BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sedekah, adalah kata yang senantiasa terngiang di telinga
kita, namun,sejauh manakah kita telah mengimplementasikan dalam keseharian
hidup
kita. Sedekah adalah amalan yang mulia. Sedekah dengan
ikhlas akan menjanjikan ganjaran pahala buat kita. Kerana setiap
perbuatan baik akan dibalas dengan perkara yang baik juga. Allah akan
melapangkan
dada, membuatkan kita gembira, melegakan perasaan dan
mensejahterkan seluruh hidup kita. Bersedekahlah kita walau sedikit dengan
seikhlasnya.Kerana, dalam setiap rezeki dan harta yang kita miliki itu terdapat
juga
hak orang lain. Jadi, adalah lebih baik jika ia dikongsi dan
dinikmati bersama. Beriman dengannya dan bersedekah seikhlasnya. Sedekah seikhlasnya
mampu meringankan beban seseorang dan menjauhkan diri kita
daripada panas api neraka. Namun perlu diketahui bahwa
sedekah tidak hanya berupa materi saja namun bisa juga berupa non materi. Dari
hal tersebut maka dalam makalah ini akan membahas hadits tentang sedekah yang
berupa non materi yaitu perbuatan baik adalah sedekah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
A.Bagaimanakah hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah?
B.Apa sajakah faedah dari hadits tentang sedekah?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun di atas, maka
penyusunan makalah ini bertujuan:
1.Untuk mengetahui bagaimanakah hadits tentang perbuatan
baik adalah
sedekah?
2.Untuk mengetahui apa sajakah faedah dari hadits tentang
sedekah?
BAB II PEMBAHASAN
A.Perbuatan baik adalah sedekah
1.Hadits
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah
bersabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam : „Setiap anggota badan
manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu
mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu
menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat
barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu
adalah shadaqah, setiap langkah berjalan untuk shalat adalah
shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan
adalah shadaqah ”.(HR.Bukhori Muslim)”
2.Kandungan Hadits
Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai bentuk kebajikan yang mengharap keridhoaan Allah SWT dan pahala semata.
Sedekah dibayarkan bukan berharap untuk mendapatkan pujian atas sesama
manusia. Sedekah merupakan bentuk rasa syukur kita kepada
Allah atas segala nikmat-Nya. Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi saja
namun bisa juga non materi, sedekah tidak hanya berupa membantu orang lain
namun juga dalam bertingkah laku terdapat nilai sedekah yang cukup berarti.
Nabi telah mewajibkan setiap anggota badan untuk
bersedekah serta menyebutkan lima macam sedekah non materi, yang jika dilakukan
oleh setiap orang, ia akan mendapat pahala dari Allah swt. Kewajiban sedekah:
“Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap
hari selama matahari masih terbit ”
Dalam shahih Muslim disebut jumlah anggota badan ada tiga
ratus enam puluh. Qadhi „Iyadh berkata : “Pada asalnya kata
(sulaama) berrmakna tulang, telapak tangan, jari-jari dan
kaki, kemudian kata tersebut biasa dipakai dengan arti seluruh anggota badan”.
Sekiranya tulang -tulang itu tidak mampu bersedekah, hendaknya ditahan
dari perbuatah
buruk yang akan merugikan orang lain, dan inipun temasuk
sedekah. Tapi yang penting ialah wajib mengikuti semua perintah dan
menjahui semua larangan.
Dalam hadits di atas perkataan Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap
orang harus bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada
dirinya baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya.
Maka dia bersyukur kepada Allah karena nikmat ini. Dengan kata lain
setiap hari,
persendian kita mempunyai kewajiban untuk bershadaqah
sebagai realisasi syukur kita kepada Allah, Dzat yang telah menciptakannya.
Kita tahu bahwa setiap tubuh manusia memiliki 360 persendian. Hal ini
juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah dalam shahih muslim yang berbunyi
“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan
memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim no. 2377)
Setiap hari diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk
bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap persendian kita untuk bersedekah. Maka
dalam setiap minggu berarti ada 360 x 7 = 2520 sedekah. Dalam hal ini bagaimana
kita
bersedekah atas persendian yang kita miliki, jika dalam hal
tersebut sulit dilakukan karena setiap anggota badan harus dihitung untuk
bersedekah. Nabi telah memberikan ganti untuk hal tersebut
yaitu untuk mengganti 360 sedekah dari persendian yang ada.
Penggantinya adalah dengan mengerjakan shalat sunnah Dhuha
sebanyak 2 raka’at. Hal ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah, dari Abu Dzar,
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara
kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap
bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan
setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma‟ruf
(memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran)
adalah sedekah.Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat
Dhuha sebanyak 2 raka’at .”(HR. Muslim no. 1704) Rangkaian dzikir kepada Allah
yang berupa tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil serta ber‟amar ma‟ruf nahi mungkar bisa membayarkan
sedekah kita atas persendian. Akan tetapi Rasulullah SAW juga memberikan
cara lain untuk membayar sedekah itu
dengan cara mendirikan sholat Dhuha 2 rakaat setiap pagi.
Banyaknya amalan yang harus kita lakukan untuk membayar sedekah persendian tadi
bisa digantikan dengan ibadah dhuha 2 rakaat setiap harinya.
Jadi, shadaqah yang dilakukan oleh anggota badan tersebut
dapat diganti dengan dua raka‟at shalat Dhuha, karena shalat merupakan kerja
dari semua anggota badan. Jika seseorang shalat, maka seluruh anggota badannya
menjalankan fungsinya masing-masing.
Sedekah pertama:
“ Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih)
adalah shadaqah,”
Yaitu memisahkan di antara dua orang yang berselisih baik
dengan cara mendamaikan atau dengan cara diadili.
Pertama adalah menyelesaikan perselisihan antara dua
orang yang berselisih dengan cara mendamaikan. Ini dilakukan jika belum jelas
mana yang benar di antara keduanya. Namun, apabila sudah jelas yang benar
di antara keduanya, dilarang untuk melakukan
islah(perdamaian). Kesalahan semacam inilah yang kadang
dilakukan oleh seorang qodhi(hakim). Di mana hakim malah sering mendamaikan
(mengadakan islah) terhadap perselisihan antara dua belah pihak yang menuduh
dan tertuduh, padahal sudah diketahui kebenaran pada salah satu pihak.
Sehingga dengan demikian, menyelesaikan perkara antara dua orang yang
berselisih baik dengan diadili dan didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi,
jika telah diketahui
bahwa kebenaran ada di salah satu pihak, maka dalam hal ini
tidak boleh diadakan
islah(perdamaian) bahkan harus diputuskan dengan memihak
pada yang benar.
Jadi sebenarnya sedekah itu sangatlah mudah dan gampang,
tinggal bagaimana seseorang hamba itu mengetahui tata cara
bersedekah. Dicontohkan bahwa seseorang yang mendamaikan dua orang atau
golongan
yang berselisih merupakan sedekah, asalkan ia mendamaikannya
dengan rasa ikhlas tanpa
mengharap imbalan sesuatu apapun. Usaha mempererat
hubungan antar manusia dan menyatukan hati mereka merupakan perbuatan mulia
yang selalu ditekankan oleh ajaran Islam. Perbuatan ini merupakan manifestasi
dari pancaran cahaya keimanan yang tertanam di dalam hati setiap Muslim. Dengan
usaha
seperti ini maka kebenaran akan tegak dan tersebar di antara
kaum Muslimin. Namun usaha ini tidak akan mendapatkan kesuksesan apabila
tidak didukung dengan adanya semangat kerjasama, solidaritas, saling tolong dan
saling bantu di antara sesama mereka.
Sedekah kedua:
“kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya
atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah
shadaqah,”Maksudnya adalah menolong seseorang di atas kendaraannya -misalnya di
zaman dahulu adalah unta-, dengan membantunya naik di atas kendaraannya adalah
sedekah. Atau boleh jadi, dengan mengangkat barang-barangnya yang
digunakan untuk bepergian jauh seperti makanan dan minuman, juga termasuk
sedekah. Dalam realitas kehidupan sekarang, dalam hal ini dicontohkan dengan
terdapat atau melihat orang yang hendak bepergian jauh dan membawa
barang-barang yang banyak serta kita melihatnya dan kita membantunya untuk
membawakan ke kendaraannya. Maka hal itu juga termasuk sedekah. Hal tersebut
bisa dikaitkan dengan tolong menolong antar sesama. Dimana tolong menolong
disini juga termasuk sedekah. Dengan syarat melakukannya dengan ikhlas.
Sedekah ketiga:
“berkata yang baik itu adalah shadaqah,”
Kata-kata yang baik yang di sisi Allah seperti bacaan
tasbih, takbir dan tahlil atau baik
di sisi manusia dengan berakhlak yang baik, ini juga
termasuk sedekah. Hadits ini memberi
motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik.Hal itu
bisa berupa dzikir, membaca, ta‟lim (memberikan pelajaran),berdakwah dan lain
sebagainya. Bersikap ramah kepada saudara dan bertutur yang baik jelas
merupakan amalan kebaikan, bahkan bila seseorang tidak mendapatkan harta untuk
disedekahkannya
di jalan Allah maka mengucapkan kalimat yang baik dapat
menggantikannya.„Adi bin Hatim berkata, Rasulullah bersabda:
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah
sepotong kurma.Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa
disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-
kata yang baik.” (HR. Al -Bukhari no. 6023 dan Muslim no.
2346)
Al-Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini menunjukkan
bahwa kalimat thayyibah merupakan sebab selamat dari neraka. Yang dimaksud
kalimat thayyibah adalah ucapan
yang menyenangkan hati seseorang jika ucapan itu mubah atau
mengandung ketaatan.” (Al-Minhaj, 7/103) Ibnu Baththal berkata, “Kalimat
thayyibah teranggap sebagai sedekah,
dari sisi di mana pemberian harta akan membahagiakan hati
orang yang menerimanya dan menghilangkan rasa tidak senang dari hatinya.
Demikian pula kalimat-kalimat yang baik, maka keduanya (pemberian harta dan
ucapan yang baik) serupa dari sisi ini.” (Fathul Bari, 10/551)
Perkataan yang baik merupakan sedekah, dimana tidak
hanya berdzikir,memberikan ta‟lim, membaca, berdakwah yang mana itu semua
merupakan sedekah bila dilakukan secara ikhlas. Namun sedekah dengan perkataan
baik bisa dalam bentuk perkataan yang menyenangkan hati seseorang dan perkataan
yang membuat hati orang lain bergembira.
Allah swt. menjelaskan tentang keutamaan perkataan
yang baik didalam firman-Nya: Allah swt. berfirman:
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada
sedekah yang diiringi tindakan menyakiti”[al-Baqarah/2:263]
“Kepada-Nya-lah akan naik perkataan-perkataan yang baik dan
amal kebajikan Dia akan mengangkatnya”[Fâthir/35:10]
Dari firman Allah di atas dapat diketahui bahwa perkataan
yang baik mempuyai keutamaan
yang luar biasa dalam arti dengan berkata-kata yang baik
maka Allah akan memberi pahala siapa saja yang berkata-kata baik tersebut.
Sebenarnya masih banyak lagi sedekah yang berupa perkataan baik selain
yang disebutkan di atas, seperti menjawab salam, nasihat dan bimbingan, dan
lain-lain. Dimana itu semua juga merupakan sedekah.
Sedekah keempat:
“setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah”
Hadits ini menjelaskan bahwa setiap langkah yang
menuju ke masjid untuk shalat merupakan sedekah. Dengan kata lain setiap kita
berjalan pergi ke masjid-masjid untuk berkumpul dan berjama‟ah, mempelajari
ilmu, memberikan
nasihat, dan i‟tikaf merupakan bentuk sedekah. Dimana jika
kita melangkah berjalan menuju masjid untuk melakukan shalat
berjamaah, mempelajari ilmu,memberikan nasihat, dan i‟tikaf, akan Allah
sediakan tempat tinggal disurga. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda:
“Barangsiapa pergi di pagi hari atau di sore hari menuju
masjid, maka Allah akan menyediakan baginya sebuah tempat tinggal di surga
setiap kali ia pergi di pagi hari atau di sore hari (menuju masjid).”
Dari Jâbir bin „Abdillâh Radhiyallahu anhu , ia berkata,
“Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid, sedangkan tempat tersebut kosong.
Ketika hal itu sampai kepada Nabi Shallallahu „alaihi wasallam , maka beliau
bersabda:
“Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian karena
langkah-langkah kalian akan dicatat ”.
Maksud dari“Tetaplah di pemukiman kalian karena
langkah-langkah kalian akan dicatat”adalah jika kalian tetap menetap di
pemukiman kalian maka langkah-langkah
yang banyak akan dicatat. Dengan kata lain, jika pemukiman
kita jauh dari masjid kita tidak usah
merasa terbebani karena jauhnya masjid dari pemukiman
kita, karena semakin jauh maka semakin banyak langkah kita menuju ke
masjid, dengan semakin banyaknya langkah kita maka kita akan memperoleh
pahala sebanyak langkah kita ke masjid tersebut. Berjalan menuju ke masjid
untuk melakukan shalat adalah sedekah, namun tidak hanya dalam melaksanakan
shalat saja, bisa juga untuk mempelajari
ilmu seperti ilmu-ilmu agama, memberikan nasihat-nasihat
atau pun mendengarkan nasihat-nasihat dari ulama‟ atau ustadz yang sedang
memberikan nasihat-nasihatnya di masjid, serta beri‟tik af di masjid merupakan
bentuk dari sedekah juga. Sedekah kelima:
“menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah”Menghilangkan
apa saja yang mengganggu jalan kaum Muslimin, baik berupa duri, pecahan
kaca, batu besar, batang pohon yang menghalangi jalan; demikian juga, najis,
kotoran, sampah-sampah, dan selainnya; maka menyingkirkan semua itu termasuk
sedekah. Menyingkirkan suatu rintangan
atau apa saja yang mengganggu atau menghalangi jalan bagi
setiap orang baik berupa duri, batu basar, pecahan kaca atau pun yang lainnya
merupakan bentuk sedekah. Meskipun hal ini kelihatan sepele namun mempunyai
nilai yang besar, dalam arti dengan melakukan hal tersebut kemungkinan
seseorang mendapatkan
pahala yang besar dar Allah. Abu Hurairah r.a
mengabarkan dari Nabi Muhammad saw., Nabi bersabda:
“Sungguh aku melihat ada seseorang lelaki berpindah dari
suatu tempat ke tempat lain di surge (untuk berlezat-lezat dengan
kenikmatannya), disebabkan sebuah pohon
yang dipotongnya dari jalanan karena pohon tersebut
mengganggu kaum muslimin yang lewat di jalan tersebut.”(HR. Muslim no. 6614)
Dalam satu riwayat:
“Seseorang melewati dahan pohon yang berada di atas jalanan,
maka ia berkata, “Demi Alla! Sungguh aku akan menyingkirkan dahan ini dari
jalan kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka.” Orang ini pun dimasukkan ke
dalam surga.(HR. Muslim no.6613) Dalam riwayat al-Bukhari (no.2472) dan Muslim
(no. 4917) disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Tatkala seseorang sedang berjalan di sebuah jalanan, ia
mendapati ada dahan/ranting berduri di atas jalanan. Ia pun menyingkirkannya.
Allah swt. pun mensykuri perbuatannya hingga Allah swt. menganpuninya.”
Sekedar menghilangkan gangguan dari jalanan ternyata
memiliki keutamaan dan teranggap sebagai amalan yang menjadi sebab
pelakunya masuk surga. (Syarhu Riyadhish Shalihin, Ibnu Ustmaimin, I/529)
Al-Imam an- Nawawie mengatakan, “Hadits di atas menunjukkan
keutamaan setiap perbuatan yang memberikan kemanfaatan bagi kaum muslimin dan
keutamaan menghilangkan/menyingkirkan bahaya dari mereka.” (Al-Minhaj. 16/386).
Dari penjelasan-penjalasan di atas dapat diketahui
bahwa menyingkirkan atau menghilangkan gangguan di jalan mempunyai
keutaman dan sebagai amalan yang membuahkan hasil yang manis yaitu surga.
Meskipun hal tersebut sangatlah sepele namun besar
manfaatnya bagi semua kalangan manusia.
Analisa Merujuk pada penjelasan-penjelasan yang menjelaskan
hadits tentang perbutan baik adalah sedekah, kita bisa mengkaitkan dengan
kehidupan yang kita jalani sehari-hari. Semenjak pagi hari kita bangun
dari tidur semalaman kemudian beraktifitas seharian
hingga tidur kembali, banyak sekali nikmat Allah yang kita rasakan dan
kita nikmati. Seandainya kita mencoba menghitungnya, maka tak akan pernah mampu
kita untuk menghitungnya. Seandainya air lautan dan
seluruh jagad raya ini dijadikan tinta, maka sampai habis tinta itu untuk
menuliskan nikmat Allah, maka tak kan pernah cukup tinta itu untuk
menuliskan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada seluruh mahluk di muka bumi
ini. Allah SWT telah berfirman:
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala
apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya (menghitungnya).
Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)”[QS Ibrahim:34].
Sebagai wujud rasa syukur kita pada Sang Maha Pemberi Rezeki,
maka sepantasnyalah kita membayar sedekah untuk berbagi dengan yang lain yang
membutuhkan. Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang
yang bersedekah. Ketika kita memancing ikan dengan umpan yang besar, maka kita
akan mendapatkan ikan yang besar. Akan tetapi sebaliknya, jika umpannya kecil,
maka ikan yang akan kita dapat pun ikan kecil. Ketika kita bersedekahnya
sedikit, maka tak patut kiranya kita berharap sesuatu yang banyak dari Allah
SWT.
Sedekah tak selamanya harus dibayarkan dengan uang atau bisa
disebut dengan materi saja. Tapi ketahuilah bahwa setiap persendian tubuh kita
juga memerlukan sedekah. Seperti hadits Rasulullah SAW bahwa
“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah
setiap harinya mulai matahari terbit...”
Hal itu menunjukkan bahwa kewajiban bersedekah itu dalam
rangka bersyukur atas nikmat Allah yang begitu besar dalam kehidupan kita.
Dalam hal sedekah, seperti yang diungkapkan di atas bahwa sedekah tidak hanya
berupa materi saja, namun sedekah bisa juga berbentuk non materi.Seperti hadits
Rasulullah saw. Bahwa “…Memisahkan [menyelesaikan perkara] antara dua orang
[yang berselisih]
adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraanya
atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata
yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk
menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan
dari jalan adalah sedekah”. Jadi, sedekah bisa dilakukan dengan berbuat
baik, misalnya mendamaikan orang yang sedang berselisih, menolong seseorang
naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya, berkata baik,
setiap langkah berjalan untuk melakukan shalat, serta
menyingkirkan suatu rintang dari jalan merupakan sedekah. Dari uraian yang
dijelaskan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa,
sedekah tidak hanya berupa materi saja, melainkan bisa juga
dengan non materi yaitu bersyukur atas nikmat Allah, menolong sesama, melangkah
demi kebaikan, berkata-kata baik yang membuat orang senang dan gembira,
serta memberi manfaat bagi orang lain merupakan sedekah.
B.Faedah Hadits Tentang Perbuatan Baik Adalah Sedekah
Dari hadits di atas ada enam faedah yang bisa kita ambil
manfaatnya, yaitu:
1.Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota
badannya pada setiap harinya mulai dari matahari terbit.Karena perkataan Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam
menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap
orang bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya
baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka
dia bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.
2.Hadits ini menunjukkan keutamaan berbuat adil di antara
dua orang yang berselisih. Dan Allah
Ta‟ala telah mendorong kita agar berbuat islah (perdamaian).
3.Dalam hadits ini terdapat dorongan untuk menolong saudara
kita, karena melakukan seperti ini termasuk sedekah. Baik dalam contoh yang
diberikan oleh Rasul shallallahu „alaihi wa sallam dalam hadits ini atau
perbuatan lainnya.
4.Hadits ini memberi motivasi untuk berkata dengan perkataan
yang baik. Hal itu bisa berupa dzikir, membaca, ta‟lim (memberikan pelajaran),
berdakwah dan lain sebagainya.
5.Dalam hadits ini juga ditunjukkan mengenai keutamaan
berjalan ke masjid.
Dalam hadits ini terdapat keutamaan menyingkirkan gangguan
dari jalanan.
BAB III KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas yaitu pada
Hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah, terdapat enam bentuk
sedekah non materi yaitu:
1.Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap
anggota badannya pada setiap harinya mulai dari matahari terbit.
Karena perkataan Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang bersyukur kepada
Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada
tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia bersyukur kepada
Allah karena nikmat ini.
2.Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah.
3.Tolong-menolong antar sesama adalah sedekah.
4.Berkata-kata baik yang membuat orang lain senang adalah
sedekah.
5.Berjalan menuju ke masjid untuk shalat adalah sedekah.
6.Menyingkirkan suatu yang menjadi penghalang di jalan
adalah sedekah.
B.Saran
Sebagai pembaca dan pendengar, kami harap tidak hanya
memahami tentang sedekah
yang non materi dari makalah ini saja. Tetapi bacalah
buku-buku sebanyak mungkin agar
pengetahuan tentang hadits yang mengenai sedekah lebih luas.
Dan kami sebagai penulis
mengakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan, kami dengan
senang hati menerima saran dan pembenahan dari para teman pembaca atau
pendengar.
HADIST TENTANG SEDEKAH DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
I.PENDAHULUAN
Sebagai umat Rasulullah saw, mendengar kata sedekah tentu
bukan hal yang asing. Sedekah sering kita artikan dengan memberi sesuatu yang
kita miliki kepada orang orang lain baik dalam bentuk materi maupun non materi.
Apakah sesederhana itu sedekah yang sebenarnya? Tentu tidak.Dengan kita
mengetahui pengertian sedekah yang sebenarnya, bentuk-bentuk sedekah, manfaat
dari sedekah, dan juga hal-hal yang berhubungan dengan sedekah itu sendiri maka
akan mendorong kita untuk dengan senang hati
bersedekah. Sehingga sedekah yang kita lakukan adalah
benar-benar sedekah. Hal lain yang berhubungan dengan sedekah misalnya tanggung
jawab. Sebagai makhluk sosial pastinya kita tidak dapat lepas dari peran
orang lain. Oleh karenanya dalam bersedekah perlu adanya
tanggungjawab
sosial. Melihat pertanyaan diatas dan juga pentingnya
menggali lebih dalam tentang sedekah. Jadi kami akan membahasnya lebih
jauh dalam makalah ini yaitu sedekah dan tanggungjawab sosial.
II.HADIST
a.Hadits tentang anjuran menyegerakan bersedekah
عَنْ سَعِيدْ بِنْ خَالِدْ عَنْ حَارِثَةْ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ يَقُوْلُ :
تَصَدَّ قُوْا فَإِنَّهُسَيَأْتِيْ عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ
الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَيَقُوْلُ الَّذِيْ يَعْطَاهَا لَوْ جِئْتَ
بِهَا بِاْلَا مْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأًمَّا اْليَوْمَ فَلَا حَاجَةَ
لِىْ بِهَا (أخرجه البخاري والنسائ)
Artinya:“ Dari Said bin Kholid bin Kharisah, Rosuluallah SAW
bersabda: Bersedekahlah kamu, karena sungguh akan datang suatu masa
yang pada masa itu seorang laki-laki pergi membawa sedekah,
lalu tidak ada orang yang mau menerimanya, lalu berkatalah orang yang mau
diberi sedekah: sekiranya kamu membawa sedekahmu kemarin, tentulah aku
menerimanya. Adapun pada hari ini aku tidak membutuhkannya lagi.[1] (HR.Bukhari
dan Nasai)
عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبِ , قَالَ : رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله
عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ” تَصَدَّ قُوْا, فَسَيَأْتِيْ
عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ
مَنْ يَقْبَلُهَا ” ( أخرجه الطبراني)
Artinya:”Dari Kharisah bin Wahbi, Rosuluallah bersabda:
Bersedekahlah kamu, maka nanti akan datang suatu zaman yang akan kamu jumpai
yaitu:seorang laki-laki sedang berjalan membawa sedekahnya, tetapi dia tidak
mendapati orang yang akan menerima sedekah”.[2] (HR.Tabrani)
b.Hadits tentang manfaat sedekah
عَنْ اَنَسْ بِنْ مَالِكْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمْ تَصَدَّقُوْا فَإِنَّ الصَّدَقَةَ
فَكَاكُمْ مِن النَّارِ (رواه الدارقطنى والطبرانى وأبو نعيم
والبيهقى وابن عساكر)
Artinya :“ Dari Anas bin Malik berkata, Rosuluallah SAW
bersabda:bersedekahlah, karna sesungguhnya sedekah itu bisa mencegah dari
api neraka”.[3]
c.Hadits tentang orang yang suka bersedekah dan orang yang
kikir
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةْ أنَ رَسُوْلُ الله صَلَى الله عَلَيْهِ
وَسَلَمْ قَالَ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيْهِ إٍلَّامَلَكَانِ يَنْزِاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَلَّلهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقَا خَلَفًاوَيَقُوْلُ الاخَرُ: اَلَّلهُمَّ
أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا. (رواه البخاري)
Artinya: Hadits Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi SAW
bersabda: “Tidak
ada hari dimana hamba-hamba Allah berada di waktu pagi
melainkan ada dua malaikat yang turun, dimana salah satu di antara keduanya
berdo’a:
“Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang suka
berinfaq”. Dan malaikat lain berdo’a: ”Wahai Allah binasakanlah orang yang
kikir”[4]
(HR.Bukhori)
d.Hadits tentang tanggung jawab sosial
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنَ النَّبِيِّ
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ قَالَ مَثًلُ
اْلقَا ئِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَاْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ
قَوْمِ اسْتَهَمُوْا عَلَىى سَفِيْنَةِ فَأَصَابَ
بَعْضُهُمْ اَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَنَا الَّذِيْنَ
فِيْ أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقُوْامِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا
عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِبٍيْنَا
خَرْقَا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ
يَتْرُكُوْهَمْ وَمَاأَرَادُوْاهَلَكُمْ جَمِيْعًاوَإِنْ
أَخَادُوْعَلَى أَيْدِيْهِمْ وَنَجَوْا جَمِيْعًا. (رَاوَه
البخاري والترمذي)
Artinya: ”Perumpamaan orang yang teguh menjalankan ajaran
Allah dan tidak melanggar ajaran-ajaran-Nya dengan orang yang terjerumus dalam
perbuatan melanggar ajaran Allah, adalah bagaikan satu kaum yang
melakukan undian dalam kapal laut. Sebagian mendapat jatah
diatas dan sebagian lagi mendapat jatah dibawah. Penumpang yang berada dibawah,
jika mereka hendak mengambil air, mereka harus melewati penumpang yang
berada diatas. Lalu mereka berkata “seandainya kita lubangi
saja kapal ini, maka kita dapat mengambil air tanpa mengganggu penumpang
diatas.Jika perbuatan mereka itu mereka biarkan, maka semuanya akan binasa
(tenggelam). Namun jika mereka mencegahnya maka semuanya
akan selamat”.[5]
(HR.Bukhoridan Tirmidzi)
III.PEMBAHASAN
a.Pengertian Sedekah
Shodaqoh adalah pemberian yang dilakukan secara sukarela ,
ikhlas, atau tanpa pamrih, semata-mata untuk mengharap ridlo Allah SWT yang
memiliki nilai social, menolong atau membantu kesulitan yang tengah dialami
oleh
orang lain.[6]
Sedekah itu pada hakikatnya adalah ujian dari Allah swt.
pada jalur hablum minannaas. Oleh karena itu, seperti ibadah-ibadah lainnya,
bersedekah harus memberikan yang terbaik dan tidak perlu
diketahui oleh orang lain, cukuplah Allah dan kita.[7]
b.Bentuk-bentuk sedekah
Sedekah itu bukan hanya dalam bentuk materi saja,
pengertiannya cukup luas, mencakup memberikan kegembiraan kepada saudara,
melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, memberi petunjuk orang yang tersesat
jalan, menyingkirkan gangguan dari tengah jalan, dan
lain sebagainya.[8]
Sedangkan dalam bentuk materi cukup jelas, Ali bin Abu
Thalib berkata :
“ Bahwa Allah Ta’ala mewajibkan orang-orang kaya bershodaqoh
dengan harta mereka menurut ukuran kebutuhan fakir miskin di antara mereka.Maka
jika fakir miskin itu lapar, tidak mempunyai pakaian dan menderita,
lalu orang-orang kaya enggan bershodaqoh; maka pasti Allah
menghisab dan menyiksa mereka di Hari Kiamat.” Dari Ibnu Umar r.a. berkata
:”Dalam hartamu terdapat hak orang miskin selain zakat.”[9]
Lebih diutamakan mengeluarkan sedekah secara diam-diam dan
hendaknya sedekah dikeluarkan dengan kerelaan hati, tanpa disertai kata-kata
yang menyakiti orang yang membutuhkannya. Sedekah yang dikeluarkan ketika
pemiliknya dalam kodisi sehat adalah lebih afdhal, demikian juga bersedekah
kepada kerabat dan tetangga adalah lebih afdhal daripada bersedekah kepada
orang lain atau orang-orang yang tempatnya jauh.[10]
c. Manfaat Sedekah
Manfaat sedekah seperti yang dikatakan dalam hadist diatas
yaitu dapat mencegah seseorang dari panasnya api neraka.Sedangkan dalam hadist
lain menjelaskan bahwa sedekah dapat dijadikan sebagai pemberi syafa’at bagi
pelakunya. Didalam kubur dia mendapatkan
kesejukan berkat sedekahnya dan terhindar dari panasnya
kubur. Demikian pula di hari kiamat, ia akan mendapatkan naungan dari amal
sedekahnya,padahal ketika itu kebanyakan manusia berada dalam kepanasan yang
tiada
taranya.Dalam hadist lain juga disebutkan bahwa
sedekah itu dapat menolak
kemurkaan Allah.[11]
Sedekah benteng dari kehancuran. Dalam hadist Riwayat
al-Khatib melalui Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa obat yang paling mujarab untuk
menyembuhkan orang-orang yang sakit ialah dengan memperbanyak bersedekah
( selain dari berobat sebagai usaha lahiriah), dan banyaklah berdo’a memohon
keselamatan untuk menolak bala.[12]
Dalam Al-Qur’an dikisahkan tentang Nabi Musa as yang meminta
agar Allah SWT menghilangkan adzab dari sutu bangsa. Allah menjawab bahwa Adzab
tersebut sudah terlanjur ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi
ini. Dismping itu, pernyataan Allah yang sangat penting adalah “adzab itu
tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara dirinya, menafkahkan sebagian
rizkinya, dan beriman kepada ayat-ayat-Ku”. Jadi shodaqoh juga dapat
menyelamatkan bangsa.[13]
Shadaqah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamka
api.[14]
Manfaat sedekah bagi sosial masyarakat diantaranya yaitu
terciptanya lapangan kerja,mengurangi angka kriminal, dan memperkuat tali
ikatan keluarga dan masyarakat.[15]
Semoga ber manfaat Amiin...