saja
yang membantu (untuk mengingati Allah) ”
Firman Allah SWT dalam Al-Quran :
:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (Zikir). Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah (Zikir) hati menjadi tenteram.(AR RAD:38)
Terjemahan Kitab Kimyatusy- Sya'adah
- KIMIA KEBAHAGIAAN - Karya : Imam Al-Ghazali
KEMBALI MENGENAL AKHIRAT
KEMBALI MENGENAL AKHIRAT
ALLAH اللهَ ALLAH اللهَ ALLAH اللهَALLAH اللهَ
اَللَّهُمَّ صَلِّىْ عَلَىْ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
والله أعلم بالـصـواب
Moga Bermanfaat.
Moga Bermanfaat.
...........................................................................................................
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Subhanallah 100X سبحان الله
Alhamdulillah 100X الحمد لله
LA ILAHA ILLALLAH 100X لا إله إلا الله
Allāhu akbar 100X الله أكبر
Alhamdulillah syukur kepada ALLAH
No comments:
Post a Comment